Sepasang anak manusia ini, Sahabat dan Sahabit teman yang berhasil dicomblangi walaupun endingnya tak berjodoh. Sahabat, si cowok dan sahabit si cewek. Dan selanjutnya terserah mereka, yang penting misi jadi mak comblang sukses. Jadilah mereka sepasang kekasih.

Seiring berjalannya waktu, Sahabat dan Sahabit sama kuliah di luar kota di perguruan tinggi yang berbeda. Dasar anak kampung, beberapa bulan di kota mata Sahabat mulai jelalatan, pantang lihat yang lebih bening dari Sahabit. Dan tergoda. Namun jalinan kasih mereka tetap langgeng, padahal Sahabit tahu kalau diselingkuhi, itu herannya. Entah siapa yang bodoh, dan itu bukan menjadi urusan mak comblang lagi.

Tak ada angin tak ada hujan, tiba- tiba Sahabat dan Sahabit memilih tidak berkomunikasi lagi. Mereka jalan masing - masing sekehendak hati, walau hubungan percintaan mereka tanpa ada kata putus. Lucu juga sih..

Tahun berganti Sahabat dan Sahabit sudah selesai dari kuliahnya, dan mereka masing - masing meniti karir di kota yang berbeda tanpa komunikasi. Hingga suatu ketika mereka bertemu di dumay. Tapi mereka sama - sama sudah married. Saking senangnya bisa ketemu lagi walau hanya di dumay, mereka tukaran nomor gawai, dengan modus kalau nanti punya hajatan bisa saling undang.

Dua hati yang dulu saling menyinta, terpisahkan oleh situasi yang mereka ciptakan sendiri. Setelah puluhan tahun mereka berpisah, bertemu kembali dengan keadaan yang sudah berbeda. Masing - masing sudah punya pasangan yang disakralkan oleh ikatan perjanjian pernikahan.

Sekarang mak comblang yang pusing, akibat ulah Sahabat dan Sahabit. Mak comblang kena imbas akibat ulah mereka di dumay. Kebetulan Sahabit satu profesi dengan mak comblang. Apapun yang mereka chatingkan, mak comblang pasti tahu kecuali privasi mereka. Rasa cinta dan rindu kok gak ada selesai - selesainya, gila..

Seperti biasa, setiap kali usai chatingan mak comblang jadi korban kegilaan perasaan mereka. " Mak comblang, sinilah...baca nih chat dari Sahabat, " rasa rinduku tak berujung padamu, walau kita tak bersama tapi adek tetap nomor satu di hati abang " Hahaha...gombal bapak - bapak, kata mak comblang. " Sahabit tanya balek, jadi kalau lagi rindu apa yang Sahabat lakukan ? Balasannya " Ku ambil gitar dan bernyanyi lagu yang sendu dan hatiku pun senang " . Mak comblang cuma bisa geleng - geleng kepala lihat kelakuan mereka saat chatingan. Persis anak baru gede padahal sudah pada tuing.

Begitu menyiksanya rindu. Bisa membuat perasaan bingung, gelisah, sedih tapi juga bahagia. Sebenarnya obat yang paling ampuh dari penyakit rindu, yaa...ketemu. Tapi sayang, rasa rindu yang membuncah di dada harus dihapus dan dibuang jauh - jauh, karena rasa rindu mereka hadir tidak pada tempatnya. Bukan hanya jarak dan waktu sebagai musuh terbesar dari rasa rindu mereka, tapi Sahabit yang Sahabat rindukan kini sudah menjadi milik orang lain. Mak comblang tahu, Sahabit yang Sahabat rindu, dulu begitu berarti dalam hidup Sahabat. Mereka sama - sama cinta pertama. Mungkin itu sebab mereka begitu bahagia bisa berkomunikasi kembali. Mak comblang sarankan kepada Sahabat dan Sahabit, buka pikiran dan hati untuk mengikhlaskan semuanya. Ikhlas memang cukup sulit, tapi yakinlah, Sahabat dan Sahabit pasti bisa melewatinya. Jangan mau terbelenggu oleh dunia yang dibuat sendiri.

Rupanya cinta mereka masih bersisa di hati dan perasaan rindu masih tersimpan. Tapi mereka tak ingin mengorbankan keluarga, karena keegoisan. Mereka tetap pasangan yang setia buat pasangannya. Itu yang mak comblang salut dengan kegilaan perasaan Sahabat dan Sahabit. Mak comblang tempat curahan hati sempat bingung, persahabatan seperti apa yang mereka bangun kembali ini. Apakah ini yang namanya cinta sejati tak berjodoh ? Entahlah...

TTinggi, 05 Mei 2020