Kebiasaan online telah memindahkan lebih dari separuh waktu kita ke dunia maya. Interaksi di dunia maya dengan tulisan, gambar dan video begitu membuat kita asik. Kita harus mengetahui bahwa seluruh aktivitas kita di dunia maya disaksikan oleh orang dari segala penjuru dunia. Apa yang kita suka, komentar dan curahan hati kita setelah dikirim maka semuanya menjadi milik publik.

Tanpa kita sadari kadang semuanya dapat mengusik orang lain. Ada orang yang tidak nyaman dengan komentar dan postingan kita. Lalu kita ringan saja mengatakan.

“Jangan baper dengan postingan orang lain!”

Lalu ketika orang lain tidak boleh baper, apakah kita boleh seenaknya dengan curahan hati dan pikiran kita. Seharusnya tidak, sebab ada etika yang membatasi kita walau di ranah online sekalipun.

Ada Netiket (Kesopanan Digital/Etika Berinternet) yang mengatur warga semesta digital agar dapat bersikap sopan, santun, menghargai dan empati kepada orang lain. Kesopanan digital kita juga terkait dengan rekam jejak digital kita nantinya. Bayangkan saja jika seluruh komentar, berita, curahan hati yang kita ungkapkan seluruhnya berkonotasi negatif. Maka itulah gambaran sosok kita di dunia maya. Warga semesta digital akan melihat kita, bukan dari siapa kita yang sesungguhnya. Tetapi dari apa yang kita unggah, apa yang kita suka dan apa yang kita ikuti.

Yuk kita menjadi warga semesta digital yang memiliki kesopanan digital. Hargai setiap perbedaan, tahan untuk tidak langsung berkomentar terhadap sesuatu hal, cermati dan pikirkan sejenak. Jika ada yang tidak benar pada aktivitas online kita atau orang lain. Lakukan pembelaan dan pelaporan secara benar dan bijak. Kita sadari bahwa aktivitas di ranah online juga memiliki aturan seperti kita hidup di alam nyata. Asik berinternet silakan saja, tapi jangan sampai suka membuat berisik ya?

#LiterasiDigital

#GawaiRamahkeluarga