fajri alifia

Pendidik yang masih belajar dan berproses untuk kebaikan bersama. Masih mencari yang terbaik untuk perubahan besar di masa yang akan datang....

Selengkapnya
Navigasi Web

KOTAK NASI PEMBAWA BERKAH (BISMILLAH TAGUR 1 KEMBALI)

Rezeki adalah sesuatu yang diberikan oleh Allah kepada hamba-Nya yang berusaha di muka bumi. Rezeki kerap kali diminta oleh seorang manusia dengan tujuan memenuhi segala kebutuhan hajat hidup di dunia. Namun, adakalanya rezeki tidaklah selalu berwujud harta benda yang secara otomatis menyelesaikan permasalahan keuangan. Pemaknaan rezeki meluas hingga semua aspek yang melekat pada raga manusia.

Rezeki kini dapat dimaknai secara sederhana dengan diberikannya anugerah yang luar biasa berupa nafas. Dalam sehari tentunya manusia melakukan proses pernafasan yang tidak terhingga. Udara yang dihirup oleh hidung kemudian masuk ke tenggorakan hingga bermuara pada paru-paru berjalan sedemikian adanya sesuai dengan arahan-Nya. Bisa dibayangkan bila salah satu organ pernafasan mengalami malfungsi, maka kehidupan seseorang akan terganggu.

Meskipun demikian, persoalan rezeki memang tidak bisa dilepaskan dari ketiga hal seperti uang, tahta, dan pekerjaan. Ketiga hal tersebut dirasa menjadi hal yang krusial bagi sebagian orang. Kehilangan uang, tahta, dan pekerjaan tidak bisa dianggap enteng. Gangguan kesehatan secara perlahan akan muncul bila permasalahan tersebut tidak segera ditangani. Bila tidak memiliki pegangan agama yang kuat, seseorang bisa saja melakukan hal-hal yang dibenci Allah seperti mengakhiri hidup.

Berbicara rezeki memang tidak akan pernah habis dibahas oleh siapapun. Pembicaraanya mencakup hal saat seseorang bangun di pagi hari untuk siap bekerja, hingga kembali ke tempat peraduan. Dalam prosesnya ada satu poin yang begitu dikejar dengan penuh semangat. Poin tersebut adalah mengejar cuan atau keuntungan. Cuan yang dimaksud tidak sekedar nominal uang atau segi materil lainnya. Cuan yang lebih difokuskan adalah perwujudan yang muncul dalam keyakinan, tekad yang dimiliki, peluang kerja yang terbuka lebar, hingga momen-momen yang begitu dimudahkan oleh sang khalik. Begitu indah, ajaib, dan terasa mukjizat bagi siapapun yang begitu dekat dengan-Nya.

Lebih lanjut, fenomena mencari rezeki saat ini baru sebatas pada level permukaan atau hanya berpusat pada mencari rupiah. Aktivitas bekerja yang dilakukan seseorang diukur oleh nominal uang. Akibatnya, banyak orang yang menggadaikan iman untuk menebus keuntungan yang berlipat ganda. Hati nurani pun seringkali tidak lagi dilibatkan sehingga memungkinkan seseorang melakukan perbuatan haram menggelapkan hak-hak orang lain.

Sejalan dengan hal itu, orang-orang saat ini begitu berambisi dalam mengejar karier. Jabatan yang tinggi disertai gaji fantastis membuat seseorang rela mengorbankan waktunya dalam sehari layaknya seorang workaholic. Mereka yang berjibaku di tempat kerja pun juga lalai kemudian abai pada kewajibannya beribadah pada Allah. Alhasil, hubungan yang terjalin terhadap rekan kerja lebih erat dibandingkan kepada Tuhannya.

