fajri alifia

Pendidik yang masih belajar dan berproses untuk kebaikan bersama. Masih mencari yang terbaik untuk perubahan besar di masa yang akan datang....

Selengkapnya
Navigasi Web

Aku, Jemari, dan Pasar (Tantangan Hari ke-8)

Setiap minggu sebelum pandemi, jari-jemari ini melangkah mengarungi lautan manusia. Bergerumul dengan para emak menawar harga seirit mungkin. Suara saling bersahutan memenuhi kios-kios sayuran pada pagi itu. Harga yang muncul beragam mulai dari nominal wajar hingga mengiris telinga. Meskipun demikian, si pemilik toko masih bisa berkelit agar kocek terpenuhi oleh laba.

Para pejuang nafkah telah berjibaku sejak gelap buta. Rela mengorbankan rasa kantuk untuk menyiapkan barang-barang yang hendak dijual. Selain kios sayur, keramaian juga tercipta dari hiruk pikuk kios ayam, ikan, maupun bahan pangan lainnya. Semuanya berlomba memberikan harga menarik agar para ibu melirik.

Begitulah pasar, tempat aktivitas manusia mencari rezeki, pengalaman, hingga ridho-Nya. Pasar tiada hentinya menyediakan peluang bagi siapapun yang berusaha. Malam berganti siang, siang beralih sore, dan roda aktivitas terus berjalan sesuai dengan kebutuhan. Pasar menjelma menjadi saksi bisu banyaknya harapan, doa, dan keyakinan yang digaungkan setiap memulai perjuangan.

Citarasa pasar modern juga tidak kalah tenar dengan pasar tradisional. Kehadirannya sering ditunggu pada akhir pekan oleh setiap anggota keluarga. Rencana jalan-jalan sering berpindah ke Mall. Karenanya, pengelola menyediakan fasilitas lengkap sehinnga pegunjung betah berlama-lama di Mall.

Banyak kegiatan yang bisa dilakukan di Mall. Bersenda gurau, menuntaskan lapar dahaga, menyaksikan film, atau juga sekadar memanjakan mata bisa sekaligus dilahap dalam satu perjalanan di Mall. Kedekatan yang terjalin dengan mudah dilakukan tanpa perlu adanya paksaan dari siapapun. Dengan begitu, Mall juga mengisi kekosongan memori para anggota keluarga ataupun orang lainnya dalam keseharian.

Sejak pandemi, keakraban diri dengan pasar kian berkurang. Pandemi covid-19 yang mewabah menambah kekhawatiran orang-orang untuk berpergian apalagi ke pasar. Kalau terdesak dilakukan pastinya membutuhkan adanya tindakan pencegahan. Pencegahan penting dilakukan dengan menggunakan masker, bercuci tangan, membawa pembersih tangan, dan juga menjaga jarak.

Berbicara kondisi di lapangan tentu berubah drastis sejak pandemi melanda dunia. Jari-jemari seringkali harus dijaga agar tidak menyentuh hal secara sembarang. Jika dulu setiap pergi ke pasar, jari bisa melenggang bebas pergi ke permukaan benda yang satu dengan yang lainnya. Semisal mengecek kualitas bahan, kelembutan bahan, ukuran barang, dan juga keaslian barang. Belum lagi jika berbelanja di pasar tradisional, para pembeli sudah tentu selektif dalam memilih ikan, ayam, udang, ataupun daging yang terlihat dalam kondisi segar.

Hal tersebut dilakukan secara bebas sesuai dengan kebutuhan pembeli. Tidak ada rasa was-was apalagi gelisah ketika menyentuh suatu barang di pasar ataupun Mall. Tidak ada pula pikiran negatif yang melanda saat tidak sengaja memegang pegangan pintu, eskalator, atau benda lainnya. Keadaan masih dapat dikendalikan sehingga jari-jemari diperkenankan dalam kondisi kering tanpa basuhan air sabun atau bahkan pembersih tangan.

Kini, semuanya tinggal kenangan. Setiap orang akan selalu membekali diri dengan proteksi tak main-main. Perlu pertimbangan matang untuk mendaratkan jari mereka di benda-benda tertentu. Kalaupun tidak sengaja, pertolongan pertama melalui pembersih tangan penting dilakukan. Pilihan lain yang lebih efektif adalah bergegas mencari tempat untuk mencuci tangan dengan sabun.

Begitu dahsyatnya pengaruh kehadiran sosok tidak kasat mata itu. Penyebaran melalui tangan disinyalir menjadi salah satu faktor penularan yang disoroti paling serius. Ancaman kuman, virus, atau bakteri lain yang mudah sekali menempel, membuat setiap orang lebih hati-hati saat ini. Oleh karena itu, setiap orang perlu beranggapan bahwa mencegah itu lebih baik daripada mengobati.

Memulai diri dengan membiasakan membasuh tangah dengan sabun atau pembersih tangan adalah hal kecil yang berdampak besar. Peduli kepada diri sendiri sama saja menolong 1 nyawa orang lain setiap detiknya. Semoga pandemi ini segera berakhir dengan membawa kembali senyuman yang selama ini tersimpan rapat. Semoga jari-jemari ini dapat segera melakukan tugasnya dan memberi manfaat kepada orang banyak.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post