Part 1

Usianya belum genap 13 tahun,ketika dia pindah kesekolah tempatku mengajar. Ditinggalkannya ibunya yang sedang sakit strok nun jauh disana di kota Batam. Ketika aku dipanggil bapak kepala sekolah ke ruangannya,disitulah untuk pertama kali aku melihat dan coba mengenalnya.

Seiring berjalannya waktu,apa yang selama ini ada si benakku tentangnya,menjadi kenyataan. Mengapa dia pindah? Sementara orang tuanya menetap di Batam. Informasi latar belakang keluarga yang sangat minim kudapat,dia anak tunggal,ayahnya seorang pelayar dengan ibu yang sakit strok,tapi secara ekonomi cukup mapan.

Banyak sekolah ketika menemukan salah satu siswanya yang berkelainan tingkah laku,akan mencari zona aman dengan naik tapi pindah. Nah,inilah tantanganku sebagai guru bimbingan dan konseling untuk membina dia dengan segala kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya.

Kekecewaan,marah,untung rasa jenuh itu belum merasuki hatiku. Aku coba lebih bersabar menghadapi segala kenakalannya. Cuma satu hal yang membuatku kagum tentang karakternya,selalu jujur mengakui semua kenakalan yang dilakukannya. Aku dekati,aku sayangi,aku memposisikan diriku di posisinya. Dia mulai terbuka sambil bercerita dia menangis. Dia semakin nakal karena merasa dibuang oleh orang tuanya. Sementara dimana tempat dia tinggal sekarang ,setiap kesalahan yang dilakukannya dihukum secara fisik. Jujur,aku hampir larut dengan ceritanya dan ikut menangis. Ya Allah,tolong kuatkan aku untuk membinanya.