Fauziah,S.Ag.,S. Pd.,M. Pd.,Kons

Saya bunda dari tiga orang anak. Mendapatkan titipan mereka membuat saya merasa sempurna. Alhamdulillah. Kisah bersama keluarga tercinta adalah kisah yang serin...

Selengkapnya
Navigasi Web
TANTANGAN MENULIS HARI KE-73  BELANJA

TANTANGAN MENULIS HARI KE-73 BELANJA

#TANTANGAN MENULIS HARI KE-73

BELANJA

Oleh: Fauziah Ridhwan

Tadi pagi aku bersama Nak Dis ke pasar beli perlengkapan sekolahnya. Kami memasuki tiga toko yang semuanya menempelkan harga barang. Bukan supermarket, hanya toko yang terletak di tengah-tengah komplek perumahan dan pasar tradisional. Aku lebih suka belanja di toko seperti ini, karena kelemahanku nggak bisa nawar. Apalagi kalau penjual bilang, “modalnya A uni. Kami hanya ambil untung sedikit, yang penting laris, apalagi kondisi sekarang, kami harus bayar gaji pegawai” atau bilang “untuk uni udah saya kasih diskon.” Ngomongnya pake bisik-bisik lagi seolah-olah tidak mau di dengar pembeli yang lain. Padahal...untungnya udah berlipat, padahal...semua pembeli dibisiki hal yang sama dan yang sakitnya tuch di hati, pas kita bandingkan ke toko yang menempelkan harga pada barang-barangnya justru lebih murah.

Walaupun bukan supermarket, tapi cara berdagang dengan harga yang langsung tertera pada barang membuatku nyaman, kalau ada uang beli kalau nggak ya ditarok lagi, tanpa takut kemahalan. Aku pikir cara berdagang seperti ini juga bagus, karena semua orang yang membeli barang dilayani sama, dihargai sama, bukan mentang-mentang turun dari mobil trus harganya langsung berubah. Toh walaupun yang membeli itu orang kaya alias berduit, dia juga tidak mau kok membeli barang dengan harga yang lebih mahal dari orang lain. Beda ya kalau dia kasih tips atau tidak menerima kembalian. Begitu juga kalau yang beli, uangnya pas-pasan juga nggak merasa kena prank, karena harga barang yang dia beli sama dengan orang lain. Jadi nanti pulang dari pasar, gosip tentang harga barang dan kepintaran menawar jadi hilang.

Saya mikirnya cara berdagang dengan langsung menuliskan harga pada barang, atau menjual barang dengan harga yang sama pada semua pembeli adalah cara berdagang yang menyenangkan pembeli. Betapa tidak andai mak-mak rempong nggak bisa ke pasar karena ada bayi dan lain hal, tetap bisa minta tolong suami beliin serbet, jilbab, baju sekolah anak, alat tulis anak, tas sekolah anak dan lain-lain tanpa takut suami nggak bisa nawar, hehehe. Saya perhatikan pedagang yang menjual dengan cara seperti itu, makin lama makin berkembang, tokonya makin besar malah buka cabang baru. Apa karena pemikiran pembelinya sama dengan saya ya...nggak merasa dicurangi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren Zi, uni juga lebih nyaman belanja di mini market karna ndak pandai menawar harga

05 Jul
Balas

berarti kita sama ya uniku...

06 Jul

Topiknya hari ini belanja ya Bun...sip.

05 Jul
Balas

iya bun...belanja perlengkapan sekolah si bungsu ceritanya.

06 Jul



search

New Post