Etika Bertamu 'Idul Fitri dimasa Pandemi
Alhamdulillah anak tangga ke duapuluh dua dari Romadlon 1441 H baru saja kita lalui, semoga banyak keutamaan Romadlon yang bisa kita raih di sepertiga yang ahir ini.
Bincang santai dengan saudara yang menekuni penjualan telur asin usai Tadarus malam ini menarik minat saya untuk menuliskannya pada artikel ke 89 tantangan Gurusiana.
Taufikur Rahman yang biasa saya panggil Mamang sudah sekitar 7 tahunan ini menekuni usaha pengasinan telur sekaligus penjualan telur asin.
Tak seperti biasanya, penjualan dimusim musim menjelang Idul Fitri seperti saat ini biasanya bisa mencapai 3000 butir per minggu, namun dengan kondisi seperti saat ini dimana ruang gerak konsumen juga dibatasi maka saat ini penjualan telur hanya bisa 1000 butir perminggu.
Dengan kondisi semacam itu otomatis berpengaruh dengan penghasilan yang bisa dia peroleh.
Jika per butir bisa mengambil keuntungan Rp.300, bila penjualan bisa mencapai 3000 butir per minggu itu artinya saat kondisi normal dia bisa meraup keuntungan sebesar Rp. 900.000 per minggu, itu akan sangat terasa penurunannya bila dibandingkan dengan kondisi saat ini dimana penjualan hanya bisa mencapai 1000 butir per minggu atau setara dengan penghasilan Rp. 300.000 per minggu.
Ini baru satu contoh dari usaha jual beli telur asin, yang tentunya kondisi yang sama juga akan juga dialami bidang usaha yang lain.
Bisa kita bayangkan dengan kondisi penghasilan yang sudah pasti mengalami penurunan disisi lain kebutuhan makan menafkahi keluarga harus tetap terpenuhi, mungkin suasana Idul Fitrih Tahun ini tak akan seceria Idul Fitrih ditahun tahun sebelumnya.
Mungkin tahun ini harus menerapkan lagu lebaran yang sempat Viral beberapa tahun lalu :
"Baju Baru Alhamdulillah…
Tuk dipakai di Hari Raya…
Tak Punya pun tak apa apa…
Masih ada baju yang lama"
Bukankah ada kata bijak juga menyebutkan :
ليس العيد لمن لبس الجديد، إنما العيد لمن طاعاته تزيد، ليس العيد لمن تجمل باللباس والركوب، إنما العيد لمن غفرت له الذنوب،
"Hari 'Ied (Hari Raya) itu bukan bagi yang berpakaian baru, Akan tetapi Hari ' ied adalah yang Ketaatannya bertambah, Bukanlah Hari 'Ied bagi yang berhias dengan Pakaian dan kendaraan bagus, Tapi Hari ' Ied adalah yang telah dihapus dosa dan kesalahannya. "
Begitupun kita yang mungkin mampu membeli pakaian baru, berpakaianlah sederhana saja saat berkunjung kerumah saudara kita yang mungkin kurang mampu saat Hari Raya nanti, lebih baik memberi sedikit uang untuk anak anaknya sebagai hadiah Hari Raya daripada berpakaian mewah saat berkunjung kerumah saudara kita.
Sedikit buah tangan yang kita bawa saat Bertamu lebih berarti dari baju sarimbit yang kita kenakan...
Karena Baju sarimbit yang kita kenakan tidak akan meringankan beban saudara kita...
Sementara buah tangan yang kita bawa akan sedikit membuatnya tersenyum ceria...
Semoga Covid segera berlalu…
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Aamiin...
Amin, indah berbagi karena ada rezki orang lain yang Allah titip lewat kita.