Oleh: Faidah Setyaningsih

Memasuki tahun baru 2024 guru disambut dengan aplikasi e-kinerja berbasis Platform Merdeka Mengajar (PMM). Dalam tahap perencanaan terdapat beberapa unsur yaitu Praktik Kinerja, Pengembangan Kompetensi, Tugas Tambahan, dan Perilaku Kerja.

Di antara unsur tersebut, Pengembangan Kompetensi paling menyedot perhatian guru. Meskipun unsur tersebut tidak dinilai dan hanya sebagai pertimbangan saja. Hal ini karena terdapat ketentuan bahwa guru harus mencapai ekspektasi atasan sejumlah 32 poin dalam setiap semester. Poin-poin tersebut dikumpulkan melalui berbagai pilihan Rencana Hasil Kerja (RHK) yang sudah disediakan.

RHK peningkatan kompetensi melalui peran sebagai partisipan kegiatan seminar, lokakarya, konferensi, simposium dan////atau studi banding lapangan yang diselenggarakan di bidang pendidikan dengan bukti dukung berupa sertifikat menjadi primadona. Untuk satu kegiatan mendapatkan 4 poin. Guru pun beramai-ramai berburu sertifikat webinar, diklat, pelatihan dsb. Berbagai akun media sosial banjir akan tawaran diklat dan pelatihan dari berbagai instansi. Bukan hanya mengganggu pengguna akun, berbagai tawaran diklat pun dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab untuk peretasan data pribadi. Sampai terjadi kasus pembobolan rekening pribadi akibat klik link tawaran diklat.

Seorang guru mengaku, dirinya berburu sertifikat webinar dan diklat karena di antara RHK-RHK yang lain kegiatan tersebut yang paling memungkinkan untuk dilakukan. "RHK yang lain susah-susah," ungkapnya.

Mungkin banyak guru lain juga memiliki alasan yang sama. Sampai terjebak pada kesibukan berburu sertifikat hingga lupa dengan substansi yang sebenarnya. Sertifikat pelatihan hanyalah bonus. Yang utama adalah upaya untuk terus belajar dalam meningkatkan kompetensi diri. Dengan harapan nantinya akan berdampak pada peningkatan kualitas pembelajaran untuk melayani kebutuhan murid.

Mirit, 22 Januari 2024