Ternyata memang benar bahwa menulis itu bisa membuat seseorang menjadi ketagihan. Masih segar dalam ingatan saya, saat pertama kali tulisan saya di muat di majalah Mimbar ( merupakan media informasi, komunikasi dan edukasi kantor wilayah kementerian Agama Propinsi Jawa Timur) sekitar 5 tahun yang lalu, tepatnya saya mengawali menulis artikel di mimbar tahun 2013. Betapa bangganya saat pertama kali menulis langsung dimuat dimajalah kebangaan kementerian agama Propinsi Jawa Timur. Meskipun tulisan masih berantakan tapi setidaknya termuat di majalah dan dibanyak banyak orang itu sudah luar biasa, ini bagi diriku. Kebanggaan yang saya rasakan menjadikan semangat menulis semakin berkobar. Menulis...menulis...dan menulis itulah yang saya rasakan setelah artikel pertamaku muncul. Namanya juga latihan menulis, berkali-kali menghasilkan artikel berkali-kali pula artikel saya yang ku kirimkan "zonk", artinya artikel sering di tolak baik di majalah pendidikan, di media koran maupun di majalah-majalah yang lain. Hal itu tidak menyurutkan saya untuk berhenti menulis. Pantang menyerah tetap menghasilkan karya meskipun terkadang artikel saya tidak masuk hitungan untuk dimuat. Tapi dengan seringnya menulis, menambah perbendaharaan kata, pengetahuan tentang dunia luar makin luas serta yang tidak kalah asyiknya menjadi dikenal banyak orang hanya karena mereka membaca tulisan saya.

Kebanggan semakin menjadi saat saya masuk di blog gurusiana sekitar 2 bulan yang lalu. tepatnya pas momen hari ibu. Artikel pertama saya di blog gurusiana adalah tentang ibu. Meskipun tidak sehebat pak Syaihu atau Pak Emcho, bu Sri Sugiastuti, Raihana Rasyid dan masih banyak lagi orang-orang hebat. tapi mereka semua sangat welcome dengan orang baru seperti saya. Mereka selalu memberikan masukan tentang artikel saya melalui saran di artikel saya. sehingga semangat menulis tak pernah pudar. Apalagi akhir-akhir ini artikel saya sering eksis di media koran.Membuat saya makin menyadari betapa banyak ilmu yang saya dapatkan setelah banyak menulis.

Kini saatnya saya mengajak teman-teman khususnya guru untuk menulis, seperti dalam artikel saya yang dimuat di majalah mimbar edisi Februari 2018 yang berjudul "Guru menulis, mengapa tidak?" Artikel itu saya tulis dengan tujuan untuk membuka mata hati teman-teman khususnya guru agar mereka mulai belajar menulis. karena siapapun pasti bisa menulis. Tinggal kemauan dan banyak latihan pasti siapapun akan bisa menjadi penulis hebat. karena saya yakin penulis hebat pasti diawali dari penulis pemula seperti saya. dan saya yakin ketika seseorang memiliki semangat menulis yang berkobar pasti suatu saat akan menjadi penulis profesional. Jadi di zaman literasi ini saya akan terus bergerilya, mengajak teman-teman khususnya guru untuk terus belajar menulis dan menulis, yang dengan semangat guru menulis saya yakin pasti anak didik kita juga semangat untuk belajar menulis. Dengan guru mampu menulis pasti akan dengan mudah mengajak anak-anak kita untuk gemar membaca dan menulis, serta mampu mengajak anak-anak kita bisa menghasilkan karya tulisannya.

Ada kata bijak yang berbunyi: "Tulislah apa yang anda kerjakan dan kerjakan apa yang anda tulis", hal ini berarti bahwa segala sesuatu yang kita lakukan pasti berhubungan dengan tulis menulis. so...guru menulis, why not?