Remaja di era digital semakin menunjukkan jati dirinya sebagai manusia yang mandiri dengan berbagai akses informasi dan teknologi. Peran orangtua disini terkadang dianggap oleh remaja sudah tidak berpengaruh, begitu juga bagi orangtua yang memiliki anak usia remaja menjadi semakin menjaga jaraknya. Masa remaja yang berlangsung diantara usia duabelas tahun sampai dengan dua puluh satu tahun telah menempuh berbagai pengalaman hidup dan mampu meniru dari lingkungan disekitarnya. Dari dampak pengaruh lingkungan dan pengalamanannya, maka dalam bersosialisasi mampu untuk menentukan karakter kepribadian sangat menonjol.

Jika diperhatikan remaja dan orangtua saling menjaga komunikasi dengan menganggap hal yang dilakukan anak remaja belum tentu benar, sering memberikan batasan yang menurut anak tersebut membelenggu kebebasan berekspresi. Selain itu terdapat orangtua yang memberikan pembiaran kepada anaknya asalkan tidak meminta yang berlebih, seakan hal ini kebebasan mutlak pada remaja. Sedangkan anak remaja melakukan kegiatan yang tanpa sepengetahuan orangtua ini belum tentu ke arah yang positif. Tetapi lebih sering menjadi pemberitaan sekarang ini remaja mencari tempat pelampiasan pada hal yang negatif diantaranya pada narkoba dan dunia malam serta masih banyak lagi.

Dampak yang terjadi adalah pendidikan pada remaja belum bisa maksimal membekali pribadinya dalam menyaring informasi yang didapatkan sehingga terkesan masih mencoba-coba dalam menjalani kehidupan. Padahal sekali mencoba jika sudah masuk kepada kelompok tidak mudah terlepas. Kemandirian remaja disini menjadi dipertaruhkan, apakah dia mampu menjadi pribadi yang baik atau hanya mengikuti keadaan. Sebelum terlambat alangkah bijaknya orangtua senantiasa mendukung hal kecil yang memiliki manfaat bagi masa depan anak,tanpa meremehkan apa yang telah diperbuat oleh anak usia remaja.