Bukan Artikel Lomba
Setelah bertanya kesana kemari tentang ketentuan untuk mengikuti lomba menulis tiap awal bulan di Gurusiana ternyata saya belum bisa untuk ikut serta.
Jadi artikel saya kali ini bukanlah artikel untuk lomba yang bertemakan Guru Penggerak itu.
Ini hanyalah setoran artikel harian di Gurusiana yang mudah mudahan sekalipun tidak sesuai paling tidak mendekati tema Guru Penggerak.
Pada artikel saya sebelumnya yang bertemakan "Mendidik Tak Ubahnya Mengalirkan Listrik pada sebuah konduktor", disitu saya mencoba membahas perumpamaan sebuah proses Pendidikan.
Dimana Guru di ibaratkan Konduktor.
Sementara Siswa atau Peserta didik diibaratkan sebagai Arus Listrik (dimana arus listrik sendiri mempunyai definisi : Jumlah Elektron yang bergerak melalui sebuah penghantar persatuan waktu).
Mau jadi apa Siswa atau peserta didik nantinya tergantung kemana Guru sebagai konduktor mengarahkannya, bila konduktor mengarahkan aliran listrik pada sebuah lampu maka arus listrik akan menjadi cahaya.
Bila Konduktor mengarahkan arus listrik pada Setrika listrik maka arus listrik akan menjadi energi panas.
Begitu seterusnya, mau jadi apa arus listrik tergantung kemana konduktor mengarahkannya.
Kalau kita amati definisi arus listrik maka ada kata gerak disana (Elektron yang bergerak), Sesuai Hukum Ohm maka ada ketentuan yang harus dipenuhi dalam sebuah konduktor untuk bisa mengalirkan arus listrik atau dengan kata lain harus ada beda potensial pada ujung ujung konduktor tersebut agar arus listrik bisa mengalir.
Beda potensial ini yang kemudian saya ibaratkan sebagai Stimulus, artinya harus ada Stimulus dari Guru untuk bisa menggerakkan Siswa agar semangat belajar dan Berkarakter baik atau Berbudi pekerti luhur.
Maka Stimulus untuk menggerakkan Siswa agar semangat belajar adalah "Siswa harus tau, bagaimana?, kemana?, dan akan jadi apa nantinya penerapan dari materi yang sedang ia pelajari" .
Sementara Stimulus untuk menggerakkan Siswa agar Berkarakter baik atu Berbudi pekerti luhur adalah : "Teladan dari Gurunya".
Karakter dan Budi pekerti Guru secara tidak langsung akan dicontoh oleh Siswa.
Saat ada beda potensial dan ada arus maka daya listrik itu adalah : P = V x I
V = Beda Potensial atau Stimulus
I = Arus Listrik atau Siswa
P = Daya atau Kemampuan yang dimiliki Siswa untuk menggapai Cita citanya.
Demikian sedikit gambaran Guru Penggerak dari saya, Mohon maaf dan mohon sarannya manakala kurang tepat…
Semoga bermanfaat…
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Benar2 aplikatif dlm penerapan ilmu, Inspiring teacher. Lanjut Bapak. Btw kenapa belum bisa ikut lomba. Belum ada kartu ya
Iya belum ada kartu...
Bagus pak, semoga saya bisa koreksi diri apakah saya termsuk konduk tor yang baik untuk anak didik saya..
Hmmm wong elind ancen
Hehehe semacam Alien....