Fadillah Rahmi Nasution

WRITER INSPAIRING 18 HARI MEMBAKAR DOSA Fadillah Rahmi Nasution S.Sos* Meletakka...

Selengkapnya
Navigasi Web
Covid dalam Bingkai Sosiologi

Covid dalam Bingkai Sosiologi

Suasana Pandemic memaksa kita melakukan perubahan pada kehidupan sosial kita. Corona telah mendorong terjadinya konstruksi sosial baru. Gaya berpakaian dengan masker, feceshiled, sarung tangan menggeser mode berpakaian kekinian. Berjabat tangan dan ciuman menjadi anggukan atau tangan tersusun saja. Interaksi sebagian besar bergeser ke virtual. Kebiasaan kumpul dan makan-makan sebagai sebuah identitas masyarakat Indonesia beralih ke berbagai platform dan pesanan take a way saja.

 

Sosiologi melihat ini sebagai sesuatu yang wajar. Masyarakat harus menyesuaikan dengan segala perubahan hidup agar keberlangsungan hidupnya dapat berlanjut. Beberapa norma tak dapat diterapkan lagi. Sementara muncul norma baru sebagai pengganti. Jika dahulu tak hadir dalam kegiatan kumpul keluarga, melayat atau pesta dianggap sesuatu yang tak wajar. Saat ini justru sangat dianjurkan dan dimaklumi. Jika dahulu pergi ke mall atau nongkrong di Café menjadi lambang status sosial. Maka saat ini tetap tinggal di rumah dianggap sebagai tindakan bijak dan terdidik.

 

Konflik vertikal dan horizontal juga rentan terjadi. Banyak kasus kekerasan muncul di masyarakat. Kriminalitas, KDRT, PHK bermunculan akibat keterbatasan sumber daya ekonomi dalam keluarga dan masyarakat. Konflik horizontal lain seperti kegelisahan dan ketakutan. Sehingga menimbulkan kecurigaan besar pada orang-orang di sekitar. Terutama orang yang baru datang dari luar kota/negeri dan orang dengan gejala flu seperti batuk, pilek dan demam.

 

Sementara konflik vertikal yang muncul juga menyebabkan disintegrasi dalam masyarakat. Pemberian bantuan yang tidak merata dan tepat sasaran pada masyarakat terdampak Covid-19, kebijakan new normal yang gegabah dan lainntya. Seharusnya pemerintah dapat menyingkirkan kontradiksi-kontradiksi dalam kebijakan new normal. Lakukan penekanan kasus positif baru melansir kebijakan new normal. Sehingga kebijakan dapat didukung dan bermanfaat bagi masyarakat.

Dahrendrof dalam persfektif konfliknya menyatakan bahwa konflik muncul karena distribusi kewenangan yang tidak merata. Jika kita cermati konflik dapat muncul pada saat new normal. Jika antara pusat dan daerah tidak memiliki sinkronisasi dalam penerapan kebijakan new normal.

Belum lagi dari pandangan Irving Goffman dengan Kajian Dramaturginya. Pelayanan dan penerapan kebijakan bisa berwajah dua (panggung depan dan panggung belakang). Perbedaan sikap petugas dan pemerintah dalam penerapan new normal pada kelas sosial masyarakat tertentu bisa saja terjadi. Jika tidak ada aturan yang ketat dan konsisten.

Konsep kapitalisme juga terlihat saat ini. Menurut Herbert Mercuse terjadi penindasan baru dengan nafsu kapitalistik yang luar biasa, dengan mendistribusikan “nafsu” penguasaan kepada pihak lain. Euphoria daring memaksa masyarakat masuk dalam peradaban digital.  Kepemilikan teknologi informasi muncul sebagai aktor kapitalisme baru.

 

Mereka memanfaatkan suasana Covid-19 untuk memasarkan produk yang mereka miliki. Masyarakat tidak punya pilihan. Para kapitalis teknologi informasi meraup untung besar dari Pandemic ini. Media membangun opini seolah siapa yang tidak akrab dengan teknologi dan mahir dalam pemanfaatan perangkat digital akan punah dan tak dapat bertahan hidup. Tentunya ini menjadi sesuatu yang sangat menganggu kesehatan mental masyarakat yang memiliki keterbatasan.

 

Pendidikan juga tak lepas dari jeratan kapitalis teknologi ini. Pembelajaran daring yang menjadi pilihan menciptakan apa yang disebut Marx dalam kesenjangan kelas. Diskriminasi muncul dalam pembelajaran daring. Ada anak yang dapat layanan pendidikan sebab memiliki fasilitas dan sumber daya yang lengkap. Tetapi ada yang tidak dapat mendapatkan layanan pendidikan sebab tidak memiliki fasilitas seperti internet dan, gawai dan laptop. Tak sedikit dari mereka memanfaatkan seruan tetap tinggal di rumah untuk mencari nafkah untuk sekedar bertahan hidup. Kekerasan simbolik versi Pierre Bourdiue menjadi sebuah kenyataan saat pandemic ini. Kebijakan pemindahan kelas ke ruang virtual memaksa peserta didik harus mengikuti sistem di tengah keterbatasan dan impitan wabah.

 

Perubahan gaya hidup hedonisme tersingkir sejenak saat ini beralih pada perubahan gaya hidup sehat. Kebiasaan mengkonsumsi produk mahal dan bermerek mulai ditinggalkan. Masyarakat lebih fokus dalam memenuhi kebutuhan yang primer dan melakukan aksi saving uang ataupun emas. Sebagai persiapan menghadapi masa wabah yang belum tahu kapan berakhirnya. Jalan-jalan yang menghabiskan uang berganti dengan merekatkan ikatan kekeluargaan.

 

Gaya hidup sehat mulai diterapkan dari pemilihan makanan, konsumsi buah dan sayur, vitamin dan suplemen dan olah raga. Kepemilikan alat dan bahan kesehatan seperti masker, hand sanitaizer, disinfektan menjadi prioritas utama. Tentu saja permintaan tinggi terhadap barang-barang ini menyebabkan kenaikan yang signifikan. Selanjutnya diikuti dengan tindakan penimbunan. Lagi-lagi kapitalisme pemilik usaha ini mendulang keuntungan besar.

                                  

 

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Nauzubillahi minzalik, semoga keluarga, anak2 dan cucu2 kita, dan semua warga RI yang dicintai ini dilindungi oleh Allah SWT, Aamiinyarabbal'alamiin!

12 Jun
Balas

Baguuuuuss tulisannya Bu. Salam literasi.

13 Jun
Balas

Semoga kita bijak menyikapi pandemi ini tanpa berlebihan apalagi sampai menimbun kebutuhan.

12 Jun
Balas

Ya semoga kita semua dilindungi Allah swt

12 Jun
Balas



search

New Post