SENJA DI PENGHIJAUAN
Tanah airku Indonesia,negeri elok amatku cinta, tanah tumpah daraku yang mulia yang ku puja sepanjang masa...tak sengaja aku mendengar lagu ini di televisi..perasaan ini berubah menjadi pilu,menyayat hati membakar semangat jiwa.rasa kebangsaankupun timbul.kecintaanku kepada tanah air semakin dalam.liriknya yang menggambarkan keindahan alam Indonesia membuatku teringat pada alam tempat tinggalku. ku lihat jam di tanganku waktu menunjukkan jam 5. 45 pagi. Ella... Ella.. mamaku memanggil aku dari dapur bawakan makanan ini buat ayah ya nak" katanya, ayah belum makan rupanya ma, jawabku. Bergegas ku ambil sepedaku ku goes dengan kencangnya sampai aku tiba di suatu area persawahan yang terbentang luas,letaknya gak jauh dari rumahku.
Sejauh mata memandang terlihat dedaunan yang menghijau. di salah satu petak sawah terdapat pondok bambu berada di pojok sawah. Beberapa burung putih beterbangan di antara ayahku yang sedang merumput di sawah. kehadiran burung tersebut menambah indah suasana. sehabis sholat shubuh ayah selalu pergi ke sawah memperhatikan tanaman padinya. Kalau kerjaannya di sawah lagi repot biasanya ayahku pulang menjelang siang kalau sudah seperti itu maka aku atau mama mengantarkan sarapan pagi kesawah. aku duduk di tepi tali air yang mengalir jernih, ku pandang dedaunan padi yang menghijau sesekali aku menghentakkan kakiku di air tersebut sambil tertawa tawa kecil. ini adalah salah satu kekayaan yang dimilki negeriku indonesia, tanahnya yang subur membuat tongkat kayu dan batu jadi tanaman.
lagu rayuan pulau kelapa dulu sering aku nyanyikan di kala aku duduk di bangku sd kelas 1 dan 2 tapi pada saat itu aku belum mengerti makna dari lagu itu ketika lagu itu dinyanyikan aku merasa biasa saja sama sekali tidak menyentuh hati.sekarang aku sudah kelas 5 sd dalam pelajaran ppkn sering di tanamkan nilai nilai kebangsaan jadi sedikit banyak aku sudah mulai paham..bapakku sering cerita tentang keindahan tanah air indonesia. betapa kita sangat beruntung lahir dan tinggal di sini katanya.
Lima belas menit berlalu suara handphone berdering, kring..kring..kring..kring..dari jauh ku lihat ayahku mengangkat handpone, ya assalamualikum..iya bang dalkit,aku lagi berada di sawah..iya kami gak ke mana mana. padiku sudah berusia 2 bulan, datanglah kata bapakku rupanya yang menelepon itu adalah uwakku yang tinggal didaerah tembung.setelah selesai membersihkan diri bapakku mengajak aku sarapan pagi..kamu belum makan kan ayo makan kita kata bapakku..makan di sawah sangatlah nikmat udara pagi yang sejuk menambah nikmatnya sarapan pagi. Kalau sudah begini napsu makankupun bertambah apalagi di temani bapak.
Selesai makan kami bergegas pulang dengan mengendarai sepeda. Di perjalanan ayah mengatakan bahwa uwa guru mau datang, 'aku sudah tahu jawabku sambil cengengesan. sesampai di rumah bapak buru buru ke belakang memancing ikan gurami untuk dibakar di pinggir sawah bersama uwa dan keluarga. Aku sudah membayangkan betapa serunya hari ini. "Horee"..teriakku. Aku berlari memanggil adikku yang lagi bermain kelereng dihalaman..wawan.. wawan..teriakku. Dek linda nanti datang ke rumah. Kita bakar bakar ikan di sawah. "iya mbak? tanyanya. "Ehm..anggukku. pergi sana bantu ayah mancing di kolam, iya mba katanya sambil langsung berlari ke kolam..adikku ini senang sekali bermain air. Dia sering menghabiskan waktunya bermain di tali air,mencari ikan sepat,ikan betik bersama teman temannya, bermain di kubangan sawah yang baru selesai di garap atau bermain layang layang di alun alun desa,tak jarang mereka juga bermain layang layang di tengah sawah jika musim panen usai saya sering bermain di situ bersama anak perempuan lainnya saling berkejaran bergelut di sawah sambari tertawa lepas. Aku juga suka bersepeda keliling desa bersama teman temanku menikmati udara pagi. kata ayah udara pagi baik untuk kesehatan tubuh,menikmati sunrise di pagi hari.
Kami bersepada melewati pepohonan area persawahan yang luas yang berada di pinggir jalan, kami tidak merasa khawatir karena jalan di sana sudah diaspal hitam. kendaraanpun tidak ramai berlalu lalang di jalan tersebut. seru lho..di sini setiap hari libur ada kumpulan dari taman baca. Aku dan teman temanku di pandu oleh kakak kakak taman baca untuk bermain permainan traditioanal. kata mereka tujuannya agar kami tidak selalu bermain handphone android dan melestarikan permainan traditional yang pernah dilakukan dulu. sungguh aku senang tinggal di sini. banyak ke unikan yang tidak saya temukan ketika saya berada di kota bersama nenek.
