fajri alifia

Pendidik yang masih belajar dan berproses untuk kebaikan bersama. Masih mencari yang terbaik untuk perubahan besar di masa yang akan datang....

Selengkapnya
Navigasi Web

KETIKA TUHAN MENGETUK PINTU HATI

Waktu terus bergulir semakin cepat hingga tak terasa mengantarkan diri berpijak di bulan kelima di tahun 2024. AKu yang masih berdiri menunggu sebuah kepastian terus mengeja doa pada sang khalik. Bertemu dengan sosok yang Tuhan kirimkan padaku begitu tidak disangka. Setelah banyaknya kepahitan yang dirasa dalam romansa percintaan, diri ini diperkenankan Tuhan untuk mengenal sosok baru. Setelah sekian lama, hati begitu beku karena pahitnya penghianatan dan pemberian harapan palsu, kini hati mesti membuka pintu yang telah lama usang.

Entah ada banyak kebetulan di antara kami berdua. Perihal nama kami, yang tidak jauh berbeda. Aku dan kakak perempuannya yang ternyata satu almamater. Kemudian, kakak perempuannya berkuliah di jurusan yang sama denganku. Satu hal lagi yang membuatku tercengang, tanggal lahir kami yang berdekatan. Serta masih banyak hal-hal kesamaan yang baru kami tahu akhir-akhir ini.

Jujur hingga detik ini masih tidak percaya dengan takdir ini. Apakah memang ia, sosok yang selama ini didoakan dengan sepenuh hati dalam setiap keheningan malam. Ia datang tanpa hujan ataupun badai, semuanya berjalan begitu lancar. Walau ku akui, tetap saja ada halangan, tapi pertemuan pertama itulah yang membuka segalanya.

Dari peristiwa itu, aku mulai membaca dirinya. Sungguh berbeda dengan apa yang ku bayangkan sebelumnya. Ku pikir, dia akan langsung mencari alasan untuk segera pergi. Ternyata Tuhan maha baik, memberikan kesempatan kepada kami berdua untuk mengenal kali pertama secara langsung.

Entah kekuatan apa yang menggerakkan ku untuk berbicara cukup banyak di depan dirinya. Kali pertama aku bisa mengenal sosok laki-laki lain selain ayah dan adikku. Ia juga sesekali merespon pembicaraanku. Walau ku akui, masih ada sedikit rasa grogi di antara kami.

Tapi, ya sudahlah.

Singkat cerita, beberapa pertemuan sudah terlewati. Jujur, ada beberapa pembicaraan yang kami arahkan menuju tahap lebih serius. Mungkin ada waktu di antara kami untuk saling intropeksi, agar nantinya langkah kami lebih diridhoi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post