MEREBUT SYAHRULLAH DENGAN PERBANYAK IBADAH

Hari ini memasuki bulan Rajab, bulan milik Allah sebagaimana dalam sebuah hadist disebutkan bahwa bulan Rajab adalah bulan milik Allah, bulan Sya,ban adalah bulanku (Rasulullah) dan bulan Ramadhan adalah bulan milik umatku. Ini berarti bulan Rajab adalah bulan yang mulya, bulan yang bisa dijadikan umat muslim untuk intropeksi diri, penebusan dosa dan mengumpulkan pahala sebanyak-banyaknya. Bulan yang seharusnya dimanfaatkan untuk memperbanyak ibadah kepada Allah, berpuasa dan melakukan pertobatan, tapi ternyata masih banyak orang yang tidak merebut bulan istimewa ini. ya...diawal bulan Rajab dimana seharusnya kita sebagai umat muslim memulyakan bulan tersebut ternyata tidak berpengaruh sedikitpun dengan penghambaan kita sebagai hambaNya.

Mushollah di sekitar rumah masih sama seperti biasa, sepi dan lengang, hanya segelintir orang yang rutin melaksanakan shalat berjamaah. tak ada bedanya bulan Rajab atau bulan-bulan lainnya. Tiga orang yang selalu aktif melaksanakan shalat berjama'ah. Seorang bapak yang menderita sakit dengan terpaksa harus menjadi imam, dengan makmum satu bapak yang sudah lanjut usia dan seorang anak yang baru akil baligh, fenomena yang seperti sudah sering kita lihat di mushollah mushollah. Lalu kemana mereka yang masih muda dan sehat? benarkah ini tanda-tanda hari akhir, bahwa tempat-tempat ibadah akan semakin dijauhi oleh manusia? Masya Allah...

Ini bulan istimewa, barang siapa yang memulyakan bulan Rajab maka Allah sudah menjanjikan seribu kemulyaan di hari kiamat. Barang siapa yang memohon ampun dan bertobat maka Allah akan mengampuni dosanya, barang siapa yang berpuasa di bulan istimewa ini maka Allah akan memberikan tempat yang mulya di surga, barang siapa yang bersedekah di bulan Rajab seperti sedekah dengan 1000 dinar dituliskannya pada setiap helai bulu roma jasadnya 1000 kebajikan, diangkat 1000 derajatnya,dan dihapus 1000 kejahatannya. Maka ...bagaimana kita tidak merebut bulan Rajab?, Sungguh sangat rugi bagi kita yang tidak merebut syahrullah. Mudah-mudahan kita tergolong orang-orang yang memperoleh kemulyaan dari Allah SWT dan tetap istiqomah menjalankan penghambaan kepada sang Pemilik kehidupan. Karena sesungguhnya kita milik Allah dan akan kembali kepadaNya. Hanya berharap Ridhonya kita hidup di dunia ini.