DI BALIK PENTAS DRAMA
Drama atau biasa disebut dengan pementasan sebuah lakon menyajikan sebuah kisah dengan kekuatan penuh pada ekspresi, gesture, suara, dan aspek lainnya yang mendukung pementasan. Seperti halnya sebuah film, drama yang hendak dipentaskan memerlukan banyak aspek semisal persiapan naskah, pemilihan tokoh, pendalaman karakter, pengaturan tata panggung, dan sebagainya.
Pementasan drama sejatinya menyimpan berbagai pelajaran yang dapat diambil manfaatnya oleh para pemain. Melatih keluwesan dalam berekspresi, kesabaran dalam menjiwai peran yang didapat, kepekaan terhadap interaksi antar pemain, dan juga meliputi kegigihan dalam menyelesaikan suatu naskah drama. Kesemua hal tersebut tentunya memerlukan proses yang tidak sebentar bahkan hingga berbulan-bulan.
Bagi orang awam bermain drama memerlukan perjuangan yang tidak main-main. Semuanya perlu dimulai dari nol agar proses-proses produksi pementasan berjalan dengan baik. Tahap pertama dimulai ketika para pemain melakukan olah suara dan olah raga. Kedua hal ini menjadi aspek kunci keberhasilan dalam drama. Sejatinya, pemain drama memerlukan vokal yang cukup lantang hingga bisa terdengar oleh penonton yang duduk di barisan paling belakang. Pernafasan perut pun yang dijadikan dasar agar vokal terdengar bulat.
Olah suara ini biasa dilakukan oleh pemain sebelum memulai berlatih memainkan sebuah lakon. Secara beriringan, para pemain melakukan pengambilan nafas perut agar terbiasa dan tidak terlalu mengandalkan pernafasan dada. Selain itu, berlatih mengucapkan huruf vokal secara sempurna juga dibutuhkan agar setiap dialog terdengar jelas di telinga penonton. Latihan ini pun bisa diselingi dengan permainan berbisik berpasangan agar tetap dapat memperkuat relasi yang kuat antar pemain.
Jika suara telah dilatih, maka keluwesan dalam ekspresi menjadi sesuatu yang tidak boleh ketinggalan. Keduanya perlu saling melengkapi agar tercipta adegan demi adegan yang dapat menarik perhatian penonton. Penerapan awal yang bisa dilakukan biasanya melemaskan otot-otot di bagian leher, tangan, dan juga kaki. Bentuk lain yang dapat diterapkan adalah para pemain berlari mengelilingi sebuah tempat dengan hitungan tertentu.
Aspek berikutnya yang tidak kalah utama adalah pemeranan. Aspek ini berkaitan erat dengan sikap pemain selama mendapat peran tertentu dalam pementasan. Sikap ini berwujud pada kepekaan melatih daya ingat pemain terhadap dialog-dialog yang akan disampaikan. Kepekaan ini bukan sekedar pemain dapat menghafal setiap kata dalam dialog tetapi lebih kepada pemaknaan kata-kata yang akan disampaikan dalam pementasan. Sebaiknya pun, pemain dapat menggali peran yang diperoleh semaksimal mungkin menjauhi dari identitas diri yang sebenarnya.
Hal terakhir yang melengkapi kesempurnaan pelaksanaan sebuah lakon adalah seni penataan panggung dan juga pemain. Seni penataan panggung meliputi konsep panggung yang ingin dihadirkan oleh seorang sutradara pementasan. Konsep ini dapat disesuaikan dengan amanat yang ingin disampaikan kepada penonton. Konsep visual panggung dapat berwujud realistis, sugestif, non realistis, dan juga formal. Konsep berwujud realistis dapat disampaikan berupa penataan latar yang mirip seperti keadaan aslinya. Seperti pementasan yang pernah dilakonkan oleh Teater Satu Lampung melibatkan latar kuburan. Penyajian jenis lainnya berupa sugestif yakni menampilkan sebuah latar yang seakan-akan mensugesti penonton dengan latar drama. Bentuk penyajian panggung yang bersifat non-realistis melibatkan pencahayaan lampu yang menimbulkan efek-efek tertentu. Secara umum, penyajian visual panggung berbentuk formal dengan latar tarian dengan panggung per level.
Begitulah berbicara dengan sebuah pentas drama yang menyerupai fenomena gunung es. Durasi pertunjukkan selama 1 atau 2 jam lebih dapat disaksikan dengan begitu mudah oleh para penonton. Padahal, durasi tersebut haruslah menempuh beberapa tahapan produksi hingga mencapai finalisasi pementasan. Semua pihak yang bekerja sama memiliki peran yang sama penting untuk mendukung pementasan.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar