535 Fairuzah Dahiyyah

Hari demi hari telah kujalani. Allah limpahkan segala rahmat dan nikmat. Meski ada pula banyak ujian dan cobaan. Pastinya, itu untuk menaikkan derajat dan kekuatan bersyukur pada-Nya.

Lelah. Kadang mendera tubuh ini. Letih. Seringkali mengoyak rasa hingga hati yang paling palung. Menyerah. Acapkali menggoda iman untuk tidak lagi bangkit. Bahkan setiap kaki mulai kuat menopang diri, ada saja yang mengusik hingga terjatuh tak berdaya.

Hanya satu tempat kubersandar. Kembali kepada-Nya dengan doa dan ibadah yang maksimal. Mencurahkan rasa di sepertiga malam menjadi satu solusi yang abadi. Berbagi rasa kepada sesama hanya sesaat. Hanya untuk meringankan beban yang silih berganti. Sungguh, semua ini skenario Ilahi. Aku hanya akan jalani sebagaimana memang seharusnya.

Bila di mata manusia ini sebuah kegagalan, biarlah Allah yang menilai sebagai sebuah proses menuju hamba-Nya yang tawakal. Biarlah sedikit semangat berjuang ini Allah catat sebagai pergerakan hamba-Nya yang tidak menyerah. Inilah sebuah ikhtiar, usaha dan doa. Selebihnya Allah yang kembali akan memberikan jawaban. Semoga ending yang membahagiakan.

Tiga ratus tiga puluh lima hari aku tanpamu. Sungguh, perjalanan hariku tanpa rasa. Namun, nasihatmu yang masih terus kuingat menemaniku menapaki langkah semampunya. Takada kata yang bisa melukiskan rasa ini. Kadang rasa trauma masih hadir, meski aku mampu mengendalikan diri. Semua kisah sering kembali terbayang. Tuhan, betapa ngeri hari yang kemarin kulewati, ada 35 hari nyaris mata tak terpejam, tubuh tak berbaring, otak terus berpikir, raga ke sana ke mari. Ya Rabb, terima kasih atas semuanya. Izinkan sujudku, rukukku kepada-Mu. Kutitipkan rasa ini kepada-Mu. Jagalah kami dalam iradah-Mu.

Sekian hari ada bagian dari hidupku telah kembali pada-Mu. Jaga dia, lindungi dia, beri nikmat dan segala kebaikan untuknya.

Ungaran, 27 Januari 2023