Muhamad Fajri Ikhsan Qalby

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Kisah Sebuah 'Apel yang Cantik' dan 'Buku Penyendiri' (Part 1)

Kisah Sebuah 'Apel yang Cantik' dan 'Buku Penyendiri' (Part 1)

"Hati-hati di jalan ya." Mama berkata padaku ketika aku membuka pintu keluar rumah. 

 

"Hari ini sepertinya cerah, jadi tidak ada yang perlu dicemaskan." Mama menambahkan sebelum aku berangkat.

 

Aku pun berangkat dari rumah, jiwaku kosong. Walau cuaca nya sangat cerah, namun lain hal dengan kondisi hatiku. Ada sebeban berat yang ku coba halau dari benak ini.

 

Aku melangkah lebih kurang lima belas menit hingga aku sampai di sebuah halte bus. Ya, aku akan menaiki sebuah bus menuju sebuah tempat. Sudah terhitung sekali sebelum ini aku kesana. Aku tidak berpikir apakah perjalanan ini akan menghilangkan beban ini atau tidak.

 

Sekitar satu jam hingga aku akhirnya turun di sebuah terminal yang penuh sesak dengan berbagai kendaraan umum, sebagian adalah angkutan dalam kota. Aku menaiki sebuah mikrolet berwarna biru untuk sampai ke tempat tujuan.

 

Aku tiba di depan sebuah rumah yang tampak asri dengan beberapa pohon di sekitar pekarangan rumah itu, rumah itu tak terlihat mewah, namun aku yakin penghuni nya pasti sangat menikmati suasana di rumah mereka. Walau tak berwujud istana megah.

 

Tenang, itulah yang kurasakan dari rumah yang ada di hadapanku ini, atau mungkin bisa dibilang sunyi. Karena terakhir kali aku mengunjungi rumah ini, suasana nya tidak canggung seperti saat sekarang, bahkan bisa dibilang sejumput keceriaan hadir menyambangi rumah ini.

 

Sejenak ku ketuk pintu rumah sembari mengucapkan salam, lalu jawaban terdengar dari tuan rumah seraya membuka pintu.

 

"Ternyata kamu ya, ayo silakan masuk!" Ujar seorang wanita paruh baya yang mungkin sedikit lebih tua dari Mama.

 

"Maaf, saya tidak bisa hadir pada waktu itu, Bu." Aku meminta maaf kepada wanita ini.

 

"Iya, Ibu paham, kok. Pasti terasa berat ya." Ujar Ibu dengan lirih.

 

"Saya kesini mengucapkan belasungkawa atas kepergian anak Ibu, mungkin saya terlalu terlambat untuk mengucapkannya, dia sudah banyak membantu saya , tapi ada satu hal yang harus saya beritahukan, Bu."

 

"Saya sebenarnya tahu tentang penyakitnya, penyakit yang sebenarnya dirahasiakan dari teman-temannya yang lain." Sontak Ibu terkejut dan sedikit terisak mendengar apa yang baru saja kuucapkan

 

"Ternyata kamu orangnya ya." Ibu semakin terisak. Lantas Ibu beranjak ke dalam sebuah kamar. Tak lama kemudian Wanita ini pun membawa sebuah surat.

 

Surat itu ada di dalam sebuah amplop yang di depannya tertulis namanya, Shalihah.

 

"Lia sudah berpesan pada Ibu sebelum ia meninggal, 'Ibu harus memberikan surat ini pada seseorang, ia satu-satunya yang tahu tentang penyakitku, mungkin ia tidak akan datang ketika pemakamanku,  tapi ia pasti akan datang ke rumah. Karena ia orangnya pemalu dan tidak suka terlihat menonjol, jadi mungkin akan butuh sedikit waktu lebih lama setelah aku dimakamkan.'" 

 

Aku pun terkejut mendengar penjelasan Ibu ini. Aku pun menerima surat pesan terakhir dari Lia kepadaku. Aku pun membuka surat ini dan mulai membacanya.

 

 

––––

 

Ketika itu aku baru saja akan pulang dari rumah sakit yang terletak di pusat kota, ketika aku menunggu orang tuaku mengurus administrasi, aku menemukan sebuah surat dari rumah sakit tergeletak di koridor. Aku pun memungutnya dan mulai mencari tahu siapa pemilik surat ini.

 

Aku mulai membuka sampul surat yang memang sudah dibuka sebelumnya oleh pemiliknya ini, dan mencari identitas si pemilik surat . Aku menemukan sebuah hal yang tak pernah ku duga, aku menemukan nama orang yang tak asing lagi, ia orang yang sering menjadi idola di kelas. Disana tertulis jelas namanya, Shalihah. Aku membaca lebih teliti lagi, dan ternyata itu surat hasil tes. Dan disana dijelaskan bahwa ia menderita penyakit mematikan, kanker hati.

 

 

Aku terkejut membaca isi surat ini. Dan keterkejutanku semakin bertambah tatkala ada sebuah suara yang datang.

"Hei, itu punyaku!!"

(Bersambung)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post