Evi Nursari

Ibu dari 2 anak dengan profesi sebagai guru di Al Azhar Syifa Budi Cibubur Cileungsi. Menulis adalah hal yang menyenangkan saat mulut tak sanggup mengungkapkan ...

Selengkapnya
Navigasi Web

U15 (Tantangan Hari ke-5 #TantanganGurusiana)

Siang tadi sebuah pesan masuk ke ponselku. Sekilas terbaca pesan terakhir berbunyi "sedikit demi sedikit melangkah ke profesional di liga-liga"

Ah paling hanya iklan pikirku. Lalu kumasukkan ponselku ke kantung jaket dan segera kupacu kendaraanku. Hari ini aku terlambat menjemput sulungku karena rapat rutin hari ini membahas banyak hal, jadi butuh waktu agak lama. Dan sulungku pasti sudah menunggu lama.

Sesampainya di rumah barulah ku baca satu persatu pesan yang masuk. Mulai dari murid yang belum paham dengan materi di kelas, grup sekolah, dan terakhir kubuka di pesan yang tadi siang kupikir hanya iklan.

Masya Allah ternyata pesan dari orang tua muridku 4 tahun yang lalu. Meminta doa restuku untuk kesuksesan anaknya. Masya Allah Bujangku (begitu biasanya panggilan kesayanganku untuknya) ternyata masuk putaran nasional Soeratin U15 di Yogyakarta 16 Februari-1 Maret nanti.

Ingatanku melayang kembali ke masa 4 tahun lalu. Masa-masa saat aku menjadi wali kelas Bujangku. Bujangku sangat mencintai futsal, sementara kedua orang tuanya menentang. Mereka menginginkan Bujangku berhenti ikut ekstrakurikuler futsal karena merasa futsal sudah mengganggu konsentrasi belajar. Memang, nilai-nilainya sangat jauh di bawah kakaknya, yang kebetulan juga muridku di tahun sebelumnya.

Orang tuanya meminta aku untuk merayu Bujangku agar mau berhenti futsal dan lebih fokus belajar. Sementara kulihat Bujangku sangat menikmati futsal. Tak sampai hati rasanya klo aku harus menghentikan kecintaannya terhadap futsal. Semakin dilarang, dia semakin berontak. Hasilnya, jadilah dia bermain petak umpet bersamaku dan kedua orang tuanya.

Bujangku memang orang yang teguh pendirian. Dia tidak mudah dirayu, dia tidak suka diatur-atur, dia tidak pernah mau mengikuti arahan kedua orang tuanya. Dia sering kali beradu pendapat dengan kedua orang tuannya.

Sebagai ibu di sekolah, aku mencoba bernegosiasi dengan Bujangku. Karena kulihat kecintaannya terhadap futsal jadi kubuat perjanjian yang kami sepakati bersama. Aku akan membantu Bujangku meluluhkan hati kedua orang tuanya dengan catatan dia juga harus membantuku dengan cara belajar yang rajin agar prestasinya meningkat.

Kesepakatan berjalan lancar dan berhasil dilakukan, meski dengan perjuangan yang tak ringan. Kedua orang tuanya mau mengikuti semua saran-saranku. Hingga akhirnya Bujangku lulus dan masuk ke jenjang sekolah yang lebih tinggi.

Lama aku tak mendengar kabar tentang Bujangku. Aku hanya sesekali saja melihat di media sosial, Bujangku masih berkutat dengan bola. Rupa Bujangku tak main-main dengan kecintaannya. Hingga akhirnya hari ini aku mendengar kabar Bujangku mulai menuju tingkat nasional. Namun bedanya sekarang bukan futsal, tapi sepak bola.

Tak apa nak, apapun profesi yang kau pilih aku selalu berdoa untuk kesuksesanmu. Tak ada yang lebih membahagiakan bagi seorang guru selain melihat murid-muridnya sukses

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post