Farida Hanum

Orang ndeso yang punya angan-angan jadi penulis....

Selengkapnya
Navigasi Web
WASPADA ANAK MENCURI

WASPADA ANAK MENCURI

WASPADA ANAK MENCURI

Saat ini mencuri yang dilakukan oleh anak-anak sudah menjamur. Bagai sebuah virus, pencurian yang pelakunya anak-anak sudah makin mewabah. Baik yang terjadi di sekolah maupun di masyarakat. Yang lebih parah lagi banyak anak balita yang mulai pandai mengambil barang milik temannya.Namun, kebiasaan buruk pada anak terkadang ditanggapi positif oleh orang tua. Orang tua kerap kali menganggap pencurian yang dilakukan anak balita itu adalah hal yang wajar, karena anak belum mengerti atau memahami apa yang dilakukan. Anggapan orang tua yang seperti ini tentu saja tidak benar. Sekecil apapun pencurian yang dilakukan oleh anak orang tua harus tegas melarangnya dan menghentikannya. Bila pencurian yang dilakukan anak dianggap sesuatu yang wajar maka anak akan semakin terbiasa melakukan perbuatan yang jelas-jelas salah.

Maraknya pencurian dikalangan anak-anak ini dikarenakan anak belum memiliki konsep kepemilikan. Antara barang milik sendiri dan milik orang lain belum ada kejelasan. Sehingga ketika anak menyukai sesuatu dia langsung mengambilnya, anak hanya menggunakan prinsip sederhana yakni aku lihat, aku suka, aku mau dan aku ambil. Anak belum memahami betul bahwa apa yang dia lakukan akan merugikan orang lain dan akan melanggar hak orang lain.

Pencurian pada anak sering terjadi di sekolah, entah karena mereka menginginkan benda yang berharga yang ia lihat disekitarnya atau karena banyaknya kesempatan yang ada sehingga mencuri sering menjadi kebiasaan yang selalu ditunggunya. Ketika anak sudah mulai ketagihan mencuri, maka kebiasaan tersebut bisa menjadi sebuah profesi anak yang tidak bisa dihentikan. Anak akan terjangkit penyakit kleptomania. Maka ini yang harus diwaspadai bagi orang tua.

Umumnya anak mencuri karena tidak memiliki uang untuk membeli barang yang dia ingnkan. Kemudian dengan keinginan memiliki barang yang diharapkan anak akan berbuat nekat mengambil barang milik orang lain atau mencuri uang temannya untuk membeli barang yang ia inginkan. Sebagai orang tua tentu akan kaget dan merasa malu bila mengetahui bahwa anaknya mengambil barang milik orang lain. Namun, orang tua tetap harus bijak dalam mensikapi, ketika mendengar anak mencuri orang tua seharusnya tidak langsung marah-marah apalagi kemudian menghukum anak dengan berlebihan, ini justru akan menambah beban psikhologis pada anak. Ada baiknya orang tua mencari faktor penyebab mengapa anak mencuri. Sebagai referensi ada baiknya orang tua memperhatikan hal sebagai berikut.

1. Anak mencuri karena tidak mengerti

Yang sering terjadi pada anak adalah mengambil barang milik orang lain karena belum bisa memahami proses kepemilikan. Anak menganggap bahwa semua barang yang dia lihat dihadapannya itu adalah miliknya. Dia akan merengek dan memaksa orang tua untuk mengambilnya, atau bahkan dengan sigapnya anak langsung mengambil barang yang bukan haknya. pada umumnya terjadi pada anak balita. karena anak seusia ini belum bisa membedakan mana yang benar dan yang salah.

2. Anak mencuri karena ada tekanan dan keinginan untuk memiliki

Anak melakukan pencurian karena faktor keinginan terhadap sesuatu. Misalnya, anak terpaksa mencuri karena menginginkan sesuatu barang yang tidak bisa ia beli, atau misalnya ingin makan disaat-saat istirahat sekolah tapi tidak diberi uang jajan oleh orang tuanya, maka terpaksa ia mencuri uang milik temannya.

