Faidah Setyaningsih

Teruslah menulis meskipun tidak ada orang yang membacanya....

Selengkapnya
Navigasi Web
Mau Menulis Setelah Sukses

Mau Menulis Setelah Sukses

Di ruang guru saya sedang mengisi LHKASN pada web siharka dari Menpan ketika kepala sekolah datang memantau. Kebiasaan beliau sejak terjadi pandemi korona. Beliau selalu mengecek ruang guru maupun ruang TU. Menanyakan apa keperluan bapak atau ibu guru datang ke sekolah. Segera membubarkan saat melihat para guru berkerumun. Menegur saat ada guru tidak mengenakan maskernya.

Saat itu, hanya tiga orang guru termasuk saya yang sibuk dengan laptop masing-masing. Jarak kami bertiga berjauhan. Antara satu pojok ruangan dengan pojok ruangan yang lain.

"Dari menulis sudah dapat uang belum Mba?" kata kepala sekolah tiba-tiba. Beliau biasa membeli buku-buku antologi yang saya tulis bersama teman-teman penulis. Beliau juga yang memberi kesempatan saya untuk mengisi tulisan di grup PGRI Kabupaten.

"Nda lah pak, orang saya nulisnya masih belajar." kata saya tanpa memandang ke arahnya karena fokus dengan pekerjaan.

"Harus diarahkan ke sana, Mba." lanjut beliau, sepertinya masih berdiri di belakang saya.

"Penginnya sih Pak, tapi kalau sekarang tulisan saya juga masih biasa-biasa saja. Siapa juga yang mau membaca." jawab saya masih sambil mengentrikan gaji dan tunjangan yang saya dapatkan datanya dari bendahara gaji pada web siharka.

"Saya juga mau menulis kalau sudah sukses nanti." kata beliau. Kali ini saya tiba-tiba menghentikan pekerjaan. Mencermati apa yang beliau katakan.

"Kalau saya harus nunggu sukses baru menulis, kayaknya saya nda bakalan menulis deh Pak." jawab saya melihat ke arahnya yang sedang sibuk memencet-mencet android.

"Kalau tulisan orang sukses kan akan banyak dibaca oleh orang-orang. Seperti Chairil Tanjung yang sudah sukses dengan usahanya. Tulisan-tulisannya sangat menginspirasi pembacanya." terang kepala sekolah.

Diam-diam saya setuju dengan pendapat kepala sekolah. Orang sukses k*nt*t-nya aja sudah menginspirasi. Apalagi kata-kata dan tulisannya. Beda dengan orang biasa. Bicara sungguh-sungguh saja dikira membual dan omong kosong.

Obrolan kami tiba-tiba terputus saat seorang guru muda datang membawa laptopnya. Menaruh laptop di atas tumpukan buku di meja saya.

"Cara nge-share ini gimana ya, Bu?" kata guru muda tersebut menunjukkan soal online yang baru dibuatnya. Suaranya pelan setengah berbisik. Mungkin sungkan ada kepala sekolah di situ.

"Saya coba ya Mba, biasanya saya nda pakai aplikasi yang ini." kata saya sambil mengklik beberapa tools di layar. Mencoba-coba.

Kepala sekolah pergi meninggalkan kami yang sibuk mengotak-atik google Drive. Padahal sebenarnya saya masih ingin tahu definisi suksesnya beliau. Pencapaian yang diraihnya di mata saya termasuk sudah sukses. Menjadi kepala sekolah di usia yang masih muda. Usaha properti yang keuntungannya cukup menggiurkan. Kenapa masih dianggap belum sukses? Apa sebenarnya beliau ingin mengatakan, kenapa saya yang hanya guru biasa saja kok menulis? Dirinya saja yang sudah sukses saja tidak menulis. Ah, entahlah.

Bicara tentang sukses, kadang saya merasa sudah menjadi orang sukses. Bukannya ke-pede-an. Tapi, apa standar kesuksesannya yang beda, ya? Saat orang lain bisa makan sehari sekali. Saya merasa sukses dengan bisa makan sehari tiga kali. Saat orang lain masih berusaha menemukan jodoh. Saya merasa sukses sudah hidup bersama pasangan. Saat orang lain merindukan momongan. Saya merasa sukses sudah dikaruniai anak-anak yang lucu dan menggemaskan. Saat orang lain masih berjuang menuntut nasib yang lebih baik. Saya merasa sukses dengan status PNS yang diamanahkan pada saya.

Berarti saya juga menulis setelah saya sukses dong. Tentu dengan definisi sukses saya sendiri. Belum tentu orang lain sepakat. Sah-sah saja mereka punya standar kesuksesan yang lain.

Kebumen, 13 Mei 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Lebih tepatnya Anda orang yang mudah bersyukur bu.

14 May
Balas

Terimakasih kunjungan nya ibu Mirda...

14 May

Sukses itu sederhana.Orang lapar bisa makan dan perut kenyang termasuk sukses.Tulisan mantap bunda. Salam kenal dari pak Blangkon

14 May
Balas

Terima kasih pak Blangkon.. Tulisan2 pak Blangkon jg slalu menginspirasi..

14 May

Sukses tergantung orang lain menilainya

14 May
Balas

Makasih ibu Nopita...

15 May

Arti sukses sesuai dengan rasa syukur masing masing.

14 May
Balas

Terimakasih ibu Lulu...

14 May

Hmmm saya sepakat dengan ibu, teruslah menulis sahabat shalihahku. Barokallah

14 May
Balas

Aamiin.. terima motivasi nya ibu Erwin...

16 May

Aamiin.. terima motivasi nya ibu Erwin...

16 May

Orang yang sukses adalah orang yang bisa mensyukuri yang ia miliki aaat ini.. Salam literasi

14 May
Balas

Salam ibu Riska...

14 May



search

New Post