Harapan, Tagur 22
Kuseret langkah dalam gamang, kakiku patah, tungkai kulunglai
Kurasa raga seperti melayang terbang,
Akhir kejadian selalu membayang
Walau kepastian belum menjelang
Namun sepertinya jiwa terasa lengang.
Tatkala halimun mengetengah
Bayu bermain mengacaukan suasana
Halilintar dan petir terdengar membahana
Gelap pekat seketika datang menyergap
Seperti terjerat dalam sebuah perangkap
Bak kapal kehilangan mercusuar
Arah mana yang mau ditempuh
Terombang ambing tak ada pedoman
Apabila sang surya digayuti kabut tebal
Awan hitam menyelimuti semesta alam
Sinar yang harusnya kuat menerangi maya pada
Berganti redup, hitam dan kelam
Samarkan semua bayangan dan langkah masa depan
Dan kebimbangan menguasai hati
Bersama harapan usang menggelora di dada
Menyesak kesetiap sendi, mendahului takdir membuat cemas dihati
Ada dan tiada, kuasa sang pencipta
Suratan takdir adalah ketentuanNya
Diri diminta untuk berusaha bersama doa –doa
Zikir kepadaNya, tawakal dan istiqomah tanam didada
Agar tak lagi ada sakit terasa
Karena semua ciptaanNya dan kembali padaNya jua
B ersama pusaran waktu coba menata hati
Agar tak lagi mendahului ketentuanNya
Sempurnakan ibadah kepada Nya
Semoga kehendakNya adalah keinginan kita.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar