Faridatus Zulfa

Faridatus Zulfa, STKIP PGRI Trenggalek, Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Bertempat tinggal di Kecamatan Tugu, Desa Prambon. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Tindak Tutur dan Konsep yang Relevan Dalam Pragmatik
Pragmatik memiliki banyak ruang lingkup, diantaranya adalah tindak tutur dan konsep-konsep yang relevan.

Tindak Tutur dan Konsep yang Relevan Dalam Pragmatik

Pragmatik merupakan cabang ilmu yang mengkaji tentang makna pembicara, makna yang dikomunikasikan atau terkomunikasikan. Pragmatik berkaitan dengan wacana yang kontekstual atau sesuai dengan lingkup pembicaraan. Pragmatik yaiti bidang yang mengkaji bentuk ekspresi menurut jarak sosial yang membatasi partisipan yang terlibat dalam percakapan tertentu.

Saat ini pun suasana kesemerbakan kajian tentang pragmatik tidak menurun bahkan semakin berkembang. Beberapa penelitian bahkan digunakan secara khusus sebagai sarana eksplorasi pragmatik. Akan tetapi, ada hal yang menarik dicermati, yakni bahwa kajian-kajian tersebut pada umumnya masih berbasis pemikiran-pemikiran yang belum membumi di Indonesia. Dengan pertimbangan itu disajikan berbagai pemikiran pada buku ini yang berorientasi konteks Indonesia.

Sejalan dengan perihal tersebut, artikel ini akan membahas tentang hakikat, pengertian, fungsi, macam-macam tindak tutur. Selain itu, dalam artikel ini, juga akan membahas tentang konsep-konsep yang relevan dalam pragmatik.

TINDAK TUTUR

Sebelum munculnya konsep tindak tutur, para ahli bahasa memperlakukan bahasa sebagai deskripsi tentang suatu keadaan atau fakta. Dengan konsep seperti ini berarti setiap pernyataan dalam bahasa terikat pada apa yang disebut sebagai syarat atau kondisi kebenaran (truth conditions). Kondisi kebenaran dijadikan satu-satunya alat ukur yang ditetapkan sebgai kriteria kebenaran kalimat. Benar tidaknya makna kalimat bergantung kepada benar tidaknya proposisi atau isi yang terkandung dalam kalimat. Pernyataan bahwa “Senyummu sangat menawan” tergantung pada kenyataan apakah senyumnya membuat orang terpesona atau tidak. Dengan kata lain sebuah kalimat harus dinilai berdasarkan pada fakta empiris.

A. Hakikat Tindak Tutur

Tindak tutur merupakan salah satu fenomena dalam masalah yang lebih luas, yang dikenal dngan istilah pragmatik (Chaer, 2010: 56). Tindak tutur sebenarnya salah satu fenomena dalam masalah yang lebih luas, yang dikenal dengan istilah pragmatik. Pragmatik sendiri lazim diberi definisi sebagai “telaah mengenai hubungan di antara lambang dan penafsiran”. Yang dimaksud dengan lambang disini adalah satuan ujaran, entah berupa satu kalimat atau lebih, yang membawa makna tertentu, yang di dalam pragmatik ditentukan atas hasil penafsiran si pendengar.

B. Pengertian Tindak Tutur

Tindak tutur (speech act) merupakan unsur pragmatik yang melibatkan pembicara, pendengar, penulis, pembaca serta yang dibicarakan. Dalam penerapannya tindak tutur digunakan oleh beberapa disiplin ilmu.tindak tutur adalah teori yang mencoba mengkaji makna bahasa yang didasarkan pada hubungan tuturan dengan tindakan yang dilakukan oleh penuturnya. Kajian tersebut didasarkan pada pandangan bahwa (1) tuturan merupakan sarana untuk berkomunikasi, dan (2) tuturan baru memiliki makna jika direalisasikan dalam tindak komunikasi nyata, misalnya membuat pernyataan, pertanyaan, perintah dan permintaan.

C. Fungsi Tindak Tutur

Tindak tutur memiliki fungsi sebagai meminta atau permintaan, artinya dalam percakapan mengandung unsur permintaan untuk melakukan sesuatu. Selain itu, ada juga percakapan yang hanya memberikan suatu informasi tanpa melakukan tindakan apapun. Tindak tutur juga memiliki daya pengaruh atau efek bagi pendengar.

D. Macam-macam Tindak Tutur

a. Tindak Tutur Lokusi yaitu tindak tutur yang menyatakan sesuatu dalam arti "berkata" atau tindak tutur dalam bentuk kalimat yang bermakna dan dapat dipahami oleh lawan bicara. Contoh : Contoh: "Bencana terbesar di Aceh pada tahun 2004 adalah gempa bumi dan tsunami. Kalimat di atas dituturkan oleh seorang penutur semata-mata hanya untuk memberi informasi, tanpa tendensi untuk melakukan sesuatu.

b. Tindak tutur ilokusi yaitu tindak tutur yang menuturkan sesuatu, tetapi mengharapkan adanya suatu tindakan. Contoh :"Adzan dhuhur telah berkumandang." Kalimat di atas jika dituturkan oleh seorang ibu kepada anaknya selain memberi informasi tentang waktu, juga berisi tindakan yaitu mengingatkan anaknya untuk segera menunaikan sholat dhuhur. Oleh karena itu, anaknya akan menjawab: "Ya Bu, sebentar saya wudlu dahulu."

c. Tindak tutur perlokusi yaitu sebuah tuturan yang diutarakan oleh seseorang sering kali mempunyai daya pengaruh atau efek bagi yang mendengarkannya. Efek atau daya pengaruh ini dapat secara sengaja atau tidak sengaja dikreasikan oleh penuturnya. Contoh : Contoh pada kalimat: "Kamu anak yang pandai sekali." Dari segi perlokusi dapat membuat si pendengar itu menjadi sedih (muram) dan sebaliknya dapat mengucapkan terima kasih. Ucapan yang tidak langsung itu tidak menyatakan pujian atau ejekan yang mengharuskan si pendengar mengolahnya sehingga makna yang sebenarnya dapat ditentukannya. Ini dapat diketahui dari kaidah perbincangan

KONSEP-KONSEP TINDAK TUTUR

Setiap kegiatan, dalam pandangan Austin (1962), adalah tindak. Dengan demikian, bertutur pada dasarnya juga bertindak, seperti halnya mengajar, meneliti, melukis, mengemudi, menjual, membeli, dan berbelanja. Diam, bahkan, juga bertindak, yaitu bertindak tidak bergerak atau tidak mengatakan sesuatu. Hal ini, bahwa segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia merupakan suatu tindakan. Tindakan juga berkaitan dengan interaksi sosial yang ada disekitarnya. Sehingga berpengaruh pada tindakan-tindakan yang mungkin akan terjadi.

DAFTAR PUSTAKA

Austin, J. 1962. How to Do Things with Words. Oxford: Oxford University Press.

Chaer, Abdul. 2010. Kesantunan Berbahasa. Jakarta: Rineka Cipta.

Iswah Adriana, S,Ag, M.Pd. 2018. Pragmatik. Surabaya: Pena Salsabila.

Suhartono, M.Pd. 2020. Pragmatik Konteks Indonesia. Gresik: Graniti.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Artikel yang dibuat mudah dipahami dan menarik

18 Apr
Balas

terimakasih kak, materi yang disampaikan sangat bermanfaat

19 Apr
Balas

Terimakasih atas materinya

18 Apr
Balas



search

New Post