Guru Setengah Motivator
Ketika guru bicara di depan kelas. Siswa malah menatap dengan tatapan kosong tanpa makna. Saat ditanya apa yang dijelaskan. Semua siswa diam. Entah mengerti, entah tidak merekalah yang tahu jawabannya. Sementara si guru sudah mengeluarkan energi besar untuk menjelaskan materinya. Kejadian ini kerap terjadi di kelas-kelas kita. Seolah guru melawak tanpa rasa lucu dan turun panggung tanpa tepuk tangan.
Kemampuan bicara adalah salah satu keterampilan yang harus dimiliki guru. Keterampilan berbicara ini tidak hanya kemampuan menjelaskan materi pelajaran yang diampu guru. Tetapi seorang guru harus mampu menerapkan teknik komunikasi efektif dalam menyampaikan pelajarannya. Kemampuan guru dalam komunikasi secara efektif ini sangat penting. Hal ini dapat membuat kelas menjadi dinamis, komunikatif dan lebih materi pelajaran juga dapat difahami siswa dengan baik.
Berdirinya guru di depan kelas itu bak artis papan atas yang menjadi pusat perhatian siswa. Seorang guru harus terus mengevaluasi dan memperbaiki kemampuan komunikasinya secara rutin. Meminta masukan dari siswa secara berkala melalui kertas umpan balik dapat dilakukan sebagai usaha perbaikan. Jangan malu untuk bertanya apa yang diinginkan siswa dari kita dalam proses belajar. Pastikan penampilan kita hari ke hari semakin memesona siswa.
Perhatikan intonasi suara yang selalu dinamis. Pelihara kontak mata pada seluruh siswa, jangan hanya berfokus pada sebagian saja. Berjalanlah ke seluruh penjuru kelas laksana berjalan di panggung. Ingat kelas itu panggung para guru. Sesekali sebut nama mereka dalam pembicaraan kita. Libatkan mereka secara fisik dalam aktifitas mengajar.
Guru itu motivator ulung di kelas. Maka guru berbicara bukan hanya soal materi pelajaran saja. Guru harus menggerakkan hati dan jiwa siswa dalam belajar. Perkaya pengetahuan dengan berbagai kisah inspiratif yang dapat di ceritakan di depan kelas. Ceritakan dengan penuh perasaan dan emosi. Ajak siswa menikmati cerita itu. Hingga mereka masuk ke ruang imajinasi. Guru harus menguasai teknik ini agar mengingatkan dan menasehati bukan hanya dengan kata-kata jangan dan tidak boleh. Teknik bercerita yang baik, akan mengubah perilaku negatif siswa tanpa paksaan dan tekanan.
Sebab hal yang paling membosankan itu adalah mendengar dan membicarakan hal-hal yang sifatnya pribadi. Maka sebisa mungkin saat menjelaskan atau memberikan contoh tidak menggunakan kata saya. Ini akan memunculkan kesan jumawa guru yang kurang disukai siswa. Pengalaman pribadi boleh di sampaikan tapi jangan mendominasi.
Guru harus memiliki wawasan yang luas. Sehingga apa yang disampaikan menjadi menarik dan membuat penasaran siswa. Gerakan fisik juga harus di perhatikan. Berdiri yang tegak tapi santai. Senyum yang hangat. Rajin memberi apresiasi dan total dalam bersemuka dengan siswa. Keterampilan komunikasi ini dapat diintegrasikan di semua model pembelajaran.
Jika guru dapat menguasai keterampilan berkomunikasi ala motivator ini. Maka kehadiran guru tak akan membosankan. Setiap hari guru tak hanya menghidangkan menu utama berupa materi pelajaran. Tetapi banyak menu pendamping yang menyegarkan dan “menyehatkan”. Sehingga kehadiran guru di depan kelas menjadi saat yang dinantikan. Menjadi guru yang tak dirindukan itu menyakitkan.
#Tantangan Menulis gurusiana
#Hari ke-17
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Betul buk....
Betul buk....