Kondisi demikian membuat miris siapapun yang meyakini bahwa setiap yang bernyawa akan mati menghadap sang illahi. Waktu yang diberikan selama di dunia hanya dipakai untuk mengejar tujuan hidup yang bersifat duniawi. Kesempatan hidup yang pernah dimiliki tidaklah menyisakan sedikit bekal untuk di akhirat. Penyesalan akan timbul di akhir setelah semua kenikmatan diambil oleh sang pemilik jagad raya.

Keadaan ini tentu saja berbalik pada seseorang yang tidak memiliki pekerjaan. Terbangun di pagi hari dengan kondisi tidak berdaya tentu memiliki beban tersendiri bagi seorang pengangguran. Tidak memiliki uang yang dapat digunakan untuk menebus kebutuhan hidup menjadi bumerang yang selalu menghampiri setiap bulannya. Keadaan ini tentu tidak akan terasa parah bila masih bisa menumpang pada orang tua. Akan tetapi, tetap saja, tanggung jawab hidup yang selalu menuntut tidak akan membuat seseorang berpangku tangan.

Oleh karenanya, Allah menyuruh setiap hambanya berusaha dalam mencari rezeki. Rezeki bisa saja diperoleh melalui usaha yang dilakukan seperti bekerja di kantor, berdagang, menjual jasa, atau bentuk pekerjaan lainnya. Nominal gaji yang diperoleh juga bervariasi tergantung jenis pekerjaan, pengalaman, serta latar belakang pendidikan yang dimiliki. Waktu bekerja yang diperlukan juga disesuaikan dengan pekerjaan yang dilakoni.

Secara logika, semakin banyak waktu yang dihabiskan untuk bekerja, maka akan semakin banyak uang yang didapatkan. Sebagai contoh, pedagang yang membuka toko lebih lama bisa meraup keuntungan dari pembeli yang datang silih berganti. Dari contoh inilah muncul pelayanan toko selama 24 jam. Hal ini dianggap lebih menguntungkan karena membantu pelanggan dalam sehari nonstop. Selain itu, pembeli tidak perlu pusing memikirkan waktu buka dan tutup toko karena kapanpun bisa dikunjungi.

Matematika manusia memang selalu menyisakan ujung yang membutuhkan pengorbanan yang sebanding. Lain halnya dengan matematika Allah yang seringkali tidak dapat diukur oleh nalar. Dalam memperoleh rezeki, seseorang bisa menempuh jalan pintas yang diridhoi Allah. Salah satunya dengan melakukan sedekah.

Seperti yang telah tertulis dalam Al-Quran surah At-Talaq ayat 7 yang artinya:

“Hendaklah orang yang mempunyai keluasan memberi nafkah menurut kemampuannya, dan orang yang terbatas rezekinya, hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tdak membebani kepada seseorang melainkan sesuai dengan apa yang diberikan Allah kepadanya. Allah kelak akan memberi kelapangan setelah kesempitan.”

Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah akan menjamin orang-orang yang bersedekah. Allah akan membalas segala macam yang disedekahkan dengan memberinya kecukupan hidup. Begitu pula hal ini selaras dengan apa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW yaitu bahwa tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah.

Adapun perihal sedekah dapat dipetik hikmahnya pada sebuah kisah seorang pemuda yang kesulitan mendapatkan pekerjaan tetap. Pemuda itu telah berhenti dari pekerjaan sebelumnya karena memiliki masalah dengan atasan. Ia menganggur selama satu bulan hingga ia bisa mendapat pekerjaan lepas. Ia hanya bekerja selama satu kali seminggu dengan nominal uang yang lebih sedikit dari gaji sebelumnya.

Ia merasa kekurangan karena masih harus menumpang makan pada orang tuanya. Ia sudah berusaha mengirim surat lamaran pekerjaan ke berbagai perusahaan. Namun, belum ada satupun tawaran wawancara kerja yang diterima. Ia bingung serta khawatir akan masa depannya. Ia pun harus menelan pil pahit ejekan “Pensiun Dini” dari tetangganya.

