Pasrah, dalam luar ruang rindu
#tagar. Hari ke-10 (30 hari menulis)
Menunggunya disini
Dengan alunan angin yang menumpas sepi
Dengan air yang mengalir kasar berpendar
Secangkir rindu telah kunikmati
Sedang kuseduh bersama darmaga kedinginan
Atau apalah arti aku ini
Lelaki yang cintanya tak pernah ia harapkan
Aku hampir saja menyerah
Setalah pulang ia benar-benar berubah dengan dramatisnya
Apalah arti cinta tulusku
Jika nyatanya masih kalah dengan mimpi yang ia geluti
Aku menyerah, menunggunya
Aku pasrah menghadapi keadaanku yang mulai sepi
Sekian
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Wow puisi yang indah dan mengingatkan kegelisahan jiwa... semoga ketemu obatnya