Antri
Antri
Bunda Evi
***
Tati dan Nisa, dari jam 07.00 sudah ngantri di depan salah satu Bank di kotanya, ini karena ada proses pencairan dana dari pemerintah. Mereka heran sepagi ini sudah banyak yang antri, dengar cerita ada yang antri dari subuh tadi agar mendapat antrian dekat, karena jika datang terlambat bisa-bisa dapat nomor antrian jauh bahkan tak sempat terlayani. Masa pandemi saat ini, banyak sekali pencairan dana, ada dana prakerja, dana UMKM, dana BLT dan dana batuan hibah untuk sekolah. Semua bank penuh dengan manusia untuk mengurus pencairan dana sesuai kebutuhan masing-masing nasabah. Bahkan pagi ini sangat ramai yang antri menyebabkan salah satu nasabah marah-marah pada petugas keamanan bank agar cepat membuka teller dan CS demi melayani masyarakat. Tati dan Nisa yang dari tadi pagi menunggu hanya diam termanggu melihat suasana di depan halaman bank.
Saat pak Satpam membagikan nomor antrian, semua nasabah berebut dan tidak tertib, Nisa terbenggong melihatnya, dalam hati dan pandangannya terbayang murid PAUD di sekolahnya selalu antri rapi saat hendak cuci tangan, masuk kelas, berbaris dan saat makan bersama, mengapa begitu susah yah, masyarakat kita untuk membudidayakan antri, batinnya. Nampak semraut dan tak enak dipandang, Tati dengan singgap ikut berebutan nomor antian, karena takut tak kebagian , dan Nisa hanya duduk terdiam penuh keheranan menyaksikan sahabatnya itu ikut dalam kerumuan barisan nasabah yang lain.”Alhmdulillah nis, kita dapat nomor antrian 18, tak palah jauhlah”, biar cepat kelar urusan buku nomor rekening, capek kalau harus bolak-balik, mana kita harus kesekolah untuk kegiatan daring dan luring, bisa-bisa ibu kepala sekolah marah nih, bisa gawat celetuk Tati pada Nisa, dan Nisa hanya tersenyum kecut melihat ekspresi sahabatnya itu.
Saat didalam bank, sambil menunggu nomor antrian, tanpa sengaja Nisa bertemu teman sekolah dulu mereka saling menyapa, “loh…Nis, ngapain”, aku mau buka rekening ly?, “oh…uda dapat nomor antrian”? sudah, nomor berapa18, “sini ku tukar dengan nomor antriannya ku yah”, aku mau ke sekolah anakku dulu ya, dengan cepat sahabat Nisa, ely menukar nomor antiannya menjadi nomor 5, wah… makasih ya ly, baik banget ,ok, sama-sama Nisa. Kadang rezki itu memang tak disangka-sangka yah, aku tersenyum dan bersyukur pada Alloh dan kulihat Tati sedang melakukan kegiatan zoom meeting sambil menunggu nomor antrian kami dipanggil, semua bisa dilakukan. Dan saat di dalam bank masih terlihat pada antian CS, budaya antri dan tidak sabaran nasabah menunggu nomor antrian dipanggil sering menyerobot nomor antrian nasabah lainnya. Berbeda dengan suasana diteller masih terlihat aman dan tertib. Tapi pegawai dan para satpam dengan ramah dan sopan menyapa para nasabah yang tidak tertib dan sabaran.
Esoknya bu Nisa membuat video tentang membudayakan antri serta manfaatnya buat anak-anak di PAUD. Teman-teman tahu nggak apa itu budaya antri ? iya budaya antri adalah kebiasaan dimana seseorang atau kelompok berada pada garis tunggu untuk mendapatkan pelayaan. Budaya antri harus ditanamkan sejak dini, yuk kita lihat video ini . Bu Nisa memperlihatkan bagaimana semut berbaris rapi, sekumpulan bebek saat meyebrang jalan berbaris rapi, serta video saat anak-anak lagi antri mengambil air wudhu saat praktek belajar disekolah. Nah…kita sebagai makhluk ciptaaan Alloh harus menjadi umat yang terbaik bisa membiasakan tertip, rapi dalam berbaris, menunggu giliran cuci tangan, dan bergantian dalam memakai alat mainan di sekolah juga dapat mengembalikan buku serta alat bermain ketempatnya semula dengan baik. Sambil bu Nisa memberikan contoh bagaimana menyimpan serta merapikan barang-barang yang sudah dipakai ketempatnya semula. Nah…anak ibu guru yang solih, kirimkan video atau foto kegiatan saat melakukan kegiatan dirumah yang mencerminkan sikap tertib, rapi dan mampu menerapkan budaya antri ya.
Setelah satu minggu, maka di grup WA sekolah bersama orang tua sudah banyak mengirimkan video dan foto pembelajaran tentang menerapkan budaya antri, gambar antri dan tertib menunggu giliran mengaji saat dirumah bersama orang tua, dan ada juga kiriman foto dari orang tua, zura lagi menyusun sepatu dan sandal di rak sepatu. Dan juga video saat anak tertip membuang sampah kekeranjang sampah. Dan video lucu Reyhan menegur kakak-kakak di mini market yang meyerobot antrian mama Reyhan, papanya mengabadikan dalam vidio dan dikirim ke grup sekolah. Bu Nisa senang sekali melihat semua foto dan video anak-anak, kerinduan semakin memuncak, dan semoga anak-anak dapat menerapkan budaya antri dan tertib kelak hingga dewasa. Karena kita menginginkan negara kita menjadi negara yang tertip, teratur serta rapi dan itu dimulai dari sejak dini.
Tantangan menulis hari ke-173
Kampung Dalam, 22 Oktober 2020

Antri saat bermain
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Tulisan yang apik dan keren. Betul ...budaya antri harus ditanamkan sejak dini. Barokalloh bunda Evi.
Cernak nan menawan mengajarkan kebaikan. selau antri. sehat dan sukses selalu bucantik
Sukses& Berkah berkarya
Aamiin mksh pak
keren Bucan, cerpennya bermuatan karakter
Mksh bunda
Sip Bu. Ayo kita budayakan antre di mana pun dan kapan pun. Mantap ulasannya. Salam literasi.
Siap Bun, mksh salam literasi
Mantap ibu ini karakter untuk mendidik anak disiplin dan bersabar ya bu sukses selalu
Benar Bun, paling gemes lihat orang yg kurang bisa antri dalam.hal apapun, sukses selalu
Benar Bun, paling gemes lihat orang yg kurang bisa antri dalam.hal apapun, sukses selalu
Ulasan yg ok banget,Bu. Budaya antri kelihatannya belum memasyarakat...salam sukses,bu
Mksh Bu cicik , benar Bu bnyk masyarakat kita yg blm sadar pentingnya budaya antri.
Tulisan yang keren, sayangnya paragrafnya terlalu panjang, Bunda. Semoga sukses selalu ya Bun
Iya Bun, mksh sarannya sukses selalu