Anak yang memiliki keinginan yang tinggi terhadap sesuatu serta tidak mampu menguasai diri utnuk menahannya, maka anak akan menentukan ide sendiri yakni mencuri sebagai jalan instan untuk mendapatkan sesuatu. Maka orang tua harus waspada jika mengetahui gerak gerik anak yang ganjil atau mendapat laporan tentang kebiasaan buruk anak baik di sekolah maupun di masyarakat. Agar anak tidak melakukan hal tersebut maka orang tua hendaknya bisa mencukupi kebutuhan anak dan mendidik anak untuk memiliki perilaku yang sabar.

3. Anak mencuri karena meniru perilaku salah orang sekitanya

Anak adalah peniru yang hebat, dimana anak mencontoh apa yang ia lihat dan ia amati disekitarnya. Namun terkadang orang tua tidak menyadari bahwa apa yang ia lakukan akan dicontoh oleh anak mereka. Bisa jadi anak mencuri karena melihat ayah atau ibu, saudara, teman dan orang-orang disekitarnya mengambil barang milik orang lain dengan tenangnya. Maka jangan salahkan anak kalau anak ikut melakukan hal yang sama. Oleh karena itu keteladanan orang tua sangat penting agar anak memiliki moral yang baik.

4. Anak mencuri karena bergaul dengan teman yang salah

Ketika anak bergaul dengan teman yang salah, sudah bisa dipastikan bahwa anak akan mengikuti komitmen bersama dalam satu kelompok teman-temannya. Anak akan melakukan apa saja sesuai dengan kemauan teman kelompoknya. Yang lebih parahnya apabila teman kelompoknya saling bekerja sama dalam mencuri. Maka anak tidak bisa menghindar dan mengikuti ajakan temannya untuk mencuri.

5. Anak mencuri karena kleptomania (gangguan kejiwaan)

Orang tua harus benar-benar waspada ketika anak tiba-tiba saja mencuri sesuatu. Anak kleptomania adalah anak yang memiliki gangguan impulsif, yaitu gangguan pada anak tidak mampu menahan diri untuk mencuri atau mengutil. Beda dengan pencuri pada umumnya, anak kleptomania mencuri hanya didasarkan pada dorongan psikhologis secara spontan, tidak ada niatan yang direncanakan seperti pencuri sesungguhnya. Kecenderungan anak kleptomania adalah mencuri di tempat-tempat umum, bahkan terkadang apa yang dia ambil adalah barang yang sebenarnya dia mampu untuk membelinya. Meskipun setelah mencuri anak merasa menyesal dan takut akan sanksi yang ditanggungnya tapi anak kleptomania tetap mencuri lagi ketika dorongan mencuri itu muncul kembali.

Dari beberapa faktor penyebab anak mencuri itu bisa kita atasi sedini mungkin dengan memberikan pendidikan moral yang baik, memberikan keteladan yang benar kepada anak, mencukupi semua kebutuhan anak merangkul anak agar anak senang bercerita tentang segala kegiatan baik di sekolah maupun bergaul dengan teman di sekitar rumahnya. memberikan perhatian lebih kepada anak. Dan yang terpenting adalah selalu memberikan motivasi dengan penuh kasih kepada anak untuk selalu berbuat kebaikan kepada siapa saja. Dengan demikian anak akan terhindar dari sifat mencuri.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bagus Bu,saya suka.pemerhati pendidikan orang tua dan guru harus punya wacana ini.

09 Mar
Balas

terima kasih bun... saya sedih melihat masih banyak anak dibawah umur yang berani mengambil barang milik orang lain.

09 Mar

Terima kasih bunda untuk mengingatkan

09 Mar
Balas

sama-sama bun..

09 Mar

Setuju banget Bunda , mari kita rangkul anak-anak kita sehingga ia merasa aman dan tercukupi kasih sayangnya. Baarokallah. Terimakasih ya Bund...sudah mengingatkan.

09 Mar
Balas

terima kasih bun..semoga anak-anak kita terselamatkan

09 Mar

terima kasih bun..semoga anak-anak kita terselamatkan

09 Mar



search

New Post