TUAI
TUAI
Karya Fajri Syamsi Alifia
Wajah riang itu masih betah terpaku
Terdiam membisu memandang pusaka
Terang benderang memberikan warna
Berisik melodikan nada dalam intuisi
Anak-anak menyukai ketenangan
Sang remaja bergelayut pada kesenangan
Mereka geliat mencari identitas diri
Hingga tenggelam dalam sebuah kefanaan
Orang luar tertawa melihat mereka
Orang tua menangis melihat mereka
Orang dewasa lelah melihat mereka
Orang gila berpikir melihat mereka
Entah..
Entah..
Satu, dua, dan tiga akan tumbang
Tergerus pasar globalisasi bengis tanpa ampun
Menyerang sasaran empuk penghasil laba
Tanpa peduli kehidupan nanti
Aksara digusur oleh ketamakan
Berduit berwenang menjadi mahluk bisu
Semua tergadai oleh nominal tanpa titik
Perlahan merebut mimpi negeri
Ah.. sudahlah..
Kami hanya rakyat jelata
Urusan perut tak boleh ditunda dan tak boleh menimbulkan korban
Biar kami tenang dalam kefakiran tanpa perlu susah merongrong otak bekerja
Biar kami tidur nyenyak dalam keterbatasan tanpa perlu khawatir akan musuh tak berwujud
Meski batin akan selalu berteriak tuk meminta jatah kepedulian
Akan nasib masa depan para pemilik wajah belia penerus negeri
Air mata seringkali permisi tuk beri tanda darurat soal negeri
Bukan lagi sebatas pada angka dan popularitas sejati
Tapi pada nurani menyelamatkan negeri
Menyelamatkan muda-mudi dari gemerlapnya sensasi tanpa henti
Jakarta, 24 April 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar