Layaknya sebuah peraturan yang akan diberlakukan pada sebuah komunitas, instansi , sekolah, kelas dibuat atau disepakati bersama oleh anggotanya. Peraturan tersebut akan menjadi tanggungjawab bersama untuk menegakkannya. Tak perlu tekanan dari atas jika peraturan tersebut sudah menjadi milik bersama.

Begitu juga di kelas, jika peraturan sudah dibuat guru bersama siswa maka semua peraturan tersebut sudah menjadi keyakinan kelas. Siswa akan tahu apa manfaat jika mematuhinya dan apa akibat jika melanggarnya.

Sudah jamak terjadi sebuah peraturan yang disepakati seiring waktu mulai melemah, mulai terlihat pelanggaran-pelanggaran di sana sini. Tinggal beberapa orang saja yang setia menjalankannya. Biasanya para pimpinan menegur di saat rapat kelas, agar pesan itu efektif dan sampai ke semua anggota. Namun ada kalanya pimpinan memukul rata kesalahan tersebut dan lupa memberi apresiasi terhadap anggota yang patuh dan taat peraturan. Nah, disinilah suasana rapat atau briefing menjadi tak enak. Mungkin akan lebih baik jika pimpinan melempar permasalahan yang terjadi kepada anggota, karena semua peraturan itu dibuat bersama. Anggota bisa diminta klarifikasi atau alasan mengapa dia menjadi kendor menjalankannya. Apa kendala yang dihadapi atau ada bagian dari peraturan yang harus diperbaiki.

Kita pun bisa menerapkan hal ini di kelas. Daripada mengomel atau marah tak keruan lebih baik kita bahas dengan siswa secara terus terang. Kita coba mendengarkan mereka, bukan hanya berharap siswa yang mendengarkan kita (guru). Imbang, jangan main pukul rata. Dengarkan jangan hanya minta didengarkan.

*

Payakumbuh, 3 Januari 2023

#tantangangurusiana_23