#TANTANGAN MENULIS HARI KE-71

“MAGNUM UNTUK PAK RAMLI”

Oleh: Fauziah Ridhwan

“Idih...Si Ayang lebay... kalo mo denger musik denger aja sendiri nggak usah satu ruangan diikutsertakan, karena musik kita hari ini berbeda, hehehe” Chery mencibirku sambil keluar ruangan, di pintu Chery berpapasan dengan Pak Ramli, terlihat dia membisikkan sesuatu, yang membuat Pak Ramli masuk dengan sumringah. Pak Ramli menyerahkan magnum pesananku. Hhmm, nyammynya udah kerasa di lidah. Aku persilahkan Pak Ramli memilih duluan dan seperti biasa dia tidak mau. Baru setelah aku memakan magnumku Pak Ramli mengambil satu dari dua magnum yang tersisa . Lalu izin pergi dengan alasan ada tugasnya yang belum selesai.

Selalu begitu, aku maklum tugas Pak Ramli emang lumayan banyak. Bedanya sebelum pergi Pak Ramli bilang, dia denger ibuk-ibuk yang lain cerita kalau aku lagi jatuh cinta, lalu mendoakan agar aku berjodoh. Aih, tulus bhanget CS kantor yang satu ini, batinku. Entah mengapa aku mengaminkan doanya.

Dua minggu kemudian aku mendapat kabar Pak Ramli berhenti, karena anaknya sakit, dia digantikan oleh CS lain. Aku kurang dekat dengan CS baru, sehingga saat terima rapelan lembur aku masih ingat Pak Ramli. Kuputuskan datang sendiri ke rumahnya. Aku di sambut Pak Ramli dan Asih yang tergolek lemah di kasur usang. Asih mengenaliku, sambil salaman dengan terbata dia berusaha bilang terimakasih, magnum yang selalu kukirimkan untuknya enak sekali.