Faidah Setyaningsih

Teruslah menulis meskipun tidak ada orang yang membacanya....

Selengkapnya
Navigasi Web
Dateline Palsu Bikin Kesusu

Dateline Palsu Bikin Kesusu

Oleh: Faidah Setyaningsih

Dua hari lagi raport kelas XII harus siap dibagikan. Gara-gara siswa yang lulus SNMPTN tahun 2020 perlu melakukan daftar ulang. Salah satu berkas yang dibutuhkan raport dari semester 1 hingga 6. Masa pandemi korona membuat para guru harus bekerja dari rumah. Hanya satu dua guru yang bertugas piket di sekolah sesuai jadwal yang telah dibuat. Agar tidak terjadi kerumunan. Tapi sayang, server sekolah tidak dapat diakses dari rumah. Waka kurikulum mengimbau agar semua guru kelas XII menyelesaikan e-raport pada hari Sabtu. Meskipun hari libur karena menerapkan 5 hari kerja, tapi tak masalah guru-guru menyetujui. Semua demi tanggung jawab untuk memberikan penilaian pada siswa. Sabtu pagi, ruang TU sudah diserbu guru kelas XII. Mereka mengenakan masker dan duduk berpencar mengikuti imbauan pemerintah untuk tidak berkerumun. Masing-masing menghadapi laptop sendiri-sendiri. Membuka aplikasi e-raport, mengunduh format import nilai, mengisi dan menyimpannya dengan format xlsx sesuai dengan petunjuk. Operator dapodik yang datang kemudian disambut dengan panggilan sana sini yang minta petunjuk. Di komputer dekat jendela yang merupakan komputer server sudah dipasang tulisan yang ditulis tangan oleh sang operator "dilarang memakai komputer ini". Wuih, ngeri. Tak ada yang berani duduk di kursi panas di depan komputer itu. Ceritanya, pada pembuatan e-raport semester yang lalu, ada guru yang menggunakan komputer server untuk mengerjakan nilai mata pelajaran yang diampunya. Bekerja di komputer itu lancar jaya, bebas hambatan jaringan. Tinggal klik wezz klik wezz. Tapi, gara-gara komputer itu dipakai secara pribadi akhirnya pengguna server di seluruh sekolah ngadat. Muter-muter aplikasi tidak berjalan. Saat itu para guru baru tahu bahwa komputer server milik semua. Dipakai sendiri sama saja mendzolimi yang lain yang ikut mengakses. Hari sudah siang, baru satu guru yang berhasil menyelesaikan e-raport nya. Sebagian guru pindah ke laboratorium komputer yang rencananya akan digunakan untuk UNBK tetapi gagal akibat penghapusan UN. Mereka berharap jaringan lebih lancar di sana. Tapi, sama saja podo bae. Mereka yang ke labkom kembali lagi ke ruang TU dengan wajah memendam kecewa. "Sebagian shalat Dzuhur dulu sana biar bisa masuk. Kan lumayan kalau penggunaannya sedikit. Nanti gantian." kata seorang guru senior menyarankan. Sebagian guru menutup aplikasi e-raport dan beranjak ke musholla sekolah. Mereka tetap berjamaah meskipun shaff shalat dibuat renggang-renggang berjarak 1 meter. Sekembalinya dari musholla, di ruang TU kelompok guru yang selesai shalat Dzuhur saling pandang. Sorot matanya menyiratkan makna. Seorang guru senior duduk di kursi panas dan menyelesaikan e-raport dari komputer server. Semua diam. Hanya suara guru senior itu yang seolah membenarkan perilakunya sendiri. Padahal dirinya lah yang pada semester lalu mendamprat habis-habisan guru GTT yang masih baru yang berani lancang bekerja lewat komputer server. Sampai guru senior itu menyelesaikan pekerjaannya benar-benar tidak ada yang berani berkomentar. Hanya saling lirik. Sambil menatap layar laptop masing-masing yang sedikit pun tidak bergerak. Muter-muter. Sampai akhirnya guru senior selesai dengan pekerjaannya. Dia bersiap-siap untuk pulang di saat guru yang lain masih terjebak kemacetan jaringan. Seperti lupa bahwa beberapa bulan lalu dirinya memarahi habis-habisan temannya sendiri akibat sebuah perilaku yang dilakukan karena tidak tahu. Hari ini dirinya melakukan perilaku yang sama dan semua orang hanya bisa diam. Hingga waktu Ashar tiba masih ada beberapa guru yang belum menyelesaikan e-raport nya. Waktu seharian seakan terbuang sia-sia. Hanya menunggu jaringan bersahabat dengan laptopnya. "Sudah bapak/ibu diselesaikan hari Senin saja nggih," kata Waka Kurikulum yang menunggui para guru bekerja. "Hari Minggu di rumah saja, tidak perlu ke sekolah." tambahnya. "Sebenarnya beneran harus selesai tanggal 12 April bukan sih?" tanya seorang guru agak sangsi dengan informasi yang beredar. "Nanti saya konfirmasi lagi, sekarang sudah sore mari kita pulang." Waka Kurikulum beranjak berdiri menggendong tas ranselnya. Satu persatu guru meninggalkan sekolah. Ada yang sudah menyelesaikan tugasnya hari itu. Ada juga yang belum selesai. Tapi sudah tidak ada siapa pun, dia pun ikut pulang. Menjelang Maghrib, sebuah pesan WhatsApp masuk di grup sekolah. Pesan dari Waka kurikulum. "Maaf bapak/ibu ternyata raport nya dipakai tanggal 12 Mei bukan 12 April. Terima kasih untuk yang sudah lembur hari ini." tulis Waka Kurikulum. "Benar kan, saya bilang juga apa?" balas seorang guru beberapa menit berikutnya. Saatnya menghela nafas panjang. Sepanjang-panjangnya. Pfuh....

Tantangan Hari ke-79 #TantanganGurusiana

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Biasa begitu bu..lagi2 masalah mental.. kdg2 hanya siap memerontah namun tak siap .melaksanakan hal yg sama dgn apa yg diperintahkan

12 Apr
Balas

Unik Bu..

13 Apr

Mengurut dada dan beristiqfar itu lebih baik bu Faidah Setyaningsih Barokallah

12 Apr
Balas

Betul ibu Sulfi. Aamiin..

13 Apr

Keren

13 Apr
Balas

Astaga....sabar ya bu, kadang2 yang palsu itu bisa jadi buat hiburan bu, disaat udah sadar..haha sbelum sadar ya itu, sperti kisah ibu. Semangat bu,,,

12 Apr
Balas

Betul Bu Riska. Terimakasih

13 Apr

Masyaallah. Penelitian tipis-tipis ini justru menjadi pemaparan yang jelas terkait puasa Nisfu Sya'ban memang akan menjadi semangat bagi masyarakat awam. Walaupun hadist tersebut dhaif namun ada lagi hadist yang mendukung untuk menjadi dasar hukum melakukan puasa Nisfu Sya'ban.

12 Apr
Balas



search

New Post