Farida Hanum

Orang ndeso yang punya angan-angan jadi penulis....

Selengkapnya
Navigasi Web
MAKRUF SI KOPYAH PENCENG

MAKRUF SI KOPYAH PENCENG

Saat ini kita di gegerkan berita tentang kematian pak Budi guru honorer di salah satu SMAN kota Sampang yang dianiaya oleh muridnya. Fenomena murid menganiaya gururnya tidak hanya sekali dua kali. Sering sekali seorang murid menganiaya gurunya lantaran tidak terima atas perlakuan seorang guru. Mereka tidak tahu bahwa guru adalah orang tua di sekolah, sudah sepantasnya orang tua menegur anaknya demi kebaikan mereka. Mudah-mudahan tidak ada lagi kasus seperti pak Budi. karena sejatinya guru berusaha membentuk karakter siswanya menjadi lebih baik. Tidak ada guru benci dengan muridnya. Disatu sisi kita benar-benar prihatin mendengar peristiwa tersebut, disisi lain ketika melihat wajah-wajah polos anak-anak, kita terkadang sering dibuat gembira oleh ulah mereka. Tingkah pola anak-anak terkadang juga menggemaskan. Ada-ada saja tingkah laku mereka hingga sering membuatku tertawa sendiri. Mereka tanpa unsur kesengajaan selalu memunculkan perilaku yang aneh dan lucu.

Seperti halnya muridku yang satu ini, Makruf nama anak desa yang setiap hari selalu mengenakan kopyah, meskipun yang lain mengenakan topi seragam sekolah. Bukan berarti ia tidak taat akan tata tertib sekolah, tapi Makruf selalu membawa dua topi, satu topi seragam dan satu lagi kopyah khasnya. Bukan Makruf kalau tidak membuat heboh di kelasnya. Ia sering membuat teman-temannya tertawa terpingkal-pingkal ketika melihat akting Makruf atau mendengar banyolannya. maka gegerlah kelas gara-gara ulah Makruf si kopyah penceng. Ya...begitulah teman-temannya menyebutnya. Karena kebiasaannya mengenakan kopyah dengan gaya penceng seperti pedagang sate itulah, nama Makruf berubah menjadi Makruf si kopyah penceng. bahkan kadang-kadang teman-teman mereka memanggil Makruf dengan MAKKOCENG panggilan singkat dari Makruf si kopyah penceng.

Aku tertarik menulis artikel Makruf, lantaran tanpa sengaja aku melihat semua teman-temannya menirukan gaya Makruf mengenakan kopyah. bahkan mereka yang bertopi seragampun ikut-ikutan mengenakannya topinya bergaya penceng ala-ala Makruf. Aku jadi tersenyum sendiri. Ternyata Anak-anak mampu menjadi hiburan bagi kita, dengan ulah lucunya. Mereka dengan gembiranya serentak bergaya penceng seperti Makruf. Usut punya usut ternyata mereka menirukan gaya Makruf lantaran Makruf hari itu sedang merayakan ulang tahunnya. Seluruh teman-teman sekelas sepakat hari itu mereka harus bergaya ala-ala makruf. Hal ini mereka lakukan sebagai kado ulang tahunnya. bukan hadiah yang Makruf terima tapi justru gaya khasnya yang dijadikan hadiah spesial untuknya. Heem...ada-ada saja ulah anak-anak ini. Sebagai seorang guru aku begitu bangga dengan mereka. Karena kepolosan mereka seakan jauh dari perbuatan-perbuatan jelek yang tidak kita harapkan.

Mudah-mudahan kepolosan mereka, kelucuan mereka, kebaikan mereka tetap terpancar hingga mereka dewasa nanti. Karena sejatinya..anak terlahir dalam keadaan fitroh, kitalah sebagai orang tua yang menjadikan mereka baik buruknya. Happy Birthday Makruf...moga engkau tetap bisa menginspirasi teman-teman dalam kebaikan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post