Faisal Riza Hasbullah

Asal dari Boyolali, Tinggal di Jayapura, Pamong Belajar BP PAUD DIKMAS PAPUA, Lulusan dari IAIN SURAKARTA, Pendidikan Agama Islam Diskusi : faisalriza92@gmail...

Selengkapnya
Navigasi Web
Oh Pendidikan Nonformal!
Waktu itu

Oh Pendidikan Nonformal!

“Alhamdulillah”,ungkapan inilah yang diucapkan oleh Fahri dan Catur ketika sudah sampai di Kabupaten terdekat dengan perbatasan Papua New Guini, seru Fahri “ini namanya Kabupaten Keerom.” Pagi yang diiringi gerimis hujan tidak menyurutkan niat dalam melaksanakan tugas untuk melakukan studi pendahuluan. Salah satu tahapan untuk mengembangkan model dibidang pendidikan keaksaraan dalam melayani masyarakat buta aksara. Terkadang dalam benak Fahri berfikir, masih ada juga masyarakat yang pada jaman melinial berlalu masih belum mengenal membaca menulis dan berhitung. Menarik hati, disatu sisi kasihan untuk melihat perkembangan jaman , bagaikan orang yang ingin mempelajari bahasa asing, sangat jarang sekali kalau ditemui orang yang buta aksara menginginkan keadaan tersebut berlanjut. Cerita fahri “Saat mengenal bahasa asing untuk menghafalkan kata perkata susah, untuk mengucapkan apalagi malu sudah datang maka sulit kita mampu menguasai dengan kilat bahasa asing.” Sahut Catur “Begitulah yang dirasakan oleh mereka warga masyarakat yang buta aksara dijaman now.”

Sesampainya di sanggar kegiatan belajar disingkat SKB ini merupakan satuan pendidikan nonformal yang masih dinaungan pemerintah daerah setingkat kabupaten maupun kota. “Miris, melihat kantor yang melayani pendidikan nonformal berbeda sangat dengan kantor pendidikan formal diseberang jalan.” kata Fahri ketus. “Memang kalau diakui adanya SKB yang tadinya merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah sekarang telah menjadi satuan pendidikan yang mana telah fakum selama satu tahun terlihat sangat memprihatinkan. Ruangan yang berbentuk rumah merupakan rumah sewa yang disulap untuk kantor sementara SKB, padahal jika ditilik masa sebelum menjadi satuan pendidikan memiliki kantor yang jauh lebih pantas berada disisi tempat lain berjarak berapa blok dari kantor yang sekarang. Selama fakum untuk merubah dari UPTD menjadi Satdik ini telah ditempati kantor berikut sarana prasarana yang didapatkan dari bantuan pemerintah pusat dan tentunya pemerintah daerah oleh bidang kerja lain.” Begitulah penjelasan detail Catur.

Diskusi untuk menerima masukan dari berbagai pihak dimulai pukul sebelas waktu Indonesia timur, pihak yang telibat terdiri pegawai dinas pendidikan kabupaten, pegawai SKB dan ketua lembaga satuan pendidikan non formal terdekat. Setelah dibuka oleh kepala SKB untuk melaksanakan diskusi mulai dengan hal ringan berbagai potensi yang ada untuk mengembangakan pendidikan nonformal di wilayah Kab Keerom terkhusus untuk pendidikan keaksaraan. Heryawan mengungkapkan “diwilayah SKB Kab Keerom telah melayani dulunya berbagai tempat yang rata-rata eks trans (Transmigran yang telah lama mendiami Kabupaten Keerom) masih terdapat warga masyarakat yang dalam satu keluarga terdiri dari orangtua yang buta aksara, sedangkan untuk mengajarkan mereka malu datang ke satuan pendidikan, ada dari mereka belajar dengan keluarga sendiri. Bahkan ada juga warga masyarakat yang belajar kepada anaknya yang telah belajar di pendidikan formal.” Ditimpali oleh Siti Fatonah “Memang menjadi kekurangan adalah adanya test atau penilaian yang masih kurang untuk warga masyarakat yang belajar sendiri, tentu hal ini belum bisa dilakukan penilaian terkendalan adanya tutor kurang dan tidak mampu menjangkau ke rumah-rumah. Padahal kalau didata maka akan terlihat masih banyak warga masyarakat yang buta aksara ketika datang melakukan transmigrasi dijaman dahulu dan usianya pastinya empat puluh tahun keatas. Jika memang belum terlayani kasihan akan merugi dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya untuk berjual beli mereka belum tentu bisa membaca pesan yang disampaikan melalui tulisan maupun berita yang menjadi pengumuman.”

Cerpen Non Fiksi dari : http://faisalrizahasbullah.blogspot.co.id/2018/03/oh-pendidikan-nonformal.html silahkan di follow

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post