RAMADHAN BERSELIMUT PANDEMI TARAWIH
Marhaban ya Ramadhan
Bulan berkah penuh kemuliaan dan ampunan
Ramadhan kali ini memang masih dalam atmosfer yang sama yaitu berselimut pandemi Covid-19. Penampakan wajah bermasker juga mulai menjadi tampilan sehari-hari masyarakat Indonesia. Kegelisahan akan virus covid-19 yang begitu asbtrak juga masih ada dalam benak setiap warga. Akan tetapi, keramaian ramadhan kali ini begitu berbeda karena Rumah Allah sudah kembali dipenuhi oleh jamaah salat Tarawih.
Yap....
Tahun 2020 menyimpan segala hal yang perlu direfleksikan oleh setiap orang, khususnya umat muslim.
Bila pada tahun-tahun sebelumnya, ibadah salat Tarawih hanya dianggap sunnah sehingga dikerjakan bila memang memiliki waktu. Hal ini pun memunculkan sebuah fenomena kemajuan barisan salat di setiap minggunya hingga menyisakan satu shaf jamaah.
Miris memang melihatnya, apalagi ketika momen mendekati lebaran keramaian berpindah ke area pasar dan pusat perbelanjaan. Semua sibuk mempercakap diri di Hari Idul Fitri hingga melupakan untuk berbenah hati.
Ketika corona menyerang tanpa ampun, membuat segalanya kacau balau. Ibadah salat Tarawih dipaksa dilakukan secara mandiri di rumah masing-masing. Semangat beribadah di bulan Ramadhan menjadi berkurang bagai sayur tanpa garam.
Jika mengingat fenomena ini bisalah kita ingat pula salah satu lirik lagu Rhoma Irama...
"Kalau sudah tiada baru terasa..."
Yup. Ketika corona belum jadi topik perbincangan hangat, tidak ada ketakutan akan ditiadakan ibadah salat tarawih. Bahkan orang-orang masih bisa nyaman menunggu giliran untuk diberangkat haji ke tanah suci. Kenikmatan beribadah salat Tarawih dianggap enteng dan remeh hingga pada suatu ketika corona memaksa kita mengamankan diri masing-masing agar terhindar dari penyebaran virus.
Allahu Akbar.....
Allah memang selalu memiliki rencana yang tidak akan diketahui oleh hamba-Nya.
Paling tidak pelajaran sederhana soal tarawih menjadi pecutan bagi kita untuk selalu meningkatkan amalan di bulan Ramadhan kali ini. Tarawih perlulah dianggap menjadi ritual sakral saat Ramadhan sehingga akan menimbulkan rasa bersalah yang begitu besar jika meninggalkannya satu malam saja.
Semangat berjamaah salat tarawih perlu digerakkan kembali dengan menggerakkan kesadaran dari hati setiap umat Muslim. Jangan sampai Allah mencabut kembali nikmat beribadah di bulan Ramadhan seperti pada tahun 2020 kemarin. Jika memang tidak memungkinkan berjamaah di masjid, paksalah diri untuk melakukan secara munfarid dengan jumlah rakaat 8. Sejatinya Islam adalah agama yang memudahkan selama kita mau berusaha dan berniatnya hanya karena Allah.
Wallahualam bisawab....
Wassalam..
Teluk Senja
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen ulasannya, Bunda. Salam literasi
Mantap bu, salam sukses dan sehat selali