Fadillah Rahmi Nasution

WRITER INSPAIRING 18 HARI MEMBAKAR DOSA Fadillah Rahmi Nasution S.Sos* Meletakka...

Selengkapnya
Navigasi Web
Sharenting Tanpa Info tak Penting

Sharenting Tanpa Info tak Penting

Seorang ibu begitu bersemangat mengunggah pertumbuhan foto anak perempuannya sejak bayi hingga remaja. Foto beragam gaya dari mulai bayi tidak berambut,anak-anak yang lucu dengan poni menggemaskan sampai penampilan anak remaja berhijab rapi. Semua diunggah dibarengi kalimat-kalimat positif yang mengapresiasi Si Anak. Semua prestasi dan aktifitas anak pun tidak luput diunggah. Sedikit mengulas bagaimana Si Ibu mendidik dan membesarkan buah hatinya dengan tujuan berbagi kepada para Netter. Kemudian dituutp kalimat harapan agar anak kelak lebih baik kehidupannya.

Tidak ada yang salah dengan perilaku Si Ibu ini. Semua yang ditampilkannya adalah kebenaran dan hal yang positif. Namun menjadi tidak tepat sebab Sharenting (Share Informasi Parenting) yang dilakukan tanpa disadari membahayakan buah hatinya. Mungkin awalnya Si Ibu ingin berbagi pengalaman dan menyimpan foto-foto kenangan sebagai album digital anak di media sosial. Namun tanpa sadar Si Ibu menyajikan informasi yang sifatnya pribadi,yang seharusnya tidak menjadi konsumsi publik.

Kita sebagai orang tua silakan saja berbagi hal tentang anak apalagi terkait pengalaman pengasuhan yang bisa menginspirasi orang lain. Tapi jangan lupa tidak semua hal tentang anak bisa kita bagikan di media sosial. Walau pun anak tersebut adalah anak kita, namun kita memiliki kewajiban untuk melindungi mereka dari hal-hal negatif akibat unggahan kita tentang mereka di media sosial. Bahkan untuk beberapa hal yang sifatnya pribadi kita harus mendapatkan persetujuan anak. Agak aneh kedengarannya. Tetapi itulah kenyataan hidup di era digital yang penuh dengan kehebohan media sosial. Bakan tidak sedikit remaja terkadang merasa malu dengan postingan orang tuanya dan memilih tidak berteman di media sosial dengan orang tuanya. Dari pada di-bully teman akibat unggahan orang tuanya.

Hal lain terkait keamanan digital. Tidaklah penting mengunggah aktifitas detail anak keseharian. Apalagi memberikan informasi detail tentang aslamat,sekolah,hobi dan hal lain terkait kehidupan privasi anak. Tindakan ini mengancam keamanan anak tanpa kita sadari. Berapa banyak kasus kererasan pada anak bermula dari informasi dari media sosial yang diunggah secara vulgar.

Belum lagi terkait norma agama yang tanpa sadar dilanggar oleh orang tua. Misalnya saja,ketika mengunggah foto anak ketika masih kecil,yang hanya dengan memakai pampers atau tidak memakai hijab karena memang usianya pada waktu itu belum diwajibkan. Sementara Si Anak saat foto kenangan itu diunggah sudah baligh (dewasa). Di mana kewajiban menutup aurat adalah hal yang harus dilakukan baik di dunia nyata ataupun di dunia maya. Terbayangkah oleh kita foto anak yang menampakkan auratnya (kepala tanpa hijab) misalnya dilihat oleh semua orang. Bahkan beberapa memberi komentar dan membandingkan tampilannya dengan saat ini. Tentunya Si anak sangat tidak nyaman dan merasa berdosa. Belum lagi jika ada orang yang iseng mengunduh foto tersebut dan menyebarkannya. Semua kembali lagi kepada kita untuk lebih selektif mengunggah mana info terkait parenting yang bisa dijadikan konsumsi public mana yang hanya untuk konsumsi pribadi.

#GawaiRamahkeluarga

#DutainternetBaik

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post