Masih segar dalam ingatan saya saat kami akan ke Jakarta untuk memenuhi panggilan Dirjen Pendis yang akan melepas keberangkatan kami para delegasi Study Visit ke Finlandia. Saya berangkat berdua dengan seorang teman dari provinsi yang sama. Teman tersebut menyanggupi untuk sekalian membelikan tiket pesawat. Saya masih ingat melalui WA teman tersebut mengirim pesan bahwa kami akan berangkat dengan pesawat garuda jam 7.00 WIB dari Bandara Internasional Minagkabau.

Saya diantar oleh suami, dan dijalan teman tersebut ikut dengan kami. Kami merasa tidak terlalu terburu – buru karena sudah di chek in oleh teman tersebut. Sampai di ruang keberangkatan tepatnya di loket chek in, saya heran mengapa tidak ada orang yang antri, padahal masih pukul 6.00 WIM, ketika kami Tanya ke petugas dijawab bahwa semua penumpang sudah naik pesawat dan panggilan terakhir untuk kami sudah 3 kali.

“Ya Allah, cobaan apa lagi ini ?

“ Pak Tolong kami pak”. Tolong usahakan kami bisa naik pak.

“ Kami coba dulu ya buk”. Jawab petugas tadi, sambil mencoba menghubungi petugas kabin.

“ Ternyata pintu pesawat sudah ditutup dan pesawat sudah siap take off.

Rasanya persendian kami jadi lemas dan saya minta teman tadi mencek tiket kami yang dikirim oleh biro Travel. Ternyata memang keberangkatan kami jam 6.00 WIB dan ternyata teman saya tadi tidak mengurus dan membeli sendiri tiketnya, tapi malah minta tolong lagi kepada orang lain. Setelah dikirimkan tiketnya tidak pula diteliti dengan benar, malah mengatakan kepada saya berangkatmya jam 7.00 WIB. Dia sendiri tidak tahu mengapa beranggapan dan merasa berangkatnya jam 7.00 WIB.

Tanpa memperpanjang masalah kami cari pesawat lain dengan penerbangan yang paling dekat. Syukur kami dapat tiket jam 7.00 WIB dengan pesawat lain dengan harga sangat mahal, tapi dengan pelayanan yang sangat kurang. Sebuah pelajaran berharga tentang sebuah ketelitian dan kehati – hatian. Chek and Rechek itu penting. Teman saya tidak membaca dengan teliti jadwal dan tiket yang sudah dikirim kepadanya dengan teliti, dan saya percaya saja tanpa meminta dia untuk mengirim jadwal dan foto tiketnya. Saya dengan yakinnya percaya pada jadwal yang dikatakan tanpa melihat dengan mata kepala saya sendiri.

Harga yang cukup mahal untuk sebuah ketidak hati – hatian..