Faridah Budiastuti

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Tolong Pinjami Mas Nadiem Kacamata

Tolong Pinjami Mas Nadiem Kacamata

Oleh: Faridah Budiastuti

Kebanyakan orang mengenal Mendikbud Kabinet Indonesia Maju, Mas Nadiem Anwar Makarim memiliki latar belakang kehidupan dari keluarga terpandang dan berkecukupan. Ia bersekolah dan lulus dari sekolah bergengsi, serta menjadi perwakilan generasi milenial yang masuk ke dalam jajaran kabinet yang dibentuk Jokowi. Meskipun telah menjelajah berbagai belahan dunia, namun Mas Nadiem tidak dikenal memiliki pengalaman dan pengetahuan yang cukup tentang dunia pendidikan, persekolahan dan kebudayaan di Indonesia. Maka publik terbelah antara yang meragukan kemampuannya, dengan yang optimis dia akan mampu mengemban amanat sangat penting sebagai Mendikbud. Salah satu menteri yang besar pengaruhnya terhadap puluhan juta peserta didik dan jutaan guru, serta ratusan ribuan sekolah dan kampus.

Kesediaan Mendikbud untuk mendengar dan belajar cepat sebelum menjalankan tugasnya, tidak serta merta disambut hangat. Masalahnya adalah siapa yang akan didengar dan dari siapa Mas Menteri akan belajar. Jika Mas Menteri meniru Jokowi untuk terjun langsung ke bawah, mendengar langsung dari pelaku lapangan dan mengamati bagaimana lembaga pendidikan melaksanakan perannya dalam mendidik anak bangsa, maka ia akan mampu menemukan berbagai masalah riil pelaksanaan aturan dan perundang-undangan di level terendah. Namun jika ia hanya mendengar dari para pejabat kementerian, tidak ada jaminan ia mampu melihat secara jernih masalah pendidikan dan persekolahan. Karena merekalah yang selama ini menjadi pelaksana aturan-aturan dan kebijakan pendidikan yang menghasilkan kondisi seperti saat ini. Tidak banyak yang bisa diharapkan dari orang yang sama dan cara yang sama, untuk mampu menghasilkan sesuatu yang baru.

Salah satu masalah yang setiap tahun muncul dan menjadi perbincangan adalah tidak sinkronnya pendidikan PAUD/TK dengan SD dalam mengembangkan kemampuan membaca dan menulis. Meskipun semua mafhum dengan aturan untuk tidak memaksakaan anak PAUD/TK belajar membaca dan menulis, namun memiliki anak yang tidak dibekali kemampuan tersebut ketika memasuki SD sama artinya dengan siap mendapat kabar buruk, anak tidak naik ke kelas 2 karena belum mampu membaca dan menulis sehingga tidak bisa mengerjakan tes.

Tidak semua sekolah menuntut kemampuan baca tulis ketika masuk SD, seperti halnya tidak semua PAUD/TK mengajarkan baca tulus. Tuntutan wali murid merupakan alasan sekolah PAUD/TK menambahkan pelajaran baca tulis sebelum meluluskan siswanya. Masalah tersebut saling tertaut dan tak menemukan jalan keluar. Guru PAUD/TK menyalahkan guru SD yang tidak mengajarkan baca tulis, sementara guru SD menuntut guru PAUD/TK mengajarkan baca tulis, yang bukan tugasnya.

Perlu dan pentingnya kemampuan membaca menulis bagi anak sekolah diakui semua pihak, namun kapan kemampuan tersebut dilatihkan dan dibutuhkan, merupakan hal yang diperdebatkan. Jika anak kelas 1 SD sudah memiliki kemampuan membaca dan menulis, ia sudah bisa langsung belajar suatu masalah yang didukung informasi dari berbagai sumber tertulis, dan mampu mengungkapkan pemikirannya dengan tulisan yang dapat dipahami orang lain. Dengan demikian guru SD dapat langsung mengajarkan suatu materi/tema tertentu tanpa harus mengajari anak membaca dan menulis. Suatu proses yang membutuhkan waktu satu sampai tiga bulan.

Proses belajar dengan bermain, atau bermain sambil belajar sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran di PAUD/TK. Namun anak-anak SD kelas bawah juga masih memiliki sifat kekanak-kanakan, senang bermain dan belum sepenuhnya fokus belajar. Jika mereka belum memiliki ketrampilan membaca dan menulis, maka mereka akan menghadapi masalah serius dalam bersekolah, karena tidak bisa mengikuti instruksi yang ada di buku dan kesulitan mengerjakan tes dengan baik. Jika mereka tidak mampu mencapai nilai yang ditentukan, maka hal itu akan menumbuhkan rasa rendah diri, merasa bodoh dan malu.

Salah satu hal yang dapat menjadi jalan keluar masalah tersebut adalah dengan mengubah jenjang sekolah. Jika semula anak usia PAUD/TK adalah 5 - 7 tahun, maka jenjang tersebut diubah menjadi 5 - 8 tahun, sehingga jenjang SD hanya 5 tahun. Ketrampilan baca tulis yang semula diserahkan kepada guru SD dapat dipindahkan ke PAUD/TK dijenjang akhirnya ketika anak berusia 7 - 8 tahun.

Ketika anak sudah memiliki kemampuan baca tulis, maka kepercayaan dirinya akan tumbuh. dorongan untuk mengeksplorasi pengetahuan lewat buku akan terbentuk, sehingga sejak dini ia akan gemar membaca dan menuliskan ide-idenya. Anak yang telah tumbuh kecintaan membaca di usia dini, akan menjadi pembelajar yang lebih baik. Apalagi jika semasa awal belajar membaca ia tertantang untuk membaca buku-buku yang mengembangkan imajinasi.

Dengan pengalaman belajar dan melihat lembaga pendidikan di berbagai negara, maka yang diperlukan Mas Nadiem adalah mengenali bagaimana kondisi lembaga pendidikan, kurikulum, guru dan dosen serta proses pendidikan berlangsung di Indonesia. Setelah belajar dan mendengar berbagai pihak bicara pendidikan yang harus dilakukan selanjutnya adalah terjun langsung, melihat dan mendengar stakeholders di lapangan berproses sebagai obyek maupun subyek pendidikan. Membongkar jenjang pendidikan tingkat dasar dengan berbagai alasannya butuh keberanian dan akan menimbulkan gejolak. Namun jika hal itu diharapkan mampu memecahkan masalah yang tak kunjung selesai tentang bagaimana literasi sangat dasar dikenalkan, saya kira hal itu layak untuk diambil.

Mas Nadiem, tolong lihat pendidikan di Indonesia dengan berbagai sudut pandang. Kami akan sediakan kaca mata kami untuk membantu Mas Nadiem melihat kondisi dan harapan kami akan pendidikan yang lebih baik di masa yang akan datang. Kepada Mas Menteri dan keberanian Mas Menteri kami sampirkan harapan. Saya yakin kita bisa memperbaiki pendidikan Indonesia bersama-sama.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post