Sekolah berprestasi adalah harapan dari semua pemangku kepentingan. Apalagi prestasi tersebut, mencapai tingkat nasional. Bahkan tingkat internasional. Tentunya, hal ini akan menjadi kebanggaan semua pihak. Namun, apakah prestasi itu hasil perencanaan?. Jika tidak, berarti adalah bukanlah sebuah prestasi. Karena prestasi tersebut, tidak direncanakan. Hal tersebut, merupakan sebuah keberuntungan.

Perencanaan tersebut, seharusnya berasal dari sebuah motif pemangku kepentingan. Dengan memberdayakan dari hasil analisis SWOT. SWOT merupakan faktor internal dan eksternal. Selanjutnya, faktor internal terdiri dari kekuatan, dan kelemahan. Serta, faktor eksternal terdiri dari peluang dan ancaman. Semuanya perlu diberdayakan.

Dengan analisis SWOT, maka diperoleh faktor imbas akekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Dengan demikian, maka seorang kepala sekolah sebagai manajer, fasilitator, administrator, motivator, kolaborator, dan supervisor dapat mencari solusinya. .

Mengarahkan faktor-faktor tersebut, memerlukan pengalaman dan kebijakan. Dengan demikian, maka kepala sekolah harus berkolabori, serta ada kesepakatan dalam mengarahkan SWOT sekolah. Hal ini, akan menjadi pemacu meraih prestasi.

Namun, masih ditemukan beberapa sekolah yang dalam merumuskan visi misi hanya sekedar menggugurkan syarat administrasi. Bahkan, hanya sebagai hiasan di lokasi strategis. Ini ironis sekali. Padahal visi misi merupakan rumusan bersama yang perlu diimplementasikan.