Mbah Cung, Cinta Memanggilnya ke Medan Gerilya
Mbah Cung saya memanggilnya semoga Alloh mengampuni dosa dosanya, Alhamdulillah semasa Beliau masih hidup saya sempat berbincang bincang langsung dengan Beliau. Sosok pejuang kemedekaan dan gerilyawan perempuan yang masih ada ikatan keluarga dengan saya.
Dijaman sekitar 1947, Beliau satu diantara beberapa gerilyawan yang ikut langsung merasakan pertempuran fisik berjuang merebut kemerdekaan, dari cerita yang beliau sampaikan pada saya semasa beliau masih hidup beliau harus rela meninggalkan rumah bersembunyi di lereng argopuro saat siang hari bersama pejuang yang lain serta turun ke kota Bondowoso saat malam hari untuk melakukan serangan dengan taktik perang gerilya.
Dengan persediaan makanan alakadarnya adakalanya beliau beserta segenap pejuang yang lain harus mencari tumbuh tumbuhan yang bisa dimakan untuk menopang kebutuhan makanan saat berada dipersembunyian.
Saya masih ingat, saya sempat bertanya pada beliau apa yang melatar belakangi beliau sehingga ahirnya memutuskan untuk ikut bergerilya.
Menjawab pertanyaan saya beliau menceritakan bahwa beliau yang seorang perempuan memutuskan untuk ikut berjuang berawal setelah beliau menyaksikan dengan mata kepala sendiri bagaimana suaminya ditembak pada bagian kepala oleh serdadu Belanda dihadapan beliau sebagai Istrinya, berangkat dari peristiwa itulah kemudian kemarahan beliau memuncak dan ahirnya memutuskan bergabung dengan pejuang yang lain untuk ikut bergerilya.
Ujar Beliau tak hanya markas markas serdadu Belanda di wilayah kota Bondowoso yang menjadi sasaran saat melakukan penyerangan dimalam hari, rumah pribumi yang menjadi antek antek Belanda pun juga tak luput dari incarannya.
Saya percaya dengan apa yang beliau sampaikan bukan dongengan semata, itu terbukti karena setiap 17 Agustus semasa beliau masih hidup beliau memang selalu diundang untuk menghadiri upacara HUT Kemerdekaan sebagai Veteran, dan memang semasa hidupnya beliau juga menerima pensiun sebagai Veteran.
Itu artinya keikutsertaannya dalam perjuangan kemerdekaan memang diakui…
Sungguh mulia perjuangannya…
Semoga Alloh S. W. T mengampuni dosa dosanya dan memepertemukannya kembali dengan Suami tercinta di Surga NYA.
Aamiin…
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
seeep...