Fanti Yulia Mardianti

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Janji
gambar dari pixabay

Janji

"Rombongan calon pengantin pria sudah datang!" seru seorang kerabat. Tidak jauh, kulihat Bang Hamdan dan keluarganya. Senyumnya membuat dadaku berdebar. Anggukan dan senyum kecil cukuplah sebagai balasan dariku. Senyumnya tambah lebar. 'Ah kau, Bang. Mungkin kau kegirangan karena sebentar lagi kita akan jadi keluarga. Seperti janji kita 40 tahun lalu itu. Saat usia sangat belia, umur baru sepuluh tahun.'

Sebagai kawan sepermainan, dahulu aku dan Bang Hamdan sangat akrab. Hingga kawan-kawan ramai menjodohkan kami. Serasi, mereka bilang. Sama-sama berambut ikal dan berdekik di pipi kanan. Entah kapan mulanya, kami saling suka. Hingga terucaplah janji itu, kelak kami akan menikah. 15 tahun kemudian, kami memang menikah. Pada hari yang sama, dengan jodoh masing-masing. Janji masa kecil itu terlanggar.

Orang bilang, sekali tak menepati janji, seumur hidup orang tak percaya. Tetapi tidak denganku. Aku percaya bahkan yakin kepada Bang Hamdan kini. Ia pasti mampu menjaga keluarga besar ini dengan baik. Ia kembali mengucap janji dua bulan lalu, janji untuk datang hari ini. Mengantarkan putra sulungnya yang akan melaksanakan ijab nikah dengan putriku satu-satunya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen pentigrafnya, Bunda. Salam literasi

25 Apr
Balas

Wah, akhirnya tetap dijodohkan ya bu, keren twisnya

25 Apr
Balas



search

New Post