FARIDA S. Ag

Mengajar di MTsN 8 Padang Pariaman Alamat sungai Geringging Motto: hidup adalah perjuangan dan pengorbanan...

Selengkapnya
Navigasi Web

Prahara Cinta (Part 2)

Tagur ke 12

Waktu sudah menunjukkan pukul 23. 15 WIB, namun mata Nina tak juga mau terpejam. Jiwanya sedang berkecamuk, Ia tak mampu menerima keadaan ini. Nina di ibaratkan memakan si buah makalama, "entahlah ...desisnya kembali.

"Apa yang harus aku perbuat." Lagi-lagi Nina tidak menemukan jalan terang. "Ah...apakah aku harus melanjutkan hubungan ini, atau harus aku akhiri saja, " desis Nina, walau hatinya masih perih, luka tak berdarah masih ia rasakan. Belum ada kata sejiwa, dalam menuju mahligai cinta.

"Walau waktu yang semakin larut dalam kelam, tapi kelamnya malam tidak bersahabat . Didalam kamar Nina hanya bisa merenung tentang nasib dirinya.

***

Hai Nina, panggil kak Desi, "ayo cepat kamu pergi ke ruang tamu, disana kamu sudah ditunggu tuh oleh keluarganya buk Atik." Kak Desi memang selalu ketus, dan ia tak pernah berkata lembut.

Buk Atik datang tidak sendirian, ia datang bersama anak laki-laki nya. Keluarga buk Atik hendak melamar Nina untuk dijadikan menantunya.

Nina datang dengan berpenampilan apa adanya. Sebenarnya ia tidak tertarik dengan perjodohan ini. Tapi karena Nina tidak ingin membuat ibunya kecewa. Apalagi ayah Nina, ia sudah tiada pergi menghadap Ilahi.

Nina hanya bisa pasrah, apa pun yang terjadi, itu semua sudah menjadi keputusan Allah. Manusia hanya bisa berencana, tapi keputusan akhirnya terletak di tangan Allah .

Siang itu buk Atik datang kerumahnya. Ibu Atik ingin memperkenalkan anak Laki-laki nya kepada Nina. Sebenarnya buk Atik sudah lama mengenal Nina, karena Nina adalah anak yang baik dan shaleha, maka Bu Atik ingin agar Nina mau dijodohkan dengan anaknya.

"Kenalkan nama saya Tio," tiba-tiba Tio mengulurkan tangannya kepada Nina, tapi Nina masih ragu-ragu menerima uluran tangan Tio.

Ya saya Nina , Nina hanya mendekap kedua tangannya. Melihat hal itu buk Atik bisa memahaminya .

"Oh ya Nin, ini anak ibu, ia baru saja datang dari Jakarta. Sengaja ibu bawa kesini, agar kalian bisa kenal lebih dekat lagi."

Ibu inginkan agar tunangan ini segera kita percepat. Ibu tak ingin berlama-lama, kalau perlu, repsepsi pernikahannya segera kita percepat juga."

Mendengar ucapan buk Atik, Nina tak bisa bergeming, jangankan untuk membantah, menjawab kata tidak ia tak mampu. "Ya Allah, berilah petunjuk Mu , bisik hati Nina.

Usai perkenalan Nina dengan Tio, ada perasaan yang tak sanggup ia ceritakan pada siapa pun. Rasa bersalah selalu menghantui dirinya.

"Haruskah aku mengkhianati Rafli."

Ya Rafli. Rafli lah orang pertama yang mengisi hati Nina tentang rasa.

Bersambung ......

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Galau melanda hati ini hehe.... Lanjut, Bun

28 Jun
Balas

Jadi teringat masa silam, saat masih muda dulu. Cinta kog dijodohkan ya Bunda?

28 Jun
Balas



search

New Post