Akhirnya ia mulai membaca artikel yang membahas seputar rezeki. Ia mendapat salah satu jalan agar dimudahkan rezekinya dengan memulai memberi pada orang lain. Masalah kembali muncul karena uangnya tidak cukup untuk bersedekah kepada orang lain setiap hari. Ia mengambil jalan lain yakni bersedekah hanya pada hari Jumat.

Target sedekah yang dipilih adalah anak yatim yang tinggal di sekitar rumahnya. Ia mulai memberikan satu kotak makanan sebagai sarapan di Jumat pagi. Ia memberikan kotak makanan tersebut secara diam-diam selepas solat subuh. Awalnya ia merasa ragu dengan sedekah hanya berupa kotak nasi. Apakah Allah akan menerima sedekahnya meski hanya berwujud kotak nasi?

Ia berserah diri sambil memohon doa diberikan pekerjaan tetap serta layak setiap kali hendak menyerahkan kotak nasi. Di sepanjang perjalanan, ia juga menyibukkan diri dengan beristigfar agar perbuatannya dilindungi dari sifat riya. Ketika memulai ia merasa kesulitan untuk memberikan kotak nasi tersebut karena merasa malu. Seiring berjalannya waktu, langkahnya begitu dimudahkan dan dilancarkan.

Ia juga membungkus kotak nasi itu dengan kresek hitam. Sebabnya ia malas menjawab segala keingintahuan tetangganya pada dirinya. Ia hanya ingin perbuatannya hanya diketahui oleh Allah dan dirinya. Alhamdulillah, di bulan pertama ia bisa secara istiqomah memberikan sarapan berupa satu buah kotak nasi. Bulan berikutnya, ia menambahkan sedekahnya berupa satu kotak susu ukuran kecil. Ia pun terus mengucap syukur karena sedekahnya bisa ia pertahankan selama dua bulan lamanya.

Di bulan ketiga, ia menambah porsi sedekahnya menjadi dua kotak nasi. Harapannya, anak yatim itu tidak perlu mencari makanan untuk santapannya di siang hari. Sesekali ia menyelipkan amplop berisi uang dua puluh ribuan dengan tujuan sebagai ongkos sekolah anak yatim itu. Tanpa terasa nominal uang yang ia selipkan bertambah menjadi dua kali lipat. Masya Allah. Ia juga tidak habis pikir pekerjaannya yang hanya seminggu sekali bisa memberikan uang sebanyak itu pada anak yatim.

Pada bulan keempat, sebuah keajaiban terjadi. Pemuda itu tiba-tiba mendapatkan pesan singkat dari sebuah staf HRD. Ia segera diminta bersiap untuk melakukan wawancara dan serangkaian tes seleksi pekerjaan. Ia merasa haru dan melakukan sujud syukur. Ia tidak menyangka Allah begitu cepat mengabulkan permohonan doanya.

Segala proses seleksi juga terasa dimudahkan hingga pemuda itu diterima bekerja. Gaji yang akan diperoleh pun di atas UMR sehingga ia merasa benar-benar layak. Permohonan doanya yang kedua juga sekaligus dikabulkan karena gajinya akan cukup bagi dirinya dan kedua orang tuanya.

Inilah hikmah yang dapat dipetik dari kisah seorang pemuda yang begitu mengharapkan pekerjaan yang layak. Dengan memulai memberi pada orang lain di saat merasa kekurangan, di situlah tangan-tangan Allah mulai bekerja. Tidaklah satu rasa ragu yang menghinggapi hingga merasa fakir karena bersedekah. Terlebih sedekah yang diberikan pada anak yatim di hari Jumat, mendapatkan berkah yang berkali-kali lipat. Semoga kisah di atas dapat menginspirasi umat muslim lainnya untuk bersedekah di kala sempit hingga Allah memberikan balasan berupa rezeki yang tidak diduga-duga. Amin ya rabbal alamin.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post