fajri alifia

Pendidik yang masih belajar dan berproses untuk kebaikan bersama. Masih mencari yang terbaik untuk perubahan besar di masa yang akan datang....

Selengkapnya
Navigasi Web

ANTARA NURANI, TOLERANSI DAN SANKSI

Masa pandemi corona yang sudah genap setahun masih menyisakan polemik. Berbagai bidang berusaha sekeras mungkin memberi penyesuaian agar bisa bertahan di masa yang penuh ketidakpastian ini. Mengganti segala piranti dengan semua hal yang yang mudah diakses di dunia maya menjadi solusi paling jitu. Berharap dapat memberi harapan atas segala doa yang dipanjatkan setiap menghadap sang khalik.

Begitu pula wajah pendidikan yang masih bermuram durja atas wabah yang tak kunjung usai. Sekolah pun masih belum dapat dijadikan tempat menimba ilmu selama masa ini karena masih tingginya angka pengidap penyakit corona. Lagi-lagi, pembelajaran selama satu semester genap harus dilakoni secara virtual. Para siswa, guru, kepala sekolah, dan semua pihak yang berkepentingan mesti bersiap dengan perlengkapan tempur seperti kuota, gawai, dan juga daya listrik. Semua diupayakan agar pembelajaran daring tetap dapat memberi manfaat bagi siswa.

Pembelajaran daring yang sejak setahun lalu telah akrab dalam kehidupan umat manusia, menyisakan suatu problema yang jika dibiarkan bisa menghasilkan bencana. Hal ini berkenaan dengan kedisiplinan siswa dalam melakukan pembelajaran yang tentunya tidak bisa disamakan kondisinya ketika belajar di sekolah. Permasalahan ini seputar mempertimbangkan asas kemanusiaan berwujud toleransi ataupun menegakkan kedisiplinan berwujud ketegasan.

Kedua hal tersebut seringkali dibenturkan pada masa ketika siswa hendak mengumpulkan tugas. Tenggat waktu yang telah ditentukan guru tidak jarang menjadi lebih molor alias lebih lama dari waktu yang telah disepakati. Hal ini tentunya dilatarbelakangi oleh beragamnya kondisi siswa baik itu dari segi ekonomi, keluarga, dan lingkungan. Semua aspek dapat memberi pengaruh bagi keberlangsungan belajar siswa di rumah.

Seorang guru pastinya masih memiliki nurani dalam hal pemberian dan pengumpulan tugas. Bila siswa terlambat mengumpulkan tugas tentu ada rasa iba terlebih alasan yang diungkapkan didasari atas alasan ekonomi. Ketiadaan kuota, gawai yang digunakan secara bersamaan dengan anggota keluarga yang lain, dan juga aktivitas membantu orang tua bekerja, menjadi alasan yang jamak ditemui. Kembali, para guru tidak akan semudah memberikan sanksi apalagi hukuman yang memberatkan siswa. Satu tujuan ditempuh agar siswa masih bisa bertanggung jawab dengan tugas sekolah meski masih ada kewajiban lain yang harus dilakoni di rumah.

Kondisi tersebut tentu bersebrangan dengan kedisiplinan. Siswa yang belajar sejatinya juga harus memahami bagaimana ia menghargai waktu dalam proses belajar. Selayaknya seorang siswa juga perlu pandai mengatur strategi waktu dalam mengerjakan kewajibannya sebagi pelajar dan juga sebagai anggota keluarga di rumah. Alhasil guru berhak memberikan sanksi atau hukuman bila keterlambatan pengumpulan tugas dilakukan siswa. Hal ini bertujuan untuk menegakkan kedisiplinan siswa belajar daring di rumah.

Dua kondisi yang memang begitu bertentangan dalam pembelajaran daring menjadi hal yang sulit dihindari baik itu bagi guru maupun siswa. Di satu sisi, peraturan mesti ditegakkan sehingga pemberlakuan sanksi perlu diupayakan agar siswa dapat belajar berdisiplin dengan kewajiban yang dimiliki. Namun, di sisi lain, nurani juga perlu dikedepankan agar pembelajaran daring tidak dianggap sebagai momok yang menakutkan bahkan memberatkan bagi siswa.

Siswa perlu membiasakan disiplin dalam belajar agar tidak membebankan dirinya dalam mempelajari beragam materi. Sistem pendidikan di Indonesia yang memiliki bobot pembelajaran lebih dari sembilan mata pelajaran, membuat para siswa harus lebih cerdik dalam mensiasati hal tersebut. Semisal dalam satu hari terdapat 3 mata pelajaran yang harus diampu, maka siswa perlu siasat untuk disiplin mengikuti pembelajaran tersebut. Oleh karena itu, disiplin perlu ditegakkan bukan hanya untuk kepentingan guru tetapi juga untuk kebaikan siswa.

Namun sekali lagi, kondisi belajar yang kurang kondusif memungkinkan siswa untuk alfa dari pembelajaran. Ketika di sekolah, siswa hanya diminta fokus untuk memperhatikan penjelasan guru dan memahami materi pelajaran. Ketika di rumah, seorang siswa harus membagi perhatiannya untuk menyimak penjelasan guru, membaca materi pelajaran sembari menjaga adik atau mengerjakan pekerjaan rumah lainnya. Hal ini belum diperparah dengan situasi berisik dan kurang nyaman yang menganggu ketenangan dan konsentrasi siswa dalam belajar.

Banyak faktor yang menjadi penyebab kegagalan siswa dalam belajar daring di rumah. Aspek motivasi yang seringkali dimunculkan oleh guru kepada siswa kian pudar akibat kurangnya intensitas bertemu. Alhasil rasa malas menjadi tinggi dan mulai merasuki pikiran siswa untuk tidak hadir di setiap pertemuan virtual. Akibatnya, daftar nilai tampak sepi dan tiada dihiasi oleh deretan angka-angka penuh prestasi.

Semua hal yang ditempuh dalam pembelajaran saat ini semakin disederhanakan demi melihat siswa mampu berdaya dengan keterbatasan yang terjadi. Memang disiplin wajib ditegakkan agar tidak ada siswa yang menganggap sekolah hanya tempat bermain. Sekolah pun sejatinya harus dapat mendidik siswa agar memiliki etos disiplin yang baik guna menyiapkan diri di kehidupan yang sebenarnya seusai lulus. Penerapan sanksi atau hukuman perlu diberikan supaya siswa jera dan bisa belajar dari kesalahan. Namun, hal tersebut dapat disesuaikan dan diupayakan dengan lebih bijak agar semua pihak mendapat sisi kebermanfaatan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terima kasih ibu Nur Faridah, semoga tahun ajaran baru bisa bertemu siswa kembali ... amin ya rabbal alamin..

06 Mar
Balas

Keren, sukses dan salam literasi

06 Mar
Balas

Ulasan yang bagus.. smoga tahun ajaran baru kita bisa bertatap muka lagi. Aamiin

06 Mar
Balas



search

New Post