Muhamad Fajri Ikhsan Qalby

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Sepotong Ironi dan Elegi di Kota Kecil

Malam itu hujan gerimis membasahi sebuah kota kecil. Kota kecil itu masih cukup ramai walaupun sudah mendekati tengah malam yang dingin dengan guyuran tipis dari bening kecil dari langit. Rata-rata anak muda dan para pasangan berbagai usia dan status yang mungkin mencari sesuatu yang bisa menunda rengekan dari perut mereka,atau sekedar mencari udara segar yang sebenarnya tidak lagi sehat untuk paru-paru manusia.

Di tengah malam yang dingin itu, ada tiga anak kecil yang sepertinya baru saja pulang dari aktivitas rutin mereka, mereka berada di sebuah gubuk kecil di pinggiran kota sambil membawa nampan yang bersisa sedikit kue kecil serta gorengan dan beberapa lembar rupiah di kantong plastik hitam yang salah satunya pegang. Sebut saja mereka Andi, Budi,dan Robi, rata-rata umur mereka mungkin tujuh atau delapan tahun, kalau mereka beruntung, mungkin mereka sedang tidur pulas di rumah nyaman mereka setelah berkutat dengan tugas sekolah. Namun mereka bernasib berbeda dari kebanyakan anak. Tiga bersaudara ini terlahir dari keluarga yang tidak utuh, ayah mereka meninggalkan mereka ketika masih belum mengetahui apa-apa, belum mampu mengetahui tentang realitas kerasnya kehidupan dunia fana ini.

Mereka tampak lelah dan kelaparan setelah berjualan makanan tadi ,namun apa daya, karena hujan, mereka pun tidak berhasil membawa nampan yang kosong ke gubuk mereka, sebagai gantinya mereka terpaksa menerima tamparan dan hukuman tidak mendapat jatah makan malam dari orang yang mereka sebut "Ibu" . Wajah polos mereka tampak terbiasa dengan tamparan dan hukuman itu. Namun Robi, yang paling kecil diantara mereka, sepertinya terpaksa harus bersabar sedikit lebih lama, karena dia sebenarnya sedang demam, ditambah dengan hujan dan tidak bisa mendapat makan malam, menjadikan keadaannya semakin memprihatinkan.

Andi, si anak tertua pun menyadari keadaan adik bungsunya ini, dan meminta setidaknya Robi bisa makan dan istirahat malam ini. Namun wanita itu seakan tidak peduli, dia tetap menghukum mereka bertiga dengan alasan "keadilan". Andi pun merasa tidak senang, baru kali ini ia merasa harus berontak pada wanita yang ada dihadapannya ini. Lalu Andi memutuskan mengajak kedua adiknya ini untuk pergi sejauh-jauhnya dari "iblis betina" yang tidak memiliki akal sehat dan nurani ini. Kemanapun tidak apa-apa selama mereka tidak melihat wajah wanita itu.

Malam yang dingin itu mereka tempuh, Robi yang sedang lemah itu digendong oleh kedua kakaknya secara bergantian, dengan sedikit uang yang dibawa oleh Andi secara diam-diam, Ia berpikir keras untuk membelikan Robi makanan, setidaknya si bungsu ini bisa makan dan beristirahat.

Namun karena sudah dini hari, tidak ada lagi kedai atau warung yang menjual makanan. Andi dan Budi pun tidak patah arang, mereka terus berjalan sambil mencari tempat yang menjual makanan, atau ada sesuatu yang bisa dimakan oleh adik mereka. Sampai pada suatu saat, mereka mendapati kedai nasi goreng yang masih buka, tiga saudara ini pun bersemangat untuk kesana. Lantas Andi pun memesan sebungkus nasi goreng untuk setidaknya dimakan oleh Robi.

Masalah kemudian muncul ketika Andi akan membayar, ternyata uang yang dibawa oleh Andi tidak cukup, pemilik kedai yang marah pun memukuli Andi dan Budi tanpa belas kasihan, setelah pria dewasa tadi puas memberi "pelajaran" pada Andi dan Budi, ia pun mengusir mereka bertiga.

Karena uang yang mereka bawa tidak cukup, Robi pun tidak jadi makan, dan terpaksa mereka berjalan lagi, dengan tambahan luka-luka setelah dipukuli oleh pemilik kedai tadi, kesulitan mereka pun bertambah.

Kini mereka bertiga pun akan terus berjalan, tidak ada yang tahu lagi bagaimana nasib mereka yang sedang terluka, kelaparan dan terlantar ini. Dunia ini memang kejam, hampir mustahil menemukan manusia berhati malaikat di tengah dunia busuk dan penuh dengan semak berduri dari neraka ini.

---

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post