Assalamualikum..terdengar teriakan dari luar, itu pasti adik linda gumamku, ayah uwa sudah datang .. teriakku dengan kencang. oh ya kata ibu yang sedari tadi sibuk menyiapkan olahan bahan yang akan di makan nanti. Mba Ella pergi sana buka pintunya kata mama. aku dan mama pergi ke luar menghampiri mereka. eh ternyata nenek juga ikut ya, betapa senang hatiku melihatnya. Nenek.. teriakku sambil memeluknya, mana ayah kata uwa kd, ayah lagi di kolam belakang wa mancing ikan, uwa gurupun langsung ke belakang menghampiri ayah. "Nenek sehat ajakan nek?". "Adik linda kangenlah". ini handphone linda wow keren ya, kataku mencandainya. Nek ikan kami sudah besar besar,nenek mau lihat ayo nek kita lihat ayah, ayo wa Kd kita ke sana pintaku,nenek di sini ajalah sama mamamu,oh ya sudah sahutku.
Akupun dan wa kd berjalan menuju kebelakang. Di kolam terlihat uwa yang sedari tadi tersenyum kecil melihat adik wawan yang sibuk mencari cacing di tanah. 'banyak ikannya kin'kata uwa guru. 'lumayanlah bang 2 hari yang lalu baru aku kasih makan daun keladi sekarang sudah tinggal tulang tulang daunnya saja.' wah..pada congok ikan nya ya kin, alhamdulillah sahut ayah. "ikannya ini mau di apain kin? kata uwa kd. "Mau dibawa ke sawah untuk kita bakar, kita makan siang di sawah aja iya kan bang? iya aku sudah rindu pemandangan disawah kalian kata wa guru, setiap aku lihat itu aku teringat sama kampungku. hahaha..tawanya.
setelah beberapa ikan berukuran besar berhasil di pancing dan dibersihkan oleh ayah..kamipun bersiap siap untuk pergi ke sana membawa bahan bahan yang hendak di makan di sana.. ..di dalam mobil sepanjang jalan nenek terus memandangi komplek persawahan tersebut. rahut wajahnya yang berseri menunjukkan dia senang melihatnya. "Ayo nek turun kata mama. Kita sudah sampaikah?" sahut nenek sedikit kebingungan. "Hahaha..nenek melamun ya?" kata wawan. "Di tali air ini banyak airnya ya kin? sahut nenek. "iya nantulang, tali air ini berasal dari sungai yang ada di ujung sana sembari menunjuk ke arah utara. di sini ada irigasinya nantulang. "ayo bang,kak,nantulang kita ke pondok itu saja. Jangan lupa dek, bawa semua bahannya dari mobil kata ayah ke mama.
Jalan menuju pondok itu betengnya lumayan lebar di kanan kiri pondok itu ada pohon meninjau menambah teduh suasana. "Ayo duduk di sini nantulang, sembari menggelar tikar di pondok bambu tersebut. ketika itu suasana alamnya sedikit mendung, jadi panas matahari tidak terasa menyengat.
Setelah duduk bercengkrama beberapa menit mama menyiapkan batu bata sebagai tungkunya dan kayu sebagai bahan bakarnya untuk memasak nasi sementara ayah menyiapkan beberapa arang untuk dimasukkan ke dalam tungku sebagai baranya. tungku yang terbuat dari tanah liat ini memang sengaja di letakkan di samping pondok dan tak pernah di bawa pulang. mama dan uwa kd menyusun ikan yang dari tadi sudah di lumuri bumbu ke dalam panggangan dan meletakkannya di atas tungku yang di dalamnya terdapat bara api. beberapa menit kemudian mereka melumuri ikan tersebut dengan campuran kecap dan saos."hmmm.. aroma ikan panggang mulai tercium membuat perut ku semakin lapar.
Angin sepoi sepoi yang bertiup membuat adikku si wawan tertidur pulas di pondok dia kelelahan setelah sibuk memancing ikan. uwa guru dan nenek menyandarkan tubuhnya ke dinding pondok yang terbuat dari anyaman bambu sembari memandangi hijaunya dedaunan, suara burung berbunyi seperti alunan nada. aku dan adik linda bercengkrama dan bergelut,'tawa riang terdengar dari kami',sesekali mataku memandangi mamaku dan uwa kd yang sibuk memanggang ikan. mamaku terlihat mengayun ayunkan kipas diatas bara api sedangkan uwa kd sibuk melumuri ikan dengan mentega sebagai bumbu penutup. ma sudah masak ikannya? 'kata adik linda sudah. "nasinya sudah masak juli?' kata uwa kd ke mama. Sudah kak,ayolah makan kita sudah lapar semua. "Ayo makan kita wan,kata si linda sambil menggoyangkan tubuh si wawan. Mana ayah kata wawan? uda mengambil daun pisang sebentar.
Daun pisang sebanyak 2 lembar di gelar di tengah kami duduk, di atas daun pisang itu mama meletakkan nasi, urap sayur dan ikan panggang, sambal kecap diletakkan didalam piring kecil untuk saosnya. sayur sayuran yang dioalah jadi urab ini adalah hasil kebun yang berada di belakang rumah. Dibelakang rumah ayah dan mama menanami beberapa jenis tanaman sayuran ada daun ubi, daun pepaya, kacang panjang, kangkung akar, daun Ranti daun Katok dan daun kelor tanaman cabit rawit, kunyit jahe, lengkuas juga ada disini.
Sebelum makan cuci tangan dulu dan berdoa kata ayah. Setelah itu makanan yang di sajikan siap untuk di santap. Kamipun makan dengan lahapnya. Kami semua begitu menikmati makanan yang kami makan. "enak ya kin ikannya? kata uwa guru. "Enaklah wa, kata wawan. makanannya kan bukan pelet, ayah memberi kangkung dan daun keladi wa untu makananya. "Sudah itu airnya pun sering aku ganti bang kata ayah.
Beberapa ikan ukuran besar sudah aku asingkan untuk dibawa pulangnoleh abang dan nenek. "Sayuran genjer ada kin? kata uwa kd, tenang ajalah buat mama linda apa yang gak disedikan sama mas sahut mama. Kami pun semua tertawa. "Disela sela padi biasanya terdapat tanaman genjer nanti aku cari buat kak, kata ayah.
Selesai makan ayah mama dan keluarga uwa asik berbincang bincang, aku adik linda dan wawan asik berlarian menelesuri beteng beteng sawah,jangan jauh jauh mainnya kata nenek. Kamipun berlari kecil seolah tak menghiraukan omongan nenek.
Tak terasa hari sudah sore senja sudah nampak di upuk barat, tapi keinginan untuk beranjak dari pondok tersebut terasa berat sementara aku wawan dan linda masih sibuk bermain menikmati uadara sore,suara tertawa kami terdengar riang di telinga mereka. "Linda ayo kita pulang kata uwa kd, sebentar ma Linda mau nangkap belalang di rumput sana. "Ayolah nak kata ayah linda, kita mau keliling desa ini lagi bersama udah dan bujing. Mamaku dan ayahku dipanggil linda dengan sebutan seperti itu. " Ayo dek, bujukku kita bermain layang layang di alun alun sana". "Di mobil ada aku letakkan beberapa layang layang dan benang sahut wawan". sambil berlari kami menghampiri mereka.
Setelah puas menikamti udara di sawah kamipun pergi berkeliling menatap area persawahan yang lain dan melihat tanaman palawija yang tumbuh subur di sana, kata ayah tanaman jagung,kacang kacangan merupakan tanaman palawija. waktu itu aku ada tugas dari sekolah tentang tanaman palawija dan ayah menjelaskannya seperti itu.
Di desa ini banyak di tanami tanaman palawija,di sini juga kata ayah banyak di jumpai pohon meninjau yang buahnya bisa di jadikan emping. Ladang pohon meninjau di sini tumbuh subur rasa empingnya enak dan gurih. Disamping itu di sini juga banyak di temukan kebun salak yang buahnya manis dan gurih, kebun semangka,kebun pisang,kebun pepaya dan lain lain pokok sawu tailand pokok jambu biji banyak di jumpai di halaman rumah warga sini. kalau mau buah buahan tinggal pilih aja.. karena hal tersebut membuat uwa guruku ingin selalu kemari.
Di alun alun desa sekarang ada kegiatan pertandingan bola,latihan sepak bola sering di lakukan di sana dan kegiatan lainnya yang berhubungan dengan desa. Jadi karena situasi itu aku, wawan dan adik linda tidak bisa untuk bermain layang layang di sana, di samping juga waktu yang tidak mengizinkan,kalau di halaman rumah dikhawatirkan layangannya nyangkut di pohon.
Sesampainya di rumah kami mama bergegas mengambil sayuran dan ikan gurami untuk di bawa pulang. nenek ikut turun bersama kami. Dia mau nginap di sini katanya dia ingin berjalan jalan menikmati udara pagi di area persawahan itu. aku hanya tersenyum mendengarnya. Besok aku temani ke sana ma, kata mamaku. jadi ikan untuk mama bawa pulang bagaimana?" kata ku. "Bawakan aja ikan ini Kd kasihkan sama orang si rizal di rumah biar di olah istrinya besok pagi makan siang mereka.'kata nenek. singgahlah sebentar bang, kata ayah. lain kali aja kin aku takut kemalaman di jalan mataku sudah begitu jelas untuk mengendarai mobil di malam hari.'oke bang' sahut ayahku hati hati di jalan. Merekapun melaju mobilnya dan tidak kelihatan lagi sampai di perempatan jalan.
Kami masuk dengan wajah berseri puas dan bahagia karena sudah uwa guru dan keluarga merasa senang dengan pelayanan ayah.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar