Fadillah Rahmi Nasution

WRITER INSPAIRING 18 HARI MEMBAKAR DOSA Fadillah Rahmi Nasution S.Sos* Meletakka...

Selengkapnya
Navigasi Web
Gawai Ramah saat Belajar dari Rumah

Gawai Ramah saat Belajar dari Rumah

Hadirnya Covid-19 di negara kita tak mampu menghentikan proses belajar anak. Ruang kelas serta-merta dipindahkan ke kelas virtual. Pemerintah secara formal memuat kebijakan belajar dari rumah ini dalam Surat edaran MENDIKBUD No. 4/2020. Maka pelaksanaan belajar dari rumah menjadi strategi yang dijalankan agar hak-hak pendidikan anak terpenuhi.

Banyak pendapat mengenai masalah ini. Dari mulai keterbatasan skill, keterbatasan fasilitas, pendampingan orang tua, rancangan pembelajaran guru dan lainnya. Mau tidak mau, suka tidak suka. Guru, siswa dan orang tua harus menjalankannya. Tak ada pilihan lain, anak harus tetap belajar. Guru, anak dan orang tua mengalami keterkejutan. Sebab belajar daring dari rumah belumlah familiar dalam budaya belajar kita. Semua harus tenang dan ikhlas menjalankan kebijakan ini. Mari atur strategi dari pada hanya protes tanpa solusi.

Kepada orang tua hadirkan ikhlas dalam menerima kebijakan ini. Upayakan semua sumber daya untuk dapat memberikan pendampingan dan fasilitas terbaik untuk belajar daring anak. Inilah kesempatan kita kembali menjadi guru yang sesungguhnya. Saat yang tepat kita belajar tentang internet, aktif menggunakan internet untuk hal-hal yang bermanfaat dari pada sekedar ber-media sosial. Saat ini juga saat dimana kita mempraktekkan segala ilmu parenting yang selama ini kita buru. Jadilah pendamping belajar yang baik bagi anak saat ini.

Anak juga harus diberi pemahaman bahwa kehidupan hari ini ada di dua dunia, dunia nyata dan dunia maya. Namun kehidupan sesungguhnya ada di dunia nyata. Dimana anak perlu menguasai berbagai kecakapan yang tidak bisa diselesaikan di dunia maya. Kita adalah mahluk sosial yang harus berhubungan dan berbicara dengan orang lain, jangan sampai keakraban anak pada gawai membuat obsesi anak liar pada dunia maya dan gamang saat harus hidup di dunia nyata.

Pemahaman lain yang harus diberikan pada anak adalah memiliki serangkaian kecakapan yang membuat anak nyaman hidup sebagai anggota masyarakat. Di sinilah tugas orang tua dan guru memberikan serangkaian life skill yang dipakai sehari-hari, seperti memasak, menjahit, memecahkan masalah dll. Kegiatan ini dapat menjadi konten pembelajaran saat pembelajaran daring. Dengan adanya kegiatan ini tentunya memberikan variasi aktifitas pada anak. Terutama pada anak usia TK, SD dan SMP.

Kedua hal di atas harus difahami dan dilaksanakan dengan baik. Inilah sebagai peretas masalah gawai dan anak saat ini. Ketertarikan anak pada gawai menyebabkan tumbuh kembangnya terganggu. Kecanduan pada gawai (pornografi, game online, dll) sangat merugikan anak dan orang tua. Anak lebih menyukai dunia maya dibanding kehidupan dunia nyata.

Kedua prinsip di atas dijadikan landasan dalam penerapan strategi pendampingan anak sekolah/belajar daring dari rumah. Gawai harus menjadi barang yang ramah dan dapat dikendalikan oleh anak dan orang tua. Sebagai produk teknologi yang diciptakan manusia. Gawai harus membantu kita menyelesaikan masalah bukan menambah masalah.

Saat Pembelajaran daring dari rumah seperti saat ini. Sering sekali orang tua kewalahan menghadapi penggunaan gawai pada anak. Sebelum wabah Covid-19 orang tua selalu tegas dengan anak dalam hal penggunaan gawai. Paling tidak waktu anak berinteraksi dengan gawai berkurang, karena sebagian besar sekolah melarang siswa membawa gawai ke sekolah.

Tetapi saat wabah seperti sekarang, dimana pembelajaran online menjadi sebuah keharusan. Interaksi anak dengan gawai semakin tinggi. Anak-anak seolah merdeka dalam penguasaan gawai, meski alasannya untuk belajar. Akibatnya sering terjadi konflik antara orang tua dan anak. Belum lagi efek lain yang timbul, semisal kelelahan mata dan tulang leher. Anak menghabiskan waktu lebih banyak untuk berhubungan dengan teman-temannya di berbagai platform. Ancaman pornografi dan game online. Serta sederet beban pelajaran daring yang dapat memicu stres anak maupun orang tua.

Oleh karena itu diperlukan tips agar anak dapat melakukan pembelajaran daring dengan baik dan orang tua juga tenang karena dapat mengendalikan penggunaan gawai anak. Berikut beberapa hal yang harus dilakukan anak dan orang tua agar gawai kita menjadi ramah saat digunakan dalam pembelajaran daring anak.

1. 1.Menetapkan waktu belajar dan konsisten menjalankannya. Anak harus dikondisikan untuk dapat memiliki ritme harian dalam pembelajaran daring. Usahakan seluruh aktifitas pribadi dan berbenah rumah sudah selesa sebelum pembelajaran di mulai. Anak diharapkan memiliki catatan khusus untuk mengontrol seluruh tugas dari guru.

2. 2. Selama waktu pembelajaran dari rumah gawai boleh diaktifkan jika memang dibutuhkan. Orang tua harus memperhatikan screen time anak selama belajar dari rumah.

3. 3.Screen break. Ingatkan anak untuk sesekali lepas dari gawai saat belajar. Lepas sejenak dari gawai bisa dialihkan dengan melakukan hal-hal kecil di rumah, sholat Duha, makan, mencuci piring, menyiram bunga dan lainnya. Semakin tinggi umur anak semakin lama screen break yang diperlukan. Hal ini penting untuk menjaga kesehatan mata, badan dan mengatasi kejenuhan anak.

4. 4.Pendampingan orang tua. Pendampingan orang tua berupa supervisi terhadap aktivitas belajar daring anak. Memotivasi, mengingatkan tugas, membantu mengirimkan tugas untuk yang masih TK/SD. Sesekali dapat duduk menemani sambil menyediakan makanan dan minuman kesukaan anak. Kita harus memahami anak juga merasakan berat berlama-lama dalam pembelajaran daring ini.

5. 5.Libatkan anak dalam aktivitas berbenah rumah. Akan lebih baik jika aktivitas ini juga terintegrasi dengan penugasan dari sekolah. Orang tua dapat melakukan komunikasi dengan guru. Aktivitas ini selain mengasah life skill anak juga dapat menjadi variasi dalam kegiatan belajarnya. Namun jangan sampai anak terbebani dengan hal ini. Prinsipnya pelibatan bukan memerintah.

6. 6 Buat aturan penggunaan gawai. Sepakati waktu penggunaan, konten dan terus lakukan edukasi dan pengamanan terhadap akun dan gawai yang digunakan anak.

7. 7. Jadilah teladan. Semuanya terpulang pada kita orang tua. Jika kita ingin anak disiplin dalam penggunaan gawai. Maka kita juga harus memberi contoh. Jangan sampai saat anak belajar orang tua malah asik ber-media sosial. Sesekali dapat berselancar bersama anak untuk memberikan contoh konten baik untuk dilihat dan sikap yang harus dimiliki saat berinteraksi dengan gawai.

Jika hal ini dapat dilaksanakan dengan konsisten. Maka permasalahan penggunaan gawai yang bebas saat belajar dari rumah tidak akan muncul. Anak dapat memanfaatkan gawai untuk hal-hal positif dan mengasah digital talen anak.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap bu

15 Jun
Balas



search

New Post