Razan dan Batu Perlawanan
Tinggal sepanjang tahun di negara penuh konflik, membuat aku terbiasa mendengar dentingan peluru dan ledakan bom. Rumahku hancur, keluargaku dibunuh oleh tentara Israel. Kejadian ini terjadi beberapa tahun lalu. Kota kami di serang saat tengah malam. Hanya aku dan ibu yang selamat. Sekarang aku dan ibu tinggal di Kamp Al Fawar dekat Hebron. Sehari-hari aku menghabiskan waktu dengan bermain dan bersekolah di sekolah darurat di Hebron. Siang ini selepas Zuhur seperti biasa aku selalu duduk di reruntuhan bangunan yang hancur akibat serangan roket Israel. Aku duduk memandang jauh sambil mengulang hafalan Quran ku.
Aku selalu menangis mengingat bagaimana ayah dan saudaraku meregang nyawa sambil menyebut mana Allah saat Israel menyerang Kota kami. Aku selalu bertanya mengapa mereka tega membunuh orang lain. Apakah mereka tak ingat dengan keluarganya. Tiba-tiba desingan peluru membuatku tersentak. Aku bangkit dan berlari sambil memungut bebatuan. Ku lihat tank Israel menggerus masuk dan semakin dekat. Orang-orang panik dan berlarian. Berulang kali aku terjatuh dan bangkit lagi. Ku datangi tank Israel yang telah menghancurkan rumahku. Terbayang teriakan ayah dan jeritan kesakitan saudaraku. Kulemparkan batu-batu di tanganku sambil berteriak Allah Akbar. Tapi Tank itu semakin mendekat dan membayangi tubuhku. Batu-batu yang ku lempar tak mampu menghentikannya.
Aku terjatuh dan tubuh terasa berat tak mampu bergerak. Kakiku terasa kaku, badanku terimpit beban berat. Aku merasakan ruh pelan-pelan meninggalkan raga ku. Tubuhku terasa remuk dan mulai digenangi cairan merah. Sekarang wajah ku semakin dingin. Mungkin ruh sudah mau lepas landas. Ku gerakan bibir menyebut kalimat Tauhid. Wajah ku semakin dingin dan bergoyang-goyang. Sayup-sayup aku mendengar namaku dipanggil. Panggilan itu semakin dekat dan nyata. “Razan….Razan”. Terdengar ibu lirih memanggil ku. Kurasakan guncangan di wajah dan tubuhku ku. Ternyata ibu berusaha membangunkan ku sambil membasahi muka ku dengan sisa air wudhu yang masih menempel di tangannya.
Pentigraf Tema Sosial
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Semoga tempat tidurnya gak basah kena airnya ya Bu. Hehehe. Sukses Bu.
Wah Subhanallah...keren Bu
Wah Subhanallah...keren Bu
Keren, bacanya dah deg-degan ternyata hanya mimpi, ha.ha.ha,
Langsung dapat piagam
Amin...
Amin...
Mantap, Bun....
Mantap, Bun....