Tagur ke 13

Maaf kan aku, jika tindakan ku selama ini membuat Abang kecewa," mungkin aku belum bisa berbuat sesuai dengan keinginan Abang." Inilah ungkapan terakhir yang Nina ucapkan dalam menggambil keputusan, untuk putus.

Nina berusaha meminta agar Tio mau mengatakan apa perbuatannya yang tidak ia sukai, hingga menjadikan Tio begitu marah kepadanya.

Tapi Tio tak juga mau menyebutkan apa kesalahan yang pernah Nina lakukan. Padahal Nina merasa bahwa ia berbuat masih dalam hal-hal yang wajar saja.

Anggapan Tio ini sangat berlebihan. Tak seharusnya Tio bisa berkata senaknya tentang diri Nina, tanpa ada bukti yang jelas.

Nina masih ingat, dimana saat pertama ia dan Tio diperkenalkan oleh kedua orang tua mereka. Setelah perkenalan itu, Tio bermaksud ingin mengenal Nina lebih dalam lagi. Tio bersama Nina melakukan healing ditempat wisata di kota.

Perkenalan antara mereka berdua, mulanya biasa-biasa saja. Tidak ada yang berbeda dari karakter mereka. Mulanya Nina mengagumi karakter yang dimiliki Tio. Disamping kaya, Tio memiliki hati yang sangat mulia. Nampaknya Tio sangat menyayangi ibunya. Buktinya, disaat ia dijodohkan kepada wanita kampung seperti Nina, namun ia tak menolak. Tio sangat mematuhi orang tuanya.

Yang kedua yang membuat Nina mau dijodohkan, dengan laki-laki yang bukan pilihannya, dengan melihat kesan pertamanya yang ia temui ketika mereka berwisata. Tio memperlihatkan kepada Nina, kalau ia seorang laki-laki yang pemurah. Saat itu ia membagi-bagikan uangnya kepada para pedagang kaki lima disekitar wisata. Hal Inilah yang membuat Nina menjadi tersanjung kepada Tio.

Sejak peristiwa itu, tanpa berpikir panjang, Nina pun mau menerima kehadiran Tio untuknya.

Tapi, siapa sangka kalau ada satu karekter yang tak bisa Nina cerna, Ternyata Tio memiliki karakter ganda. Disatu sisi Tio orangnya mudah berbagi pada sesama, tapi disisi lain, ternyata Tio memiliki karakter yang egois. Nina sangat menyesal, kenapa harus dipertemukan. Ternyata Tio bukan jodohnya