Faridawaty Dmk

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Arif Namanya

Arif Namanya

Hampir tiga tahun aku mengenalnya. Dia bukan siswa asuh ku,tetapi ku mengenal dan sering melihatnya. Nyaris dalam satu minggu,ada dua atau empat kali pasti masuk keruang bimbingan dan konseling dengan masalah yang sama. Kalau tidak absen ya bolos atau tidak mengerjakan PR.

Sekilas ku tahu informasi tentangnya,belum genap setahun usianya dia sudah ditinggal pergi ayah untuk selamanya. Ibunya menikah lagi dan dia tinggal bersama tante dengan dua kakak perempuan dan satu kakak laki-laki. Tante,kakaknya sudah tidak asing lagi bagiku. Terkadang ku ikut prihatin dengan keadaan mereka. Tante pembuat kue dan kakak berjualan farpum.

Arif namanya. Saat ini duduk di kelas IX. Anaknya pendiam,cuek,seperti tidak ada semangat dalam menjalani hidup,sering absen,bolos,sering tidur di UKS dengan alasan tidak enak badan. Guru yang masuk di kelas bahkan wali kelas sudah tidak menginginkannya ada di kelas. Arif tahu dan menyadarinya tapi dia tidak perduli. Tante maupun kakaknya sudah tidak mau lagi menghadiri panggilan guru pembimbing. Dilema buat guru pembimbingnya.

Karena emosi ,guru pembimbing melakukan tindakan fisik dengan menamparnya. Mungkin sudah terlalu lelah membina namun tidak ada perubahan. Aku paling tidak bisa melihat tindakan fisik yang menurut ku,tindakan itu bukan bisa jadi solusi terhadap permasalahan anak.

Spontan ku berdiri dan menghampiri sembari ku sentuh pundaknya dan ku nasehati. Apa yang dilakukan oleh guru pembimbing,bukan karena benci tapi demi kebaikan. Kalau guru masih mau marah,berarti guru itu masih perhatian dan sayang. Jangan dendam dan marah ya nak. Berniatlah untuk ke hal yang lebih baik. Sepuluh tahun kedepan mudah-mudahan kau jadi anak yang sukses dan membanggakan keluarga. Menangis dia. Belum pernah aku melihat dia menangis,biasanya apapun yang dinasesatkan kepadanya,selalu cuek. Diraihnya tangan ku,diciumnya sambil sesunggukan menangis.

Kemudian ku beri saran kepada wali kelas dan guru pembimbingnya,agar diberi kesempatan untuk menunjukkan etikat baiknya seminggu kedepan. Karena dia masih mau sekolah dan ingin menyelesaikan belajarnya.

Dari kejadian ini,tidak selalu tindakan fisik dapat merubah perangai seseorang. Pahami dan pelajari latar belakang anak. Dekati dia,anggap dia seperti anak sendiri. Empati diperlukan saat kita menemukan masalah anak yang butuh sentuhan kasih dan bila keberadaanya tidak dianggap ada di lingkungannya. Terasing dikeramaian kelas karena tidak ada yang mau berteman dengannya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semoga Arif akan jadi orang hebat

11 Feb
Balas

Semoga

19 Feb

Setiap anak istimewa, kita tdk akan pernah tau nasib mereka nantinya, smg Arif mnjd ank yg berguna

14 Feb
Balas

tksh ibu atas pengharapannya.

14 Feb

Ahh....nyesak, Buu... Hrs introspeksi diri stlh ini... Keren, Ibuu...

11 Feb
Balas

Tksh buu.

14 Feb

Tksh sahabat tantangan gurusiana.Sukses selalu..

11 Feb
Balas

Semoga..Kasihan kakak lihat arif.Anak yatim dek.

11 Feb
Balas



search

New Post