fara pranjia

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Istirahat ala Finlandia

Istirahat ala Finlandia

Menciptakan proses pembelajaran yang efektif tentulah menjadi setiap dambaan guru di belahan bumi manapun. Usaha-usaha dilakukan dengan membuat gagasan gagasan baru seperti menciptakan model dan metode pembelajaran yang aktif untuk siswa, pergantian kurikulum, meningkatkan kecanggihan sarana dan prasarana, semua itu demi tercapainya tujuan pembelajaran.

Berkaca kepada negara yang telah diakui memiliki kualitas pendidikan yang baik, sebut saja Finlandia. Finlandia mengejutkan dunia ketika siswa-siswanya berhasil mencatatkan skor tertinggi di penyelenggaraan pertama PISA (Programme for International Student Assessment) pada tahun 2001. Tentu saja hal ini membuat dunia penasaran, langkah-langkah seperti apa yang dilakukan oleh pemerintah Finlandia sehingga dapat menghasilkan kualitas pendidikan yang baik.

Sebenarnya Finlandia tidak memiliki rahasia tertentu dalam mendidik warganya. Hanya saja salah satu negara nordik ini memiliki pendekatan yang berbeda dengan negara maju lainnya. Jika Singapura, Jepang, Korea Selatan, dan mayoritas negara maju lainnya lebih memilih cara pendeketan pendidikan yang cenderung sangat disiplin dan membuat siswanya mati-matian belajar, maka tidak dengan Finlandia. Negara ini lebih memilih pendekatan yang lebih sehat dan santai sehingga terciptanya proses pembelajaran yang menyenangkan untuk semua jenjang pendidikan.

Salah satu contohnya adalah waktu jam belajar siswa. Di Finlandia siswa diberikan waktu istirahat 15 menit setiap 45 menit belajar. Dengan adanya waktu istirahat 15 menit, siswa tidak mudah merasa jenuh dengan pembelajaran yang diberikan oleh guru secara terus menerus. Bahkan, seorang profesor emeritus psikologi pendidikan di Universistas Minnesota Amerika, Anthony Pellegrini, mengadakan serangkaian percobaan di sekolah dasar negeri AS mengenai hubungan antara pemilihan waktu istirahat dan perhatian di kelas. Dalam setiap percoban, para siswa lebih fokus pada jeda istirahat daripada sebelum istirahat.

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa istirahat yang dilakukan Finlandia berfungsi untuk menjaga kefokusan siswa dalam belajar, dengan menyegarkan otak mereka. Daniel levitin, profesor psikologi, behavioral neuroscience dan musik di Universitas McGill, percaya bahwa memberikan otak waktu untuk berisitirahat, melalui jeda yang teratur, akan mengarah pada produktivitas dan kreativitas yang lebih besar. Namun bahkan tanpa istirahat yang terjadwal disekolahpun, otak dapat beristirahat secara alami melalui lamunan, yang menyegarkan dan mengendurkan semua sirkuit saraf yang saling terikat ketika sedang berkonsentrasi.

Ada banyak cara untuk mengistirahatkan otak, tetapi supaya lebih efektif istirahat harus terjadi secara terarur. Istirahat bisa disisipkan diantara KBM yang memiliki durasi yang lama atau diantara pelajaran yang menuntut konsentrasi yang tinggi. Bentuk istirahat pun tidak harus waktu bebas. Guru bisa memberi beberapa pilihan kegiatan yang dapat dilakukan, seperti membaca bebas, melakukan peregangan, atau permainan yang menyenangkan.

Kemudian, agar waktu istirahat dapat efektif, setidaknya ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu tingginya tingkat kesenangan dan kemandirian. Memaksa setaip murid untuk membaca selama 10 menit bukanlah istirahat, terutama jika siswa baru saja mengikuti kelas reading. Oleh karena itu, dengan memberikan beberapa pilihan kepada siswa, kita dapat mennyegarkan anak-anak dan membangun jembatan yang bagus untuk pelajaran berikutnya.

Di Indonesia tentu cara ini tidak dapat dipraktikkan begitu saja. Dengan padatnya materi yang harus disampaikan, waktu istirahat 15 menit setiap 45 menit belajar, akan membuat banyak materi yang tidak tersampaikan. Hal ini dapat disiasati dengan memberikan waktu jeda istirahat 5 – 10 menit, ajaklah siswa untuk melemaskan saraf-saraf otaknya agar mereka lebih fokus dan lebih siap untuk menerima pelajaran selanjutnya. Karena bayangkan saja selama berjam-jam mereka terus duduk dan dituntut untuk berkonsentrasi terhadap pembelajaran yang diberikan oleh guru. Maka jeda istirahat kecil dalam pembelajaran adalah salah satu alternatif demi menjaga fokus siswa dalam kelas.

Sumber :

https://kumparan.com/muhammad-abdurrasyid/sistem-pendidikan-terbaik-dunia-membandingkan-finlandia-dan-singapura

Walker, Timothy D. 2017. Teach like Finland.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tulisan yang menyegarkan. Istirahat membuat otak rileks dan siap menerima informasi berikutnya. Keren Bu. Sehat, bahagia dan terus semangat menulis.

24 Nov
Balas



search

New Post