Eva solina

Guru SMP N 1 Barumun Tengah, Padang Lawas. Memilih berbicara lewat tulisan karena kewalahan mengungkapkan kata dengan berbicara. 25 Years old A w...

Selengkapnya
Navigasi Web
Welcome to the jungle, love!

Welcome to the jungle, love!

2016 yang menegangkan sekaligus melegakan untuk pendidikanku, menegangkan untuk masa depanku. Bagaimana tidak? Jadwalku amburadul. Kupilih lima sekolah yang telah melewati seleksi, tempat kulayangkan lamaranku. Ada yang jauh dan berkualitas, ada juga yang dekat dan disarankan Bou. Aku selalu berusaha melakukan yang disarankan tetuaku dan tidak mengikuti keinginanku melulu. Karna aku takut menemui penyesalan dipersimpangan jalanku nanti.

Diperjalanan menemui kekasihku diangkot 11 warna kuning, handphoneku berdering. Kujawab panggilan nomor baru tersebut. Dalam hatiku tenang dan percaya diri bahwa itu adalah salah satu dari sekolah yang kulamar. " Halo, dengan ibu Eva Solina?" Begitu tanya seorang pria diujung telfon. Benar saja, itu adalah panggilan interview. Aku senang namun juga sedikit dongkol karna otakku kalah dari hati yang menang bersama takdir pilihan bou. Aku turun dari angkot dan menaiki becak kembali kerumah untuk ganti busana. Sebab style-ku bukan untuk interview, ditambah lagi sekolah tersebut memang mewajibkan untuk memakai rok.

Kutanya satpam sekolah dan menuju ke ruang yang diarahkan. Aku dipersilahkan duduk menunggu. Kupakaikan headset dan memainkan game yang biasa kumainkan bersama kekasihku. Tiga orang telah berlalu keluar ruangan tersebut. Aku santai dan memang tak merasa gugup atau takut karna itu bukan interview pertamaku. Dua kursus dan sekolah telah kulalui tapi hanya sebagai pekerjaan sampingan dulu saat masih kuliah. Dulu hanya untuk mengasah kemampuan kali ini tempat menggantungkan periuk.

Kuakui aku sangat percaya diri saat itu. Kupastikan aku diterima sebab aku memakai jurus Bahasa Inggris-ku menjawab semua pertanyaan mereka layaknya professional mereka terlihat jelas kagum setelah mengetahui aku sudah mengajar diberbagai tempat atau aku yang salah kaprah.

Interview selesai, kulanjutkan rencana hari itu bertemu kekasih entah untuk apa, aku lupa, mungkin melepas rindu. Kuceritakan dengan gembira dalam harap menunggu kabar selanjutnya. Ia merespon baik dan menyemangati, aku berhati-hati sebab saat itu ia berada dalam fase jenuh mengakhiri pendidikan strata satunya yang yang belum rampung. Kami saling menyemangati.

Kuatur nada panggilan handphone-ku divolume tinggi agar tak ada panggilan yang terlewatkan. Bahkan aku sengaja membawa handphone-ku dikamar mandi kala itu dan benar saja layarku memunculkan nama Islamic center saat aku hendak mandi. Kubenarkan suaraku, aku aku diterima. Welcome to the jungle.

Aku beruntung diberi fasilitas sepeda motor oleh bouku membuatku bisa kesana kemari mengais rezeki dari pintu ke pintu. Keuangan keluargaku memburuk saat itu memaksakanku tetap melanjutkan les private-ku di Durung bahkan menambahkan Les private disatu tempat lagi sebab mereka ingin anak mereka seperti anak lesku juga kemampuan Bahasa inggrisnya.

Aku memutuskan pindah dari rumah bou dan menyicil sebuah sepeda motor dari uang sisa biaya wisudaku. Sebab saat wisudaku aku menghemat dengan tidak melakukan hal yang sama dengan orang lain seperti tidak menjahitkan baju kebaya, meminjam sepatu temanku yang kami beli di monja bahkan makeup sendiri. Dua adikku da satu keponakanku tinggal di satu kontrakan di Gurilla. Menjadi yang tertua diantara mereka membuatku mengurus keuangan, makanan dan lainnya.

Sangat melelahkan. Bagaimana tidak? Aku kembali lagi menambahkan satu Les lagi plus satu sekolah lagi. Begitulah caraku menjalani 3 tahun yang melelahkan. Pukul 09:00 malam menjadi jadwalku pulang setiap hari selain minggu. Aku selalu ingat yang paling kubenci saat itu "Hujan". Akan sangat menyedihkan bagiku naik sepeda motor menembus hujan dan malam meski pakai mantel hujan. Kekasihku pernah menjemputku dari Setiabudi ke Durung yang memakan waktu kurang lebih satu jam dan mengantarku pulang kerumah yang hanya berjarak 10 menit berkendara. Berkali-kali ia mengantar dan menjemputku ke Primagama karena hujan dan pulang kesasar. Menunggu di loket "Sutra" pagi buta karna khawatir demi menemani aku dan Desi gilak bertualang ke Dwi warna sebelum dihantam longsor. Memesankan tiket lebaran dan menunggu di pinggir jalan tengah malam untuk menjemputku ahhhh sudahlah banyak sekali tak terceritakan. Aku berkeluh kesah padanya membuatku nyaman bersamanya. Bahkan mungkin yang kami jalani terlalu banyak dukanya. Namun 3 tahun terlewati hati masih memilih tinggal meski raga terpisah oleh jarak. Ia diterima bekerja di daerah lain. Finansial membaik namun waktu yang memburuk.

Sibukku tak terobati lagi dengan minggu bersama, makan dan menonton atau sekedar bermain " Candy Crush Saga". Yang ada hanya rindu, sepi dan masuk angin.

2017 kucoba peruntungan CPNS di Aceh meski belum pernah kesanad tak ditemani kekasih, tetapi tetap kucoba demi hidup yang lebih baik. Ia membantuku mengisi dompet meski hasilnya gagal. 2018 kutemui buntu dihidup dan mencoba Cpns lagi sebagai solusi. Ini akan sangat panjang akan kuceritakan nanti-nanti.

Bye. ...

Anak lesku sudah datang.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sy jg pernah bu, pagi ngajar di swasta, sore di tpa, malam msh private dan cukup lama jg. Niatkan mencari ridho Allah, smg suatu saat akan berhsl mjd PNS

05 Mar
Balas



search

New Post