2030
20/30
Kulihat matahari masih ramah menyapa
Cerah tanpa celah
Merekah bak kembang pagi
Angin juga tak jemu meniupkan
Segala hawa kesejukkan
Dalam pusara kefanaan dunia
Melangkah pasti
Meski agak terjuntai
Angka yang bertambah
Memunculkan kecemasan
Di masa ini,
ketidakpastian merajalela,
kegundahan menyeruak,
kegelisahan mengikuti,
Wanita dan usia
Berkejaran sedemikian cepat
Menuju nominal mutlak
Penuh bayang-bayang tekanan
Komitmen
Ikatan
Sakinah
Menjadi paket kesatuan
Yang dijamu oleh zaman
Penuh segala tipuan
Orang-orang mendadak usil
Berani berucap tanpa bersolusi
Berani berkata tanpa memberi arah
Berani bersikap tanpa memberi penyelesaian
Sampai kapan….
Harus bertahan di tengah gelombang ujian
Bulan-bulanan buah bibir di tiap kali tatap muka
Entahlah….
Untung iman masih melekat
Untung tuhan masih bercokol
Untung otak masih di raga
Kata “kapan” seraya muncul secara mistis
Sosoknya juga misterius
Seketika pula menegangkan
Hah…. Sudahlah…
Setidaknya hati ini masih bisa merasa
Tidak seperti yang lain
Berhati tapi beku
Oh hidup begitu indah
Oh hidup begitu damai
Oh hidup begitu aman
Walau
Cemoohan hadir bak noda penuh kerak
Singgung sanggap para lajang dan bujang
Tanpa menyisakan sinar kemanusiaan
Ahahahaah...
Untung senyum tetap betah
Ahahahaah...
Untung tawa masih hilir mudik
Semoga kata sabar tak akan menjauh
Semoga…
Amin
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen puisinya, Bunda. Salam literasi