Euis Rohayati

Saya adalah guru yg bertugas di SMPN 1 Pangandaran, sekolah yg terletak di pesisir pantai Pangandaran yg eksotis, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Menulis mer...

Selengkapnya
Navigasi Web
Terjebak Harummu

Terjebak Harummu

Sore yang mendung, Kinar memutuskan untuk pergi jalan-jalan sendirian. Meskipun mendung tetapi langit selatan terlihat terang. Sebenarnya tempat yang dituju tidak pasti entah mau kemana, yang penting jalan-jalan saja karena Kinar seharian di rumah berkutat dengan pekerjaan yang tak ada jejaknya, nyapu, ngepel, nyuci, nyetrika, dan beres-beres. Sementara suaminya masih bekerja belum pulang. Bahkan menjelang akhir tahun ini malah banyak pekerjaan yang harus diselesaikannya, sehingga tidak heran kalau pulangnya selalu malam karena lembur.

Akhirnya sampailah Kinar di sebuah kedai favoritnya. Dia langsung tertuju ke sana karena sudah lama tidak menyantap makanan kesukaannya, yakni bakmi. Hanya bakmi di sini yang menurut Kinar enak dan nyaman tempatnya. Setelah memesan bakmi dengan topping kekian, pesanan itupun datang tanpa menunggu lama. Kinar langsung menyantapnya dengan elegan. Tidak lama kemudian, sepasang kekasih keluar dari mobil dan datang ke kedai itu untuk memesan bakmi. Kinar tidak memedulikan kehadiran mereka. Dia asyik menikmati kuliner ini sampai titik kuah penghabisan.

Samar-samar Kinar menghirup aroma parfum yang tidak begitu asing dalam penciumannya. Sambil memainkan sendok es teh manis, Kinar mencoba mengingat-ingat sosok di balik parfum ini. Ya, dia ingat sekarang. Temannya yang wangi parfum ini saat mengikuti pelatihan tempo hari di sebuah hotel. Kinar suka dengan wangi parfum ini namun dia tidak menanyakan apa merknya karena malu. Sambil mengulur-ulur waktu, Kinar tidak langsung beranjak pulang meskipun bakminya sudah habis. Dia masih menikmati wangi parfum itu. Tiba-tiba seorang ibu paruh baya masuk ke kedai dengan membawa kantong dan menawarkan cairan pencuci baju sekaligus pewanginya. Kebetulan sabun cair pencuci baju di rumah Kinar mau habis. Kinar menerima tawaran ibu tersebut dan mencoba membuka botolnya untuk menghirup wanginya. Lho... Koq wanginya? Ibu penjual itu tersenyum sambil berkata, "Itu biasa yang dipakai di laundry mbak. " Owalah... Kinar tidak menyadari, karena seumur hidupnya dia tidak pernah mencucikan bajunya ke laundry.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Salam literasi

30 Dec
Balas

Salam literasi Bunda

30 Dec



search